Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Kamis, 09 Oktober 2025

Hak-Hak Anak Yang Wajib Ditunaikan Oleh Ayah Dan Ibu



Link pdf:
https://drive.google.com/file/d/1ykvkiLWkICwog9UDLX2QqwVwj10lJ9i3/view?usp=drivesdk

Jumat, 19 September 2025

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (22)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti


HUBUNGAN ANTARA DOA DAN PERENDAHAN DIRI DI HADAPAN ALLAH

Dan termasuk jenis ibadah yang tampak padanya perendahan diri dan ketundukan kepada Allah adalah doa. Allah ta'ala berfirman,

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗ

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut." Qs. Al-A'raf: 55

Allah ta'ala juga berfirman,

اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." Qs. Al-Anbiya: 90

Dan termasuk (jenis ibadah) yang tampak padanya perendahan diri adalah mengangkat kedua tangan (ketika berdoa). 

Telah shahih dari Nabi ﷺ kalau beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdoa pada berbagai keadaan. Terpentingnya ialah ketika shalat istisqa; beliau mengangkat kedua tangannya (begitu tinggi) hingga terlihat putihnya ketiak beliau.

Begitu juga beliau antusias mengangkat kedua tangan ketika (berdoa) pada siang hari arafah di Arafah. Imam Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma berkata, 

رأيت رسول الله ﷺ يدعو بعرفة و يداه إلى صدره كاستطعام المسكين

"Aku melihat Rasulullah ﷺ berdoa di Arafah dalam keadaan kedua tangannya ada di dadanya seperti orang miskin yang meminta makanan" (Hadits Dha'if)

Sebagian orang-orang yang takut kepada Allah dahulu mereka duduk di malam hari dengan diam, menundukkan kepalanya, dan mengangkat kedua tangannya seperti pengemis. Ini merupakan sifat paling tinggi dalam merendahkan diri di hadapan Allah, dan menampakkan rasa butuh kepada-Nya.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (21)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Isham bin Yusuf rahimahullah melewati Hatim Al-Asham yang saat itu sedang berceramah di dalam majelisnya. 

Isham berkata, "Wahai Hatim, apakah kamu sudah bagus dalam shalatmu?"

"Iya", jawab Hatim. 

Isham bertanya lagi, "Bagaimanakah ketika kamu melaksanakan shalat?"

Hatim menjawab, "Aku melaksanakannya karena perintah Allah, berjalan menujunya karena khasyyah, aku memulainya dengan niat, takbir dengan pengagungan, membaca (suratan) dengan tartil serta merenunginya, ruku' dengan khusyuk, sujud dengan merendahkan diri, duduk tasyahhud dengan sempurna, salam dengan niat, aku menutupnya dengan ikhlas karena Allah, kemudian aku kembali kepada diriku dengan perasaan khawatir bila tidak diterima shalatku lalu aku berupaya menjaga kesungguhanku sampai ajal tiba".

Isham berkata, "Silakan lanjutkan ceramahmu, sebab kamu telah bagus dalam shalatmu".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (20)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

KESEMPURNAAN KHUSYUK DI DALAM RUKU' DAN SUJUD

Termasuk kesempurnaan khusyuknya hamba kepada Allah, dan perendahan hatinya ketika ia sedang ruku' dan sujud ialah ketika ia merendahkan dirinya di hadapan Allah pada keadaan demikian dengan menyadari penuh sifat kemuliaan Allah, kebesaran-Nya, keagungan-Nya, dan ketinggian-Nya.

Seolah-olah ia sedang mengucapkan, "Rendah lagi tawadhu adalah sifatku, sedangkan tinggi, agung, lagi besar adalah sifat-Mu (ya Allah)".

Karena ini disyariatkan bagi hamba ketika ia ruku' untuk membaca,

سُبحَانَ رَبِّيَ العَظِيمُ

"Maha suci Rabbku, Yang Mahaagung", 

Dan ketika sujud untuk membaca,

سُبحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى

"Maha suci Rabbku, Yang Mahatinggi".

Dan Nabi ﷺ terkadang ketika sedang sujud membaca,

 سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَ اْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

"Mahasuci (Allah); Dzat yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan keagungan".

Dan diriwayatkan bahwasannya beliau ﷺ pada suatu malam membaca di dalam sujudnya,

أَقُولُ كَمَا قَالَ أَخِي دَاوُد عليه السلام؛ أُعَفِّرُ وجْهِي في التُّرَابِ لسَيِّدِي وحُقَّ لِسَيِّدِي أن تُعَفَّرَ الوُجُوهُ لَهُ

"Aku mengucapkan seperti yang diucapkan saudaraku, Dawud Alaihissalam; aku benamkan wajahku dalam debu (bersujud) untuk Tuhanku. Dan memanglah berhak bagi tuhan-Ku agar wajah-wajah itu dibenamkan untuk-Nya". (Hadits Dha'if).

Berkata Al-Hasan (Al-Bashriy) rahimahullah, "Apabila kamu berdiri shalat maka berdirilah dengan ketundukan sebagaimana yang Allah perintahkan. Hindarilah olehmu sikap lalai dan menoleh. Hati-hatilah bilamana Allah sedang melihatmu namun kamu malahan melihat kepada selain-Nya. Kamu memohon kepada Allah surga, dan berlindung kepadanya dari neraka, namun hatimu lalai; tidak mengetahui apa yang diucapkan oleh lisanmu?!" Diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr Al-Maruzi rahimahullah.

Dan diriwayatkan dengan sanadnya dari Utsman bin Abi Dahrasy, beliau berkata, "Telah sampai berita kepadaku bahwasannya Rasulullah ﷺ suatu ketika mengerjakan salah satu shalat jahr (shalat yang mengeraskan bacaan padanya). Ketika telah selesai, beliau bertanya, "Apakah aku melewatkan sesuatu dari surat yang tadi kubaca?" 

Para shahabat menjawab, "Tidak tahu". Namun Ubay bin Ka'ab radhiyallahu'anhu berkata, "Iya. Yaitu ayat yang demikian..".

Maka Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا بَالُ أَقْوَامٍ يُتْلَى عَلَيْهِمْ كِتَابُ اللَّهِ فَلَا يَدْرُونَ مَا يُتْلَى مِنْهُ مِمَّا تُرِكَ؟ هَكَذَا خَرَجَتْ عَظَمَةُ اللَّهِ مِنْ قُلُوبِ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَشَهِدَتْ أَبْدَانُهُمْ وَغَابَتْ قُلُوبُهُمْ، وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْ عَبْدٍ عَمَلًا حَتَّى يَشْهَدَ بِقَلْبِهِ مَعَ بَدَنِهِ

"Ada apa dengan suatu kaum?! Dibacakan kepada mereka kitabullah namun mereka tidak mengetahui jikalau yang dibaca itu ada yang terlewatkan. Beginilah yang menjadi sebab sikap pengagungan kepada Allah hilang dari hati-hari bani israil. Badan mereka hadir, namun hatinya ghaib. Allah tidaklah menerima dari hamba amalannya sampai hatinya hadir bersama badannya". (Hadits Dha'if).

Dan atsar/riwayat yang semakna dengan ini banyak sekali.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (19)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

HUBUNGAN ANTARA SUJUD DENGAN KHUSYUK

Termasuk perkara yang tampak padanya khusyuk adalah sujud. Itu merupakan perkara paling besar yang tampak padanya perendahan diri hamba di hadapan Rabbnya.

Dikarenakan ia menjadikan anggota tubuh yang paling mulia dan paling tinggi, yang sejatinya ia mampu meletakkannya tetap pada posisi tinggi, namun ia meletakkannya di tanah yang berdebu, lalu diikuti dengan sikap ketundukan hati, tawadhu, dan khusyuk kepada Allah.

Karena ini, balasan seorang mukmin apabila melakukan hal tersebut, niscaya Allah akan mendekatkan ia kepada-Nya. Maka sungguh keadaan terdekatnya hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sujud. 

Sebagaimana hal itu shahih dari Nabi ﷺ. Allah juga berfirman,

وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

"Dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)". Qs. Al-'Alaq: 19.

Sujud juga termasuk perkara yang kaum musyrikin dan orang-orang yang sombong dari mengibadahi Allah mereka sangat antipati melakukannya. Sebagian mereka mengatakan, "Aku tidak menyukai sujud, karena dengan itu bagian pantatku lebih tinggi daripada diriku". Sebagian mereka ada yang mengambil segenggam tanah lalu mengangkatnya ke dahinya, ia mencukupkan sujud dengan seperti itu.

Iblis itu diusir oleh Allah hanyalah ketika ia sombong untuk sujud kepada orang yang Allah perintahkan kepada iblis untuk sujud penghormatan kepadanya.

Karena ini ia menangis bilamana ada seorang mukmin yang sujud. Ia berkata, "Anak Adam (manusia) diperintahkan untuk sujud dan ia mau melakukannya maka ia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk sujud namun aku menolak, maka aku pun dimasukkan neraka".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (18)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

HUBUNGAN ANTARA RUKU' DENGAN KHUSYUK

Termasuk perkara yang tampak padanya khusyuk adalah ruku'. Itu secara lahiriah bentuk merendah diri. Karenanya, bangsa Arab dahulu enggan untuk melakukannya, sampai-sampai sebagian mereka membaiat Nabi ﷺ agar tidak bersungkur kecuali dengan berdiri. Maksudnya, (hanya mau) sujud tanpa melakukan ruku'.

Demikian penafsiran dari Imam Ahmad dan para ulama yang kompeten pada firman Allah ta'ala,

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah," mereka tidak mau rukuk". Qs. Al-Mursalat: 48

Sempurnanya ketundukan di dalam ruku' ialah bila hati tunduk kepada Allah dan merendah untuk-Nya. Karena ini, dahulu Nabi ﷺ ketika ruku' membaca,

خشع لك سمعي و بصري و مخي و عظمي و استقلت به قدمي

"Khusyuk kepada-Mu pendengaranku, penglihatanku, pikiranku, tulangku, dan apa saja yang ditopang oleh kedua kakiku". 

Mengisyaratkan bahwa ketundukan beliau ketika ruku' itu terwujud pada seluruh anggota tubuhnya. Dan paling besarnya adalah hati yang itu merupakan rajanya seluruh anggota tubuh. Apabila ia khusyuk, maka seluruh anggota tubuh akan khusyuk mengikutinya.

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (17)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

LARANGAN DARI MENOLEH KETIKA SHALAT

Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai meriwayatkan hadits dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda,

لا يَزَالُ الله مُقْبِلًا على العَبْدِ فى صَلَاتِه ما لم يَلْتَفِتْ، فإذا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عنه

"Allah akan senantiasa menghadap kepada hamba ketika dia shalat selama ia tidak menoleh. Apabila hamba menoleh, maka Allah berpaling darinya".

Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Al-Harits Al-Asy'ariy radhiyallahu'anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,

إنَّ اللَّهَ أمرَ يحيى بنَ زَكَريَّا بخمسِ كلماتٍ أن يعملَ بِهنَّ، - و ذكر منها - و أمركم بالصَّلاة، فإنَّ اللهَ يَنصُبُ وجهَه لوجهِ عبدِه في صلاتِه ما لم يَلتفِتْ، فإذا صَلَّيتُم فلا تَلتَفِتوا.

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Yahya bin Zakaria 'alaihimassalam dengan lima kalimat supaya ia mengerjakannya" beliau menyebut di antaranya, "Dan Allah memerintahkan kalian untuk shalat. Dan sesungguhnya Allah akan menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama ia tidak menoleh. Maka apabila kalian shalat, janganlah menoleh".

Dan ada beberapa hadits yang semakna dengan hadits ini.

Berkata Atha rahimahullah, "Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, 

إذَا صَلَّى أَحَدُكُم فلا يَلْتَفِتْ فإنه يُنَاجِي رَبَّه، إنَّ رَبَّه أَمَامَه فَإِنَّه يُنَاجِيهِ فلا يَلْتَفِتَْفِتْ

"Apabila salah satu kalian shalat maka janganlah menoleh, sebab ia sedang bermunajat dengan Rabbnya. Sungguh, Rabbnya itu ada di depannya, dan ia sedang bermunajat dengan-Nya, maka janganlah menoleh".

Berkata Atha rahimahullah, "Telah sampai kepadaku bahwasannya Allah azza wa jalla berfirman, 


 يا ابْنَ آدَمَ إِلَى مَنْ تَلْتَفِت ؟ أَنَا خَير لك مِمَّنْ تَلْتَفِت إليه 

"Wahai anak Adam, kepada siapa kamu menoleh? Padahal, Aku lebih baik bagimu daripada siapa yang kamu menoleh kepadanya itu". Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar secara marfu', namun yang secara mauquf itu lebih shahih.

Berkata Abu Imran Al-Juwani rahimahullah

أَوْحَى الله عز و جل إلى مُوسَى عليه السلام إذا وَقَعتَ بين يَدَيَّ فَقُمْ مَقَامَ العَبْدِ الحَقِيرِ الذَّلِيل و ذُمَّ نَفْسَكَ فَهِيَ أَولى بالذَّمِّ، و نَاجِنِي بِقَلبٍ وَجِلٍ و لِسَانٍ صَادِقٍِقٍ

"Allah azza wa jalla mewahyukan kepada Musa alaihissalam, "Apabila kamu berdiri di hadapan-Ku, maka berdirilah selayaknya hamba yang merendah lagi menghinakan diri. Cela-lah dirimu sendiri, sebab ia memang pantas mendapat celaan. Lalu bermunajatlah kepada-Ku dengan hati yang takut dan lisan yang jujur".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (16)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti



Ibnu Majah meriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu'anha beliau berkata, 

Manusia di masa hidup nabi ﷺ apabila salah satu dari mereka berdiri shalat, pandangan matanya tidak melewati letak kedua kaki. 

Kemudian Rasulullah ﷺ wafat, dan manusia saat itu apabila salah satu dari mereka berdiri shalat, pandangan matanya tidak melewati letak pinggang.

Lalu wafatlah Umar, dan manusia saat itu apabila salah satu dari mereka berdiri shalat, pandangan matanya tidak melewati arah kiblat.

Lalu wafatlah Utsman, dan saat itulah terjadi fitnah. Manusia pun menoleh ke kanan dan ke kiri (ketika shalat).

Disebutkan di dalam Shahih Bukhari dari Aisyah radhiyallahu'anha, beliau bertanya kepada Nabi ﷺ tentang menoleh ketika shalat? Beliau menjawab, 

هُوَ اخْتِلَاسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلَاةِ الْعَبْدِ. 

"Itu adalah curian, yang syaithan mencurinya dari shalatnya hamba".

#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (15)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

MENOLEH DI DALAM SHALAT MENAFIKAN KEKHUSYUKAN

Dan termasuk dari perkara yang terlihat padanya khusyuk ketika shalat adalah tidak menoleh kepada selain tempat sujud.

Dan itu ada dua macam;

Pertama: tidak menoleh hatinya kepada sesuatu yang itu tidak diperbolehkan di dalam shalat, dan kemudian menfokuskan hatinya kepada Allah Azza Wa Jalla.

Disebutkan di dalam Shahih Muslim dari Amr bin Anbasah radhiyallahu'anhu dari Nabi ﷺ bahwasannya beliau bersabda tentang keutamaan dan pahala berwudhu,

فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ 

"Dan bila ia berdiri dan shalat lalu memuji Allah serta menyanjung-Nya dan juga memuji-Nya dengan sesuatu yang memang Dialah yang berhak atasnya lalu mengkhusyukkan hatinya semata-semata hanya untuk Allah, maka niscaya akan pergi darinya dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya."

Kedua: tidak menoleh pandangan matanya ke kanan dan ke kiri, dan hanya mengarah ke tempat sujud.

Ini termasuk dari pengaruh khusyuknya hati, dan tidak menolehnya. Karenanya ketika sebagian salaf melihat seseorang yang shalat dan melakukan gerakan sia-sia di dalam shalatnya, ia berkata, "Seandainya hati orang ini khusyuk tentu anggota badannya akan ikut khusyuk". Dan telah lewat penyebutannya.

Ath-Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, "Dahulu Nabi ﷺ menoleh ke kanan dan ke kiri ketika shalat, kemudian Allah menurunkan firman-Nya, 

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۝١ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya". Qs. Al-Mukminun: 1-2.

Maka Rasulullah ﷺ pun khusyuk dan tidak menoleh ke kanan dan ke kiri. Atsar ini juga diriwayatkan oleh selain Ath-Thabrani dari Ibnu Sirin secara mursal, dan ini yang lebih shahih.

#TERJEMAH 
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (14)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

GERAKAN SHALAT YANG MENAMPAKKAN KEKHUSYUKAN

Termasuk perkara yang nampak padanya khusyuk, dan merendahkan diri dari gerakan-gerakan shalat ialah meletakkan salah satu tangan di atas tangan yang lain ketika sedang berdiri.

Diriwayatkan dari Imam Ahmad rahimahullah bahwasannya beliau pernah ditanya akan maksud dari bersedekap, beliau menjawab, "Itu sebagai bentuk merendahkan diri di hadapan Allah".

Ali bin Muhammad Al-Mishriy Al-Wa'izh rahimahullah berkomentar, "Aku belum pernah mendengar ilmu yang lebih bagus daripada pernyataan (Imam Ahmad) ini.

Diriwayatkan dari Bisyr Al-Hafiy rahimahullah, beliau berkata, "Sejak empat puluh tahun ini aku sangat ingin meletakkan tanganku di atas tangan yang lain di dalam shalat. Tiada yang menghalangiku melakukan itu melainkan karena dengan itu aku menampakkan kekhusyukan yang tidak muncul kekhusyukan semisalnya dalam hatiku".

Muhammad bin Nashr meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, beliau berkata, "Manusia dikumpulkan di padang mahsyar pada hari kiamat nanti sesuai dengan apa yang dilakukan di dalam shalat".

Sebagian perawi hadits tersebut menafsirkan bahwa yang dimaksud adalah tangan kanan menggenggam tangan kiri dan menundukkan kepala.

Beliau juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Shalih As-Saman beliau berkata, "Manusia dibangkitkan pada hari kiamat seperti ini". Lalu beliau meletakkan salah satu tangannya di atas tangan yang lain.

Memperhatikan makna tentang meletakkan satu tangan di atas yang lain di dalam shalat tentunya mengharuskan orang yang sedang shalat supaya merenungkan keadaan dirinya saat berdiri di hadapan Allah untuk penghisaban.

Dzun Nun ketika menerangkan sifat para ahli ibadah berkata, "Kalau aku melihat salah satu mereka ketika ia berdiri untuk shalat dan berdiri di tempat shalatnya kemudian mulai membaca surat Al-Fatihah, terbetik dalam hatinya perasaan bahwa keadaan berdirinya itu seperti keadaan berdirinya manusia di hadapan Rabb semesta alam pada (hari kiamat), sehingga menjadi khusyuk hatinya dan fokus pikirannya". Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim rahimahullah.

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (13)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti


PENJELASAN MAKNA KHUSYUK DI DALAM SHALAT

Allah ta'ala telah mensyariatkan kepada para hamba-Nya berbagai macam ibadah yang menjadi tampak padanya khusyuknya badan yang lahir dari khusyuknya hati. 

Shalat merupakan termasuk ibadah yang memunculkan khusyuk padanya. Allah ta'ala juga memuji orang-orang yang khusyuk di dalam shalatnya. Allah berfirman,

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۝١ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya". Qs. Al-Mukminun: 1-2.

Dan telah lewat penyebutan ucapan para salaf terkait khusyuk di dalam shalat.

Berkata Ibnu Lahi'ah, dari Atha bin Yassar rahimahullah, dari Sa'id bin Jubair (berkata, "Firman-Nya) 

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya", yaitu mereka adalah orang-orang yang menunduk sehingga tidak tahu siapa yang di samping kanannya, dan siapa yang di samping kirinya, dan tidak menoleh karena khusyuk kepada Allah Azza Wa Jalla".

Berkata Ibnul Mubarok, dari Abu Ja'far, dari Laits, dari Mujahid, "(Firman-Nya),

وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

"Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk." Qs. Al-Baqarah: 238, Mujahid menerangkan, "Al-Qunut adalah tenang, khusyuk, menundukkan pandangan, dan merendahkan sayap karena rahmat Allah".

Mujahid melanjutkan, "Para ulama dahulu apabila salah satu mereka melaksanakan shalat, mereka merasa takut kepada Allah ketika pandangannya melenceng, menoleh, bermain kerikil, melakukan perbuatan sia-sia, atau memikirkan dalam hatinya tentang perkara dunia selagi masih shalat, kecuali ketika dia lupa".

Berkata Mashur, dari Mujahid tentang firman-Nya,

سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗ

"Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud". Qs. Al-Fath: 29. Mujahid berkata, "Yaitu  khusyuk di dalam shalat".

Disebutkan dalam Shahih Muslim dari Utsman radhiyallahu'anhu dari Nabi ﷺ bersabda,

ما مِنَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاةٌ مَكْتُوبَةٌ فيُحْسِنُ وُضُوءَها وخُشُوعَها ورُكُوعَها، إلَّا كانَتْ كَفَّارَةً لِما قَبْلَها مِنَ الذُّنُوبِ ما لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وذلكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ.

"Tidaklah ada seorang muslim ketika tiba waktunya shalat wajib lalu ia memperbagus wudhunya, khusyuknya, dan ruku'nya melainkan itu menjadi penghapus dosa-dosa sebelumnya selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan itu setiap masa semuanya".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (12)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

BERLINDUNG DARI HATI YANG TIDAK KHUSYUK DAN PENJELASAN SIFAT HAMBA AR RAHMAN


Sungguh Nabi ﷺ berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyuk, sebagaimana disebutkan di dalam Shahih Muslim dari Zaid bin Arqam, bahwasannya Nabi ﷺ dahulu berdoa,

اللَّهمَّ إنِّي أعوذُ بِكَ منَ الأربعِ ، مِن عِلمٍ لا ينفَعُ ، ومِن قَلبٍ لا يخشَعُ ، ومِن نَفسٍ لا تَشبعُ ، ومِن دُعوة لا يستحاب له

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan". Diriwiyatkan juga hadits semisal, dari Nabi ﷺ dengan beragam bentuk rangkaian.

Diriwayatkan dari Ka'ab Al-Ahbar, beliau berkata, "Tertulis di dalam Injil; 

يا عيسى، قلب لا يخشى علمه لا ينفع و صوته لا يسمع و دعاؤه لا يرفع

"Wahai Isa, hati yang tidak takut kepada Allah itu ilmunya tiada bermanfaat, suaranya tiada didengar, dan doanya tiada terangkat".

Berkata Asad bin Musa di dalam kitab Al-Wara', "Telah menyampaikan kepadaku Mubarak bin Fadhalah, adalah Al-Hasan Al-Bashri beliau berkata,

"Sesungguhnya kaum mukminin (para Shahabat) ketika sampai kepada mereka dakwah ini dari Allah mereka membenarkannya, dan yakin (kemantapan) masuk ke dalam hati-hati mereka. Hati mereka pun khusyuk kepada Allah, begitu juga badan dan pandangan mata mereka.

Ketika aku melihat mereka, demi Allah! Aku melihat suatu kaum yang seakan-akan mereka telah melihat dengan mata kepala sendiri (kebenaran berita yang dibawa oleh Rasul ﷺ) 

Demi Allah! Mereka bukanlah orang-orang yang suka debat maupun kebatilan. Tiadalah mereka tenang melainkan dengan kitabullah (Al-Qur'an).

Mereka tidak menampakkan sesuatu yang tidak ada pada hati mereka. Namun, datang kepada mereka perintah dari Allah mereka membenarkannya. Allah menyifati mereka di dalam Al-Qur'an dengan sebaik-baik sifat. 

Allah berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." Qs. Al-Furqan: 63.

Mereka orang-orang tabah lagi sabar dan tidak suka berbuat jahil. Apabila mereka dijahili mereka sabar menghadapinya. Pada siang hari mereka bergaul bersama para hamba Allah sesuai dengan mendapatkan apa yang mereka dengar.

Kemudian Allah menyebut perbuatan mereka di malam hari dengan sebaik-baiknya. Allah berfirman,

وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا

"Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." Qs. Al-Furqan: 64.

Mereka menegakkan kaki-kaki mereka untuk menghadap Allah, dan meletakkan wajah-wajah mereka untuk sujud kepada Tuhannya, berlinang air mata mengalir di pipi-pipi mereka karena takut kepada Tuhannya.

Berkata Al-Hasan rahimahullah, "Untuk suatu perkara besar, mereka bergadang pada waktu malam, dan khusyuk pada waktu siang. Allah berfirman,

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ

"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal". Qs. Al-Furqan: 65.

Al-Hasan berkata, "Segala sesuatu yang menimpa anak Adam kemudian hilang, itu bukanlah gharām (kekal). Namun kekal itu ialah sesuatu yang terus menimpanya selama langit dan bumi masih ada".

Al-Hasan melanjutkan, "Benarlah kaum itu, demi Allah Yang tiada sesembahan yang haq melainkan Dia! Mereka beramal, sedang kalian berangan-angan. Karenanya, tinggalkanlah angan-angan kosong ini, semoga Allah merahmati kalian. Sesungguhnya Allah tidaklah memberi kepada hamba karena angan-angan kosongnya kebaikan dunia dan akhirat".

Dan Al-Hasan berkata, "Aduhai, ini adalah mau'izhah (yang baik) sekiranya mencocoki hati yang masih hidup".

#Fawaid_Ibnu_Rajab
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (11)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

PENGARUH AL-QUR'AN TERHADAP HAMBA-HAMBA YANG SHALIH

Sungguh banyak dari kalangan  orang-orang shalih ketika mendengar ayat ini (Qs. Al-Hadid: 16) dibacakan, mereka terpengaruh oleh ayat ini dengan beragam bentuk. Di antara mereka ada sampai meninggal dunia saat itu juga karena terpecah hatinya, dan di antara mereka ada yang bertaubat dan keluar dari dosa yang ia berada di atasnya.

Dan aku telah menyebutkan kisah-kisah mereka di dalam kitab Al-Istighna bil Qur'an.

Dan Allah ta'ala berfirman,

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ

"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah." Qs. Al-Hasyr: 21

Berkata Abu Imran Al-Jauwni, "Allah telah memaparkan kepada kita yang seandainya hal itu dipaparkan kepada gunung niscaya akan meluluh lantakkannya". 

Malik bin Dinar pernah membaca ayat ini kemudian beliau berkata, "Aku bersumpah kepada kalian, bahwa tidaklah ada seorang hamba yang mengimani Al-Qur'an melainkan akan terpecah hatinya (ketika mendengar ayat ini)".

Diriwayatkan dari Al-Hasan rahimahullah berkata, "Wahai anak Adam! Apabila syaithan menggodamu atau membisiki jiwamu untuk berbuat dosa maka ingat-ingatlah apa yang Allah bebankan kepadamu di dalam kitab-Nya yang bila itu dibebankan kepada gunung-gunung yang tinggi menjulang niscaya akan tunduk dan terpecah belah. Tidakkah kamu mendengar firman-Nya,

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ

"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah." Qs. Al-Hasyr: 21

Sungguh, dibuatkan permisalan ini untukmu agar kamu merenungkannya dan mengambil ibrah dengannya, supaya kamu menahan diri dari bermaksiat kepada Allah.

Kamu wahai anak Adam! Lebih pantas untuk khusyuk mengingat Allah dan apa yang dibebankan kepadamu, serta hikmah-hikmah yang telah diberikan kepadamu, karena kamu akan dihisab, kemudian bagimu surga atau neraka.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (10)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti


KHASYYAH MERUPAKAN SIFAT ULAMA

Oleh karena ini, Allah menyifati ulama di dalam kitab-Nya dengan khasyyah (rasa takut yang dibangun di atas ilmu). Sebagaimana Allah berfirman,

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ 

"Sungguh, yang takut kepada Allah dari para hamba-Nya adalah ulama". Qs. Fathir: 28.

Allah juga berfirman,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ 

"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah; "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Qs. Az-Zumar: 9

Dan Allah menyifati ulama ahlul kitab sebelum kita dengan khusyuk. Sebagaimana Allah berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهٖٓ اِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ سُجَّدًاۙ ۝ وَّيَقُوْلُوْنَ سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُوْلًا ۝ وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا ۩

"Sesungguhnya orang yang telah diberi ilmu sebelumnya, apabila (kitab Allah) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud, dan mereka berkata, "Mahasuci Tuhan kami; sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi." Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk". Qs. Al-Israa: 107-109

Firman-Nya dalam menyifati orang-orang yang diberi ilmu mereka menyungkurkan wajah, menangis dan bertambah khusyuk adalah sifat bagi siapa yang saat mendengarkan kitab Allah (dibacakan) tumbuh kekhusyukan dalam hati.

Dan Allah berfirman,

فَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۝ اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ

"Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lunak (tenang) kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah." Qs. Az-Zumar: 22-23

Dan lunaknya hati itu dengan hilang kerasnya hati karena tumbuhnya kekhusyukan dan kelembutan padanya. 

Allah mencela siapa yang tidak khusyuk hatinya kala mendengarkan atau merenungi kitab Allah. Allah Ta'ala berfirman,

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ

"Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras". Qs. Al-Hadid: 16

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata, "Jarak antara keislaman kami dengan teguran kepada kami dengan ayat ini adalah empat tahun". HR. Muslim (no. 3027). Imam Nasai juga meriwayatkan atsar ini dengan adanya tambahan, "Maka kaum mukminin (saat itu) saling menegur sebagian mereka kepada sebagian yang lain". 

Ibnu Majah juga meriwayatkan atsar serupa dari Az-Zubair bin Awwam radhiyallahu'anhu berkata, "Jarak antara keislaman mereka dengan turunnya ayat ini yang Allah menegur mereka dengannya adalah empat tahun".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (9)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

ILMU DI LISAN DAN ILMU DI HATI

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah

"Ilmu itu ada dua. Ilmu di lisan, dan ilmu di hati. Ilmu di hati itulah ilmu yang bermanfaat. Sedangkan ilmu yang sebatas di lisan merupakan hujjah Allah atas anak Adam".

Atsar ini diriwayatkan secara mursal dari Al-Hasan dari Nabi ﷺ. Dan diriwayatkan secara marfu' dari beliau dari Jabir radhiyallahu'anhu, juga dari beliau dari Anas radhiyallahu'anhu secara marfu', namun sanad yang bersambung (sampai kepada Nabi ﷺ) tidaklah shahih.

Nabi ﷺ memberitakan bahwa ilmu yang dimiliki oleh Ahul kitab sebelum kita itu ada di tangan-tangan mereka, namun mereka tiada dapat mengambil manfaat sedikitpun darinya ketika mereka kehilangan tujuan daripada ilmu itu, yaitu masuknya ilmu ke dalam hati yang membuat mereka dapat merasakan manisnya iman dan manfaatnya, dengan diperolehnya rasa khasyyah, dan inabah dalam hati mereka. 

Namun, ilmu itu hanya sebatas di lisan mereka sehingga menjadi tegak hujjah atas mereka.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (8)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

ILMU YANG BERMANFAAT

Ilmu yang bermanfaat ialah yang merasuk dalam hati sehingga membuahkan sakinah, rasa khasy-yah, merendah diri kepada Allah, rendah hati, dan ketundukan. 

Bila ilmu tidak merasuk dalam hati, melainkan sebatas di lisan saja, maka itu menjadi hujjah Allah atas anak Adam yang ditegakkan atas pemiliknya dan selainnya.

Seperti dikatakan oleh Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, "Sesungguhnya ada beberapa orang yang membaca Al-Qur'an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Padahal, bila itu merasuk dalam hati lalu menetap kokoh padanya niscaya akan bermanfaat bagi pemiliknya.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (7)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

KHUSYUK ADALAH YANG PERTAMA KALI DIANGKAT DARI MANUSIA

Imam An-Nasai meriwayatkan sebuah hadits dari Jubair bin Nufair, dari Auf bin Malik, bahwasannya pada suatu hari Rasulullah ﷺ memandang ke langit lalu bersabda, 

هذا أوان يرفع فيه العلم

"Inilah telah tiba waktunya terangkatnya ilmu padanya". 

Seseorang dari Anshar yang bernama Ziyad bin Labid berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ilmu benar-benar akan terangkat, padahal sudah kokoh dan dihafal dalam hati?" 

Rasulullah ﷺ menjawab, "Saya kira kamu termasuk orang Madinah yang paling faqih", lalu beliau menyebutkan kesesatan Yahudi dan Nasrani padahal di tangan mereka ada kitabullah (taurat dan injil). 

Berkata Jubair bin Nufair, 

Saya berjumpa dengan Syaddad bin Aus, lalu saya sampaikan kepadanya hadits Auf bin Malik. Beliau berkata, "Benar Auf. Maukah kamu kuberitahu tentang yang pertama kali terangkat darinya?" 

"Iya" jawabku (Jubair bin Nufair).

Syaddad berkata, "Yaitu Khusyuk, sehingga kamu tidak melihat lagi ada orang yang khusyuk".

Imam Tirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Jubair bin Nufair dari Abu Darda. (Jubair berkata); aku memberitahukan kepada beliau (Syaddad bin Aus) apa yang diucapkan Abu Darda. Syaddad berkata, "Benar Abu Darda. Kalau kamu mau, aku beritahukan kepadamu ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia; yaitu khusyuk. Sehingga hampir-hampir saat kamu masuk masjid Jami', kamu tidak melihat ada orang yang khusyuk di dalamnya".

Dikatakan, bahwa riwayatnya Imam Nasai itu yang lebih kuat.

Sa'id bin Basyir meriwayatkan dari Al-Hasan, dari Syaddad bin Aus, dari Nabi ﷺ bersabda,

أول ما يرفع من الناس الخشوع

"Ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyuk."

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (6)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

PATAHNYA HATI MENJADI SEBAB DEKAT DENGAN ALLAH

Telah datang dalam hadits shahih yang mempersaksikan akan dekatnya Allah dari hati yang telah patah karena mendapat cobaan, serta sabar akan ketetapan-Nya, dan ridha terhadap hal tersebut.

Yaitu apa yang disebutkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, "Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjenguk-Ku?

Anak Adam berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb Semesta Alam?"

Allah berfirman, "Bukankah kamu tahu, sesungguhnya hamba-Ku yang bernama fulan sakit, namun kamu tidak menjenguknya? Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati-Ku ada di dekatnya?". (HR. Muslim no. 2569).

Abu Nu'aim meriwayatkan dari jalur Dhamrah, dari Ibnu Syu'dzab berkata, 

Allah mewahyukan kepada Musa; "Tahukah kamu, karena apa Aku memilihmu atas manusia untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku?"

Musa menjawab, "Tidak tahu, wahai Rabbku".

Allah berfirman, "Karena tidak ada seorang pun yang rendah hati kepada-Ku semisal rendah hatimu".

Rendah hatinya Musa adalah kekhusyukan. Itulah ilmu yang bermanfaat, dan itu juga ilmu yang pertama kali terangkat.

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (5)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

TINGKATAN KHUSYUK

Khusyuk itu betingkat-tingkat dalam hati sesuai tingkatan pengenalannya terhadap Dzat yang dia Khusyuk kepada-Nya, dan sesuai tingkatan kesaksian hati terhadap sifat-sifat Allah yang membuahkan khusyuk.

Maka ada yang khusyuk karena mengetahui dengan persis akan dekatnya Allah dengan hamba-Nya dan mengetahui apa yang dirahasiakan dan disembunyikan hamba, yang itu membuahkan rasa malu kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya dalam setiap gerak dan diamnya.

Ada yang khusyuk karena mengetahui akan kesempurnaan dan keindahan Allah yang membuatnya tenggelam dalam cinta kepada Allah dan rindu ingin bertemu dan melihat-Nya.

Ada yang khusyuk karena mengetahui akan dahsyatnya siksa, murka, dan hukuman Allah yang membuahkan rasa takut kepada-Nya.

Dan Allah-lah yang akan menguatkan orang-orang yang telah patah hatinya karena takut terhadap keagungan-Nya. 

Dialah Allah yang mendekat kepada siapa yang bermunajat kepada-Nya di dalam shalat, dan meletakkan wajahnya di debu dalam sujud, sebagaimana Dia mendekat kepada orang-orang yang berdoa kepada-Nya, memohon, dan meminta ampunan dari dosa-dosanya pada waktu sahur, Dia mengabulkan doa mereka, dan memberi mereka apa yang dipintakan.

Tiada perkara yang lebih besar untuk menguatkan patahnya hati daripada kedekatan dengan Allah, dan pengkabulan (pintanya).

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dalam kitab Az-Zuhd dari Imran Al-Qashir berkata, 

"Musa 'alaihissalam berkata, "Wahai Rabbku, di manakah aku mencari-Mu?" 

Allah menjawab, "Carilah Aku pada orang-orang yang patah hatinya karena-Ku. Sesungguhnya Aku mendekat kepadanya sejarak satu hasta setiap hari. Kalaulah bukan karena hal itu, tentulah mereka akan binasa".

Ibrahim bin Al-Junaid meriwayatkan dalam kitabnya Al-Mahabbah dari Ja'far bin Sulaiman, berkata, "Aku mendengar Malik bin Dinar berkata,

"Musa 'alaihissalam berkata, "Tuhanku, di manakah aku mencari-Mu?" 

Lalu Allah mewahyukan kepadanya, "Hai Musa! Carilah Aku pada orang-orang yang patah hatinya karena-Ku. Sesungguhnya Aku mendekat kepadanya sejarak satu hasta setiap hari. Kalaulah bukan karena hal itu, tentulah mereka akan binasa".

Ja'far berkata, "Aku bertanya kepada Malik bin Dinar, "Bagaimana maksudnya orang-orang yang patah hatinya?" 

Malik bin Dinar menjawab, "Aku menanyakan hal itu kepada orang yang membacakannya kepadaku, ia menjawab, aku bertanya kepada Abdullah bin Salam karena apa orang-orang patah hatinya? Ia menjawab, "Yaitu orang-orang yang patah hatinya karena cintanya kepada Allah".

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (4)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• (https://t.me/RaudhatulAnwar1)

KHUSYUK NIFAQ

Manakala seorang memaksakan untuk menerapkan khusyuk pada anggota badan dan penglihatannya sedang hati kosong dari khusyuk maka yang demikian adalah khusyuk nifaq.

Itulah yang dahulu para salaf selalu berlindung darinya. Sebagaimana kata sebagian mereka, "Berlindunglah kepada Allah dari khusyuk nifaq!" 

"Apa itu khusyuk nifaq?" Tanya sebagian yang lain.  

"Yaitu kamu melihat jasad khusyuk tapi hati tiada khusyuk".

Umar radhiyallahu'anhu melihat seorang pemuda yang menundukkan kepalanya, maka ia berkata kepadanya, "Hai kamu ini, angkat kepalamu! Karena sesungguhnya khusyuk itu tidak lebih dari apa yang ada dalam hati".

Maka siapa menampakkan khusyuk yang itu berbeda dengan keadaan hatinya maka itu nifaq di atas nifaq.

Asal khusyuk yang bersemi dalam hati itu hanyalah bersumber dari mengenal Allah, mengenal Keagungan-Nya, Kemuliaan-Nya, dan Kesempurnaan-Nya. Siapa yang lebih kenal Allah, maka dialah yang lebih khusyuk.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (3)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• (https://t.me/RaudhatulAnwar1)

MAKNA KHUSYUK (2)

Berkata Al-Mas'udi, dari Abu Sinan, dari seseorang yang menyampaikan kepadanya dari Ali bin Abi Thalib beliau berkata tentang firman Allah Ta'ala,

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"(Yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya." Qs. Al-Mukminun: 2.

Beliau berkata, "Khusyuk itu di dalam hati. (Pengaruhnya,) pundakmu lembut kepada seorang muslim, dan kamu tidak menoleh ketika shalat".

Berkata Atha bin As-Saib, dari seseorang, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu (beliau berkata), "Khusyuk itu ialah khusyuknya hati, dan kamu tidak menoleh ke kanan dan ke kiri".

Berkata Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu (beliau berkata) tentang firman-Nya,

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"(Yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya". (Qs. Al-Mukminun: 2) Mereka adalah orang-orang yang takut lagi tenang.

Berkata Ibnu Syaudzab, dari Al-Hasan rahimahullah, "Khusyuk itu bersemi dalam hati-hati mereka sehingga mereka menundukkan pandangannya ketika shalat".

Berkata Ibnu Abi Najih, dari Mujahid rahimahullah (beliau berkata) tentang firman-Nya,

وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

"Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (Qs. Al-Anbiya: 90) Mereka adalah orang-orang yang rendah hati".

Allah ta'ala menyifati tanah dengan khusyuk (kering dan tandus) di dalam kitab-Nya. Allah berfirman,

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنَّكَ تَرَى الْاَرْضَ خَاشِعَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْۗ

"Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur." Qs. Fusshilat: 39.

Maka bergerak dan suburnya tanah itu ialah naiknya tanah tersebut sehingga menghilangkan sifat khusyuknya (kering dan tandus). Hal ini menunjukkan bahwasannya khusyuknya tanah ialah diam dan merendahnya.

Begitu juga hati, bila ia khusyuk niscaya akan diam pikiran dan keinginan buruknya yang tumbuh karena mengikuti hawa nafsu. Merendah dan tunduk kepada Allah, sehingga dengan itu menjadi hilanglah sikap sombong dan angkuhnya. Manakalah ini semua terdiam dalam hati, niscaya akan tenang juga anggota-anggota badan, dan seluruh gerakan-gerakannya, sampaipun suaranya.

