Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti
✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah
TINGKATAN KHUSYUK
Khusyuk itu betingkat-tingkat dalam hati sesuai tingkatan pengenalannya terhadap Dzat yang dia Khusyuk kepada-Nya, dan sesuai tingkatan kesaksian hati terhadap sifat-sifat Allah yang membuahkan khusyuk.
Maka ada yang khusyuk karena mengetahui dengan persis akan dekatnya Allah dengan hamba-Nya dan mengetahui apa yang dirahasiakan dan disembunyikan hamba, yang itu membuahkan rasa malu kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya dalam setiap gerak dan diamnya.
Ada yang khusyuk karena mengetahui akan kesempurnaan dan keindahan Allah yang membuatnya tenggelam dalam cinta kepada Allah dan rindu ingin bertemu dan melihat-Nya.
Ada yang khusyuk karena mengetahui akan dahsyatnya siksa, murka, dan hukuman Allah yang membuahkan rasa takut kepada-Nya.
Dan Allah-lah yang akan menguatkan orang-orang yang telah patah hatinya karena takut terhadap keagungan-Nya.
Dialah Allah yang mendekat kepada siapa yang bermunajat kepada-Nya di dalam shalat, dan meletakkan wajahnya di debu dalam sujud, sebagaimana Dia mendekat kepada orang-orang yang berdoa kepada-Nya, memohon, dan meminta ampunan dari dosa-dosanya pada waktu sahur, Dia mengabulkan doa mereka, dan memberi mereka apa yang dipintakan.
Tiada perkara yang lebih besar untuk menguatkan patahnya hati daripada kedekatan dengan Allah, dan pengkabulan (pintanya).
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dalam kitab Az-Zuhd dari Imran Al-Qashir berkata,
"Musa 'alaihissalam berkata, "Wahai Rabbku, di manakah aku mencari-Mu?"
Allah menjawab, "Carilah Aku pada orang-orang yang patah hatinya karena-Ku. Sesungguhnya Aku mendekat kepadanya sejarak satu hasta setiap hari. Kalaulah bukan karena hal itu, tentulah mereka akan binasa".
Ibrahim bin Al-Junaid meriwayatkan dalam kitabnya Al-Mahabbah dari Ja'far bin Sulaiman, berkata, "Aku mendengar Malik bin Dinar berkata,
"Musa 'alaihissalam berkata, "Tuhanku, di manakah aku mencari-Mu?"
Lalu Allah mewahyukan kepadanya, "Hai Musa! Carilah Aku pada orang-orang yang patah hatinya karena-Ku. Sesungguhnya Aku mendekat kepadanya sejarak satu hasta setiap hari. Kalaulah bukan karena hal itu, tentulah mereka akan binasa".
Ja'far berkata, "Aku bertanya kepada Malik bin Dinar, "Bagaimana maksudnya orang-orang yang patah hatinya?"
Malik bin Dinar menjawab, "Aku menanyakan hal itu kepada orang yang membacakannya kepadaku, ia menjawab, aku bertanya kepada Abdullah bin Salam karena apa orang-orang patah hatinya? Ia menjawab, "Yaitu orang-orang yang patah hatinya karena cintanya kepada Allah".
#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1