Pelipur Lara untuk Orang yang Ditinggal Mati Orang Tercintanya, untuk Orang yang Sedang Sakit Parah, dan untuk Orang yang Menghadapi Kematian
Judul Asli: الثبات عند الممات | Ats-Tsabāt 'Indal Mamāt
Karya: Al-Imam Abul Faraj Abdurrahman bin Ali ( Ibnul Jauzi ) rahimahullah,
TIDAK SEPATUTNYA MENGADU KEPADA MAKHLUK
Para salaf terdahulu tidak menyukai mengadukan keadaan kepada makhluk. Memang, mengadukan keadaan kepada makhluk padanya terdapat kelegaan, namun itu menunjukkan kelemahan dan kerendahan. Sedangkan bersabar darinya itu menunjukkan kekuatan dan kemuliaan.
Juga, mengadukan keadaan kepada makhluk berarti menyebarkan rahasia Allah yang itu bisa menimbulkan celaan dari musuh, dan belas kasihan dari teman.
لا تشكون إلى صديق حالة ... فاتتك فى السراء و الضراء
فلرحمة المتوجعين مضاضة ... فى القلب مثل شماتة الأعداء
"Janganlah kamu mengadukan kepada teman keadaan yang telah berlalu padamu; baik tentang senang maupun susah. Sungguh, belas kasihan orang-orang yang iba itu terasa pedih di hati, seperti celaan dari musuh".
Para salaf terdahulu juga tidak menyukai merintih. Karena hal itu termasuk dari mengadu.
Selama mampu bersabar, maka hendaknya dia terus bersabar. Namun, jika rasa sakit mengalahkannya, maka dia diberi udzur padanya.
Ahmad bin Hanbal berkata kepada putranya, "Bacakan kepadaku hadits Thawus bahwa beliau tidak menyukai merintih saat sakit". Maka putranya pun membacakannya kepadanya. Beliau pun tidak merintih sampai meninggal dunia.¹
Banyak dari kalangan salaf terdahulu menjadikan tempat merintih menjadi tempar berdzikir kepada Allah, istighfar, dan beribadah.
Berkata Ibnu Abi Hazim; "Bahwasannya Shafwan bin Sulaim ketika di saat-saat menjelang wafatnya, saudaranya menjenguknya. Shafwan pun berbolak-balik (di atas pembaringan).
Mereka bertanya, "Apakah dia ingin sesuatu?" Shafwan menimpali, "Iya". Lalu putrinya Shafwan berkata, "Dia tidak ada keinginan melainkan dia ingin agar kalian bangkit darinya sehingga dia bisa untuk berdiri mengerjakan shalat. Itu saja keinginannya. Merekapun bangkit, lalu ia berdiri mengerjakan shalat.
Kemudian putrinya Shafwan berteriak. Merekapun masuk, ternyata Shafwan sudah meninggal dunia".
Catatan:
1. Manaqib Imam Ahmad ( 407 ), Shifatus Shafwah ( 2/357 )
https://t.me/RaudhatulAnwar1