Allah menyifati suara-suara dengan khusyuk di dalam firman-Nya,

وَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ

"Dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih". Qs. Thaha: 108.

Maka khusuknya suara ialah diam dan merendahnya setelah meningginya. 

Begitulah Allah menyifati wajah-wajah dan pandangan-pandangan orang-orang kafir pada hari kiamat dengan khusyuk (tunduk merendah). Hal ini menunjukkan bahwa khusyuk itu masuk ke dalam anggota-anggota tubuh seluruhnya.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (2)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈• (https://t.me/RaudhatulAnwar1)

MAKNA KHUSYUK

Asal dari khusyuk ialah lunaknya hati, lembutnya, tenangnya, tunduknya, merendahnya, dan luruhnya. 

Apabila hati telah khusyuk, maka akan diikuti oleh khusyuknya seluruh anggota badan. Karena memang badan itu mengikuti hati. Sebagaimana Nabi ﷺ bersabda,

ألا وإنَّ في الجَسَدِ مُضْغَةً، إذا صَلَحَتْ، صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وإذا فَسَدَتْ، فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، ألا وهي القَلْبُ

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging; bila ia baik, maka akan baik seluruh anggota badan, bila ia rusak, maka akan rusak seluruh anggota badan, ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati" [HR. Bukhari 2051 dan Muslim 107]

Apabila hati telah khusyuk, niscaya pendengaran, penglihatan, kepala, wajah, dan seluruh anggota badan, sampaipun yang bersumber darinya dari ucapan juga akan ikut khuyuk.

Oleh karenanya, Nabi ﷺ ketika Ruku' di dalam shalat membaca,

خَشَعَ لكَ سَمْعِي وَبَصَرِي، وَمُخِّي، وَعَظْمِي

"Khusyuk kepada-Mu pendengaranku, penglihatanku, otak (pikiran)ku, dan tulang-belulangku". [HR. Muslim 201] dalam riwayat lain, beliau juga membaca,

و ما استقلت به قدمي

"Dan apa yang ditopang oleh kedua kakiku" [HR. Ahmad (1/119)]

Sebagian salaf melihat seseorang yang sedang memainkan tangannya ketika shalat, maka ia berkata, "Seandainya hati orang ini khusyuk, tentulah akan khusyuk juga anggota badannya". Atsar tersebut diriwayatkan dari Hudzaifah Ibnul Yaman, dan Sa'id bin Al-Musayyib. Juga diriwayatkan secara marfu' (sampai kepada Nabi ﷺ), tapi sanadnya tidak shahih.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

Kamis, 18 September 2025

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

PENDAHULUAN

Sesungguhnya Allah ﷻ memuji di dalam kitab-Nya orang-orang yang merendahkan diri kepada-Nya, dan melunak hatinya terhadap keagungan-Nya, tunduk, dan khusuk kepada-Nya.

Allah ﷻ berfirman,

اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ ۝

"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami". Qs. Al-Anbiya: 90.

Allah ﷻ juga berfirman,

وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ

"Dan orang-orang yang khusuk; baik laki-laki maupun perempuan"
sampai pada firman-Nya,

اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

"Allah telah menyiapkan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar".
Qs. Al-Ahzab: 35.

Allah ﷻ menyifati orang-orang beriman dengan khusuk kepada-Nya pada ibadah mereka yang paling mulia dan selalu mereka jaga. Allah ﷻ berfirman,

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۝ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya". Qs. Al-Mu'minun: 1-2

Juga menyifati orang-orang yang diberi ilmu dengan kekhusukan saat mereka mendengar firman-Nya. Allah ﷻ berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهٖٓ اِذَا يُتْلٰى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ سُجَّدًاۙ ۝ وَّيَقُوْلُوْنَ سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُوْلًا ۝ وَيَخِرُّوْنَ لِلْاَذْقَانِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعًا ۩

"Sesungguhnya orang yang telah diberi ilmu sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud, dan mereka berkata, "Mahasuci Tuhan kami; sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi." Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk". Qs. Al-Isra: 107-109.

#Fawaid_Ibnu_Rajab
#TERJEMAH KITAB

https://t.me/RaudhatulAnwar1/2133

Selasa, 22 Juli 2025

🌾👑 DENGAN TOBAT, NABI ADAM -'ALAIHIS SALAM- TIDAKLAH DICELA, BAHKAN MULIA DI SISI ALLAH TA'ALA

☝️🏼 Sebagaimana disebutkan dalam judul diatas, bahwasanya Nabi Adam -'alaihis salam- menjadi mulia dengan tobatnya yang Allah terima. Demikian pula istri beliau, Hawa -radliyallahu 'anha-.
🌷 Dan tobat yang Allah terima dari keduanya bersasarkan kalimat tobat yang Allah ilhamkan kepada Nabi Adam agar beliau bertobat menggunakan kalimat tobat tersebut. Sehingga dengan rahmat-Nya, maka Allah terima tobat mereka berdua.
📖 Allah Ta'ala berfirman :

{ فَتَلَقّٰىٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ }

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabnya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
[ QS. Al Baqarah : 37 ]

📝 Kalimat yang dimaksud dalam surat Al Baqarah tersebut adalah doa :

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ

↗️ Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surat Al A'raf ayat ke-23.

📂 Dalam doa tersebut, Allah Jalla wa 'Ala mengajarkan kalimat tersebut sebagai bentuk pengajaran agar mereka berdua mengaku dihadapan Allah berupa kezhaliman terhadap dirinya karena melanggar larangan Allah memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah untuk didekati.
Dan juga pengajaran berupa permintaan ampunan dan rahmat-Nya, karena jika Allah tidak mengampuni dan merahmati mereka berdua, niscaya mereka berada dalam tindakan yang merugi karena telah menyia-nyiakan bagiannya keturunan mereka berdua, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana hal ini kita ketahui dari tafsir surat Al A'raf ayat ke-23 :

"قال آدم وحواء : ربنا ظلمنا أنفسنا بالأكل من الشجرة، وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن ممن أضاعوا حظَّهم في دنياهم وأخراهم. (وهذه الكلمات هي التي تلقاها آدم من ربه، فدعا بها فتاب اللّه عليه)."

"Adam dan Hawa berkata : "Wahai Rabb kami, kami telah menzhalimi diri kami dengan memakan pohon tersebut. Dan sekiranya Engkau tidak mengampuni kami serta merahmati kami, niscaya kami termasuk orang yang menyia-nyiakan bagian mereka(anak-anak kami) di dunia dan akhirat mereka.
(Dan kalimat ini adalah kalimat yang Adam terima dari Rabbnya, lalu beliau berdoa dengannya sehingga Allah menerima tobatnya)."
📔 [ At Tafsirul Muyassar ]

🔬 Maka sudah selayaknya, kita semua juga bertobat dari dosa-dosa kita yang nampak maupun yang tidak nampak dengan menggunakan kalimat tersebut.
Karena memang kita sebagai manusia merupakan mahallul khotho" wan nisyan (tempatnya salah dan lupa).


✒️🖋 PERTEMUAN NABI ADAM DAN NABI MUSA -'ALAIHIMAS SALAM-
--------------------------------------------------------------

📜 Al Imam Al Bukhary -rahimahullah- menyebutkan dalam kitab shahihnya dengan sanad yang sampai pada sahabat yang mulia Abu Hurairah -radliyallahu 'anhu-; dari Nabi -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- beliau bersabda :

( حاج آدم موسى عليهما السلام فقال له : أنت الذي أخرجت الناس بذنبك من الجنة و أشقيتهم. قال آدم : يا موسى ... أنت الذي اصطفاك الله برسالته و بكلامه، أتلومني على أمر قد كتبه الله على قبل أن يخلقني - أو قدره على قبل أن يخلقني )
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( فحج آدم موسى )

"Nabi Musa mendebat Nabi Adam -'Alaihimas Salam-, beliau berkata kepadanya(kepada Nabi Adam) : "Anda lah yang mengeluarkan manusia dari Jannah dan menyengsarakan mereka dengan sebab dosamu."
Maka Nabi Adam menimpali : "Wahai Musa...engkau adalab orang yang Allah pilih dengan kerasulan dan dengan kalam-Nya, apakah engkau mencelaku atas perkara yang telah Allah putuskan sebelum Dia menciptakanku - atau yang telah Allah takdirkan sebelum Dia menciptakanku ?"
Maka Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- bersabda : 
"Adam telah membantah Musa."

⬆️ Ini adalah berita yang shahih sampai pada Nabi kita -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- maka sebagai seorang muslim wajib baginya mengimani apa saja yang Allah beritakan, baik dalam Al Qur'an atau melalui lisan Nabi-Nya.
Sebagimana Allah Ta'ala ingatkan : 

{ و ما آتاكم الرسول فخذوه و ما نهاكم عنه فانتهوا }

"Dan apa saja yang datang dari Rasul maka ambillah dan yang Beliau larang maka berhentilah."
[ QS. Al Hasyr : 7 ]

📝 Dan sebagaimana pula yang dibimbingkan Salaf kita, diantaranya Al Imam Abu 'Abdillah Muhammad bin Idris yang masyhur dengan sebutan Al Imam Asy Syafi'i -rahimahullah- beliau pernah berkata :

"آمنت بالله وبما جاء عن الله على مراد الله وآمنت برسول الله وبما جاء عن رسول الله على مراد رسول الله"

"Aku beriman kepada Allah dan terhadap apa yang datang dari Allah sesuai (apa yang menjadi) keinginan Allah, dan aku beriman kepada Rasulullah serta terhadap apa yang datang dari Rasulullah sesuai (apa yang menjadi) keinginan Rasulullah"
📔 (Lum'atul I'tiqad lil Imam Ibni Qudamah Al Maqdisy, hal.19)

❗️Maka dengan ini, tidak pantas bagi kita untuk meragukan akan kebenaran berita ini jika sudah terbukti keshahihannya dan bisa dipertanggung jawabkan.
Terlebih lagi dengan mengatakan : "Mana mungkin benar, dimana Nabi Adam bertemu dengan Nabi Musa ?."
Mereka menolak dengan dalih beda masa.
Padahal, segala hal amatlah mudah bagi Allah.
Allah Al Qodir, Allah Maha Mampu.

✔📝 BOLEHNYA BERHUJJAH DENGAN TAKDIR ATAS MAKSIAT YANG IA TELAH BERTOBAT DARINYA
--------------------------------------------------------------

📃 Setelah kita membaca hadits tentang Nabi Adam -'Alaihis Salam- yang membantah Nabi Musa -'Alaihis Salam-, maka disitu kita bisa simpulkan bahwa berhujjah dengan alasan takdir pada maksiat yang ia iringi dengan tobat nasuha adalah diperbolehkan. Oleh karenanya, Nabi kita -'Alaihis Shalatu was Salam- menyatakan bahwa Adam telah mengalahkan Musa dengan hujjah -'Alaihimas Salam-

🎙 Demikian pula yang dijelaskan oleh Fadlilatus Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al 'Utsaimin -rahimahullah- :

على كل حال تبين لنا أن الاحتجاج بالقدر على المعصية بعد التوبة منها جائز، وأما الاحتجاج بالقدر على المعصية تبريراً لموقف الإنسان واستمراراً فيها فغير جائز.

"Atas semua keadaan, telah jelas bagi kita bahwasanya berhujjah/beralasan dengan takdir atas maksiat yang ia telah bertobat darinya adalah diperbolehkan, dan adapun berhujjah dengan dengan takdir atas maksiat (yang ia lakukan) guna membenarkan/membersihkan posisi seseorang (yang sudah jelas bersalah) dan agar ia bisa terus (bermaksiat), maka ini tidak diperbolehkan."

📂 ( مجموع فتاوى ورسائل للشيخ محمد ابن صالح العثيمين -رحمه الله-, المجلد الثاني باب القضاء والقدر )


و الله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم



✍🏼 Abu Ishaq At Thubany
       -Ghafarallahu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

t.me/kisahparaNabi

Rabu, 09 Juli 2025

🏡🌴 PENDAMPING NABI ADAM DIKALA SENDIRIAN

🌤 Sebagai bentuk rahmat Allah -Jalla Jalaaluh-, Allah tidaklah membiarkan Nabi Adam -'Alaihis Salam- bersendirian didalam Jannah-Nya. Karena Allah maha tahu atas kekurangan beliau berikut keturunannya yang dintaranya adalah;

"خلق لا يتمالك"

Yakni, makhluk yang sering lalai dalam menguasai dirinya.
Dan ini merupakan sunnatullah atas beliau 'alaihis salam beserta keturunannya.

🍁 Maka dengan itu, Allah memberikan seorang pendamping yang akan menjadi istri beliau yakni Ibu Hawa ( حواء ) sekaligus sebagai Ibu seluruh manusia.

🔍 Sekarang marilah kita simak keterangan Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah-:
"Al Imam As Siddi menghikayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik, dari Ibnu 'Abbas dan dari Murrah dari Ibnu Mas'ud, dari sejumlah para Sahabat, bahwasanya mereka berkata :
"Iblis diusir dari Surga sementara Adam masih tinggal di Surga. Maka didalamnya, beliau berjalan-jalan seorang diri yang belum memiliki istri yang mana beliau bisa menaruh rasa nyaman kepadanya. Akhirnya, saat beliau tertidur kemudian bangun dalam keadaan disamping kepala beliau ada seorang wanita yang sedang duduk, yang Allah menciptakannya dari tulang rusuk Beliau (Nabi Adam).
Maka beliau bertanya (kepada Hawa): "Siapa Anda ?", maka beliau menjawab : "Seorang wanita". Maka Nabi Adam (bertanya lagi) : "Mengapa anda diciptakan ?", beliau menjawab : "Supaya anda merasakan kenyamanan terhadap diriku."
Maka para Malaikat berkata kepada Nabi Adam seraya memperhatikan keilmuannya yang telah sampai kepadanya : "Siapa namanya wahai Adam ?" Beliau menjawab : "Hawa", lalu mereka bertanya lagi : "Mengapa bernama Hawa?", Lalu beliau mejawabnya : "Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup (yakni Nabi Adam)"."

📘 ( Qoshoshul Anbiya libni Katsir, hal. 13 )


DAHULU...
DI SURGA SANA
AYAH DAN IBU KITA HIDUP DALAM KENIKMATAN
-----------------------------------------------------

🍋 Kenikmatan Allah Ta'ala kepada para hamba-Nya sangatlah banyak tiada terhitung. Oleh karenanya Allah ingatkan akan hal ini kepada para hamba-Nya, jin maupun manusianya.

{ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ الْإِنسٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ }

"Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
[ QS. Ibrahim : 34 ]

🍒 Dan diantara kenikmatan yang Allah berikan pada masa lampau adalah kenikmatan yang dirasakan oleh Ayah dan Ibu kita, Nabi Adam 'alaihis salam dan Hawa radliyallahu 'anha ketika beliau berdua di dalam Jannah-Nya.
🍇 Di sanalah Ayah dan Ibu kita pernah tinggal dengan penuh kenikmatan. Semua fasilitas yang tersedia bebas untuk dinikmati sesuka hati kecuali buah dari satu pohon yang Allah larang untuk didekati.
📜 Allah Ta'ala menyebutkannya dalam surat Al Baqarah ayat ke 35;

{ وَقُلْنَا يٰٓـَٔادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظّٰلِمِينَ }

"Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kalian berdua sukai, dan janganlah kalian dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."
[ QS. Al Baqarah : 35 ]

✔️ Demikian pula didalam surat Thaha, Allah Ta'ala mengisahkan bahwa mereka berdua pernah Allah peringatkan agar berhati-hati dengan iblis la'natullah sebagai musuhnya yang nyata, yang Allah sebagai pencipta mereka semua Maha Tahu bahwa iblis ini sangat berambisi untuk mengeluarkan Nabi Adam beserta istrinya dari Jannah-Nya, Jannah yang penuh kenikmatan, penghuninya tidak akan sengsara di dalamnya, tidak lapar serta telanjang, dan tidak merasakan dahaga serta kepanasan. Sebagaimana yang Allah kabarkan;

{ فَقُلْنَا يٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقٰىٓ }

"Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."
[ QS. Thaha : 117 ]

{ إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرٰى }

"Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,"
[ QS. Thaha : 118 ]

{ وَأَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيهَا وَلَا تَضْحٰى }

"dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"."
[ QS. Thaha : 119 ]

📝 Namun, qadarullah wa ma sya'a fa'al
Nabi adam dan istri beliau tertipu oleh iblis la'natullah yang menyebabkan beliau berdua diturunkan oleh Allah Ta'ala dari Jannah-Nya yang dahulu pernah beliau berdua diami.


🕯💨 BUALAN DARI PENASEHAT YANG TERKUTUK 
------------------------------------------------------

❗️Sebelum iblis la'natullah 'alaih membual dihadapan Nabi Adam 'alaihis salam dan Hawa, jauh-jauh sebelumnya Allah Jalla wa 'Ala telah mengingatkan mereka berdua agar jangan sampai dikeluarkan dari Jannah dengan sebab bualan iblis musuh mereka berdua. 
📖 Sebagaimana telah disebutkan dalam surat Thaha ayat ke-117, bahwa Allah Ta'ala ingatkan mereka berdua.
📝 Namun, telah menjadi sunnatullah -ketetapan Allah- bahwa iblis pernah bersumpah dihadapan Allah bahwa ia akan menyesatkan Nabi Adam berikut keturunannya. Dan Bahkan Allah Ta'ala memberi tangguh umurnya sampai hari dibangkitkan.
🕹 Kemudian, disaat yang tepat yakni saat-saat Nabi Adam dan Hawa lengah, maka mulailah iblis membual, membujuk serta merayu mereka berdua.
💨 Dan bualan iblis ini, sungguh telah Allah Ta'ala abadikan dalam All Qur'anul Karim bukan dalam rangka diikuti, namun agar di ambil pelajaran padanya.
⬇️ Berikut makar iblis la'anahullah;

{ فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطٰنُ قَالَ يٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلٰى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلٰى }

"Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
[ QS. Thaha : 120 ]

{ فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِىَ لَهُمَا مَا وُۥرِىَ عَنْهُمَا مِن سَوْءٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهٰىكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخٰلِدِينَ }

"Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tidaklah Rabb kalian berdua melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)"
[ QS. Al A'raf : 20 ]

↘️ Dan bahkan iblis bersumpah :

{ وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّى لَكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِينَ }

"Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua"
[ QS. Al A'raf : 21 ]

{ فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُورٍ }

"maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya."
[ QS. Al A'raf : 22 ]

❕Bila kita perhatikan, sungguh betapa menipu bualan iblis yang ia bisikkan, berupa bisikan agar menjadi malaikat, menjadi kekal di Surga sebuah kerajaan yang tidak akan binasa dengan izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.

💬 Ujian ini juga tidak bisa kita bayangkan jika terjadi pada kita semua. Kepada Nabi Adam 'alaihis salam saja, iblis berhasil menjeratnya.
❓ Lalu bagaimana dengan kita yang keilmuan dan keutamannya jauh dibawah Nabi Adam 'alaihis Salam?
💪🏼 Tentu dengan ikhlas, ilmu dan amal shalih serta yang terpenting adalah banyak memohon perlindungan kepada Allah Ta'ala dari godaan setan yang terkutuk.
🌾 Dan qodarullah wa ma sya a fa'al, Musibah ini akhirnya menimpa Ayah dan Ibu manusia, Nabi Adam 'alaihis Salam dan Hawa radliyallahu 'anha.


📝 KEPUTUSAN ALLAH JALLA WA 'ALA TERHADAP NABI ADAM, ISTRI BELIAU DAN IBLIS LA'NATULLAH 'ALAIH UNTUK KELUAR DARI JANNAH-NYA
--------------------------------------------------------------

Allah Jalla wa 'Ala mengisahkan;

{ فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ ۖ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ }

"maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah dari pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Rab mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
[ QS. Al A'raf : 22 ]

{ قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ }

"Keduanya berkata: "Ya Rab kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
[ QS. Al A'raf : 23]

{ قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِى الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتٰعٌ إِلٰى حِينٍ }

"Allah berfirman: "Turunlah kalian semua, sebahagian kalian menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kalian mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan"
[ QS. Al A'raf : 24 ]

{ قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ }

"Allah berfirman: "Di bumi itu kalian hidup dan di bumi itu kalian mati, dan dari bumi itu (pula) kalian akan dibangkitkan."
[ QS. Al A'raf : 25 ]

[📌] FAIDAH YANG BISA KITA AMBIL DARI FIRMAN ALLAH TA'ALA DIATAS :

1️⃣ Bujukan Iblis selalu berbentuk tipuan, karena ia sudah bertekad untuk menyesatkan Bani Adam agar menjadi temannya di neraka -sebagaimana yang telah kita ketahui bersama-
2️⃣ Dosa memiliki pengaruh yang negatif, sebagaimana tersingkapnya aurat Nabi Adam -'alaihis salam- beserta istri Beliau dan diantaranya juga mereka berduapun diturunkan dari Jannah-Nya
3️⃣ Setan merupakan musuh yang nyata bagi bani Adam
4️⃣ Wajibnya bertobat dari dosa
5️⃣ Bumi merupakan tempat tinggal sementara, disitulah manusia meninggal dan disitu pula mereka dibangkitkan untuk menghadap Allah Ta'ala -sebagaimana disebutkan dalam firman Allah diatas-


و الله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم



✍🏽 Abu Ishaq At Thubany
       -Ghafarallahu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚 https://t.me/kisahparaNabi

📜 KEPUTUSAN DARI ATAS 'ARSY BAHWA IBLIS TERKUTUK DAN TERLAKNAT SEHINGGA MENJADI GOLONGAN YANG HINA 💥

⚠ Oleh karena kesombongan yang ada pada iblis la'natullah 'alaih untuk mengerjakan perintah Allah Ta'ala, hal ini berdampak pada nasibnya yang merugi dan abadi sampai hari kiamat.
✔ Allah Ta'ala mengutuknya, melaknatnya dan menjadikan ia hina.
                   - نسأل الله السلامة في الدنيا و الآخرة -

🍯 Allah Ta'ala berfirman :

{ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ }

"Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu terkutuk,"
[ QS. Shad : Ayat 77 ]

{ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِىٓ إِلٰى يَوْمِ الدِّينِ }

"Dan sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan"
[ QS. Shad : Ayat 78 ]

{ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِينَ }

"Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena tidak sepatutnya kamu menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina"
[ QS. Al A'raf : Ayat 13 ]


🏴🔥 SUMPAH IBLIS -LA'NATULLAH 'ALAIH- DIHADAPAN ALLAH JALLA WA 'ALA 
______________________________________________________________

💧Sebelum kita simak; bagaimanakah sumpah iblis yang terkutuk dihadapan Allah Rabbul 'Alamin. Maka akan kita sebutkan disini tentang permintaannya agar umurnya ditangguhkan sampai hari kiamat.

🌠 PERMINTAAN IBLIS -LA'NATULLAH 'ALAIH- AGAR UMURNYA DITANGGUHKAN SAMPAI HARI KEBANGKITAN.
Setelah iblis dikutuk oleh Allah Ta'ala dan setelah ia tahu bahwa tidak ada tempat kembali baginya melainkan nerakanya Allah Ta'ala yang menyala-nyala. Maka disaat ia tidak ingin bersendirian diadzab didalam neraka bersama pasukannya, iapun meminta kepada Allah Penciptanya agar umurnya ditangguhkan, yang dengan itu supaya penghuni neraka tidak hanya dari bangsa setan saja namun juga dari keturunan bani Adam yang menjadi musuh bebuyutannya sampai kiamat ditegakkan.
Permintaan iblis, telah Allah abadikan diantaranya dalam firman-Nya :

{ قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِىٓ إِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُونَ }

"(Iblis) berkata: "Wahai Rabku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan"
[ QS. Shad : Ayat 79 ]

{ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ }

"Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi tangguh,"
[ QS. Shad : Ayat 80 ]

{ إِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ }

"sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)"
[ QS. Shad : Ayat 81 ]

{ إِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحٰبِ السَّعِيرِ }

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala"
[ QS. Fatir : Ayat 6 ]

Setan mengajak golongannya, yakni :

"أتباعه إلى الضلال"

"Pengikutnya menuju kesesatan."
( At Tafsirul Muyassar )

🏴 Oleh karenanya, merasa mendapat kesempatan yang tidak boleh ia sia-siakan menurutnya, akhirnya iblis menancapkan bendera perangnya dan bersumpah di hadapan Allah Ta'ala dengan tanpa rasa malu sedikitpun untuk menyesatkan hamba-hamba-Nya.
⚠️ Bukanlah yang ia usahakan adalah bentuk permusuhan kepada Bani Adam semata, namun sejatinya hal itu adalah bentuk permusuhan kepada Allah Al Khaliq.
👁‍🗨 Berikut sumpah iblis -la'natullah 'alaih- :

{ قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرٰطَكَ الْمُسْتَقِيمَ} 

"Iblis berkata: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,"
[ QS. Al A'raf : Ayat 16 ]

{ ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شٰكِرِينَ }

"kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
[ QS. Al