Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Jumat, 04 Oktober 2024

TEGAR MENGHADAPI KEMATIAN (5)

Pelipur Lara untuk Orang yang Ditinggal Mati Orang Tercintanya, untuk Orang yang Sedang Sakit Parah, dan untuk Orang yang Menghadapi Kematian

Judul Asli: الثبات عند الممات | Ats-Tsabāt 'Indal Mamāt

Karya: Al-Imam Abul Faraj Abdurrahman bin Ali ( Ibnul Jauzi ) rahimahullah,

KEUTAMAAN SABAR

Disebutkan dalam dua kitab shahih (bukhari dan muslim) sebuah hadits dari Abu Sa'id Al-Khudzri radhiyallahu'anhu, dari Nabi ﷺ bahwasanya beliau bersabda, 

وما أُعْطِيَ أحدٌ عطاءً هو خيرٌ وأوسَعُ مِنَ الصَّبرِ

"Dan tidaklah seorang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran".¹

Dari Mahmud bin Labid² bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّ اللهَ إذا أَحَبَّ قومًا ابتلاهم ، فمن صبر فله الصبرُ ، و من جزع فله الجزَعُ

"Sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum Allah akan menguji mereka; barangsiapa bersabar baginya pahala sabar, dan barangsiapa berkeluh kesah, maka baginya dosa keluh kesah

Dan hendaknya sabarnya itu pada saat goncangan pertama. Disebutkan dalam dua kitab shahih, dari Anas bin Malik bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّما الصَّبرُ عندَ الصَّدمةِ الأولى

"Kesabaran itu hanyalah pada saat goncangan pertama"⁴

Hendaknya ia mengharap pahala di sisi Allah atas apa yang diambil darinya serta yakin dengan pembalasan yang baik dari Allah. Yang demikian akan membuat sabar terasa ringan olehnya.

Di antara tanda kesabaran adalah menahan diri dari merobek baju dan menampar pipi, menahan lisan dari (ungkapan) protes dan keluh kesah, dan menahan diri dari segala sesuatu yang menampakkan (ketidak ridhaan) orang yang tertimpa musibah karena terpengaruh olehnya.

Hendaklah orang yang berakal mengerti bahwasannya musibah-musibah itu ibarat tamu-tamu, maka hendaklah dia menyiapkan jamuan kesabaran untuk menyambutnya.

Berkata orang-orang yang bijak, "Orang yang berakal di hari pertama mendapatkan musibah berbuat seperti yang diperbuat orang jahil setelah lima hari tertimpa musibah".

Berkata Ali radhiyallahu'anhu kepada Al-Asy'ats, "Sesungguhnya kamu jika bersabar dan mengharap pahala (kamu akan memperoleh kebaikan), namun jika tidak, maka sabarmu ibarat sabarnya binatang".⁵

Catatan:

1. HR. Bukhari 1469

2. Mahmud bin Labid bin Uqbah bin Rafi'; Abu Nu'aim Al-Anshari Al-Asyhali Al-Madani. Imam Adz-Dzahabi memasukkannya ke dalam jajaran Kibarut Tabi'in. Lahir di masa hidup Rasulullah. Memiliki beberapa hadits yang beliau riwayatkan secara mursal. Beliau meriwayatkan dari Umar, Utsman, Qatadah bin Nu'man, dan Rafi' bin Khudaij. 

Di antara orang-orang yang meriwayatkan hadits dari beliau antara lain: Bakir bin Asyaj, Muhammad bin Ibrahim At-Taimiy, Az-Zuhri, Ashim bin Umar bin Qatadah, dll. 

Adapun bapaknya adalah yang karena sebabnya turun ayat tentang rukhsah bagi yang tidak mampu berpuasa.

Imam Bukhari mengatakan, "Dia pernah bertemu Rasulullah". 

Beliau wafat pada tahun 97 H, ada yang mengatakan pada tahun 96 H. Lihat Siyar A'lamin Nubala, juz 3 hal. 486-487.

3. HR. Tirmidzi 2396 dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' 1706

4. HR. Bukhari 7154

5. Maksudnya apabila seorang bersabar dan mengharap pahala atas musibah yang menimpa maka dia akan mendapatkan pahala besar. Namun jika dia tidak bersabar maka keadaanya seperti binatang yang diikat atau burung dalam terkurung dalam sangkar. Mau tidak mau harus dihadapinya; tidak bisa menghindar. Begitulah keadaan orang yang ditimpa musibah. Mau tidak mau harus dia hadapi, hanya saja kalau dia bersabar maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak, maka hanya sakit yang didapat tanpa adanya pahala.

#TERJEMAH KITAB

https://t.me/RaudhatulAnwar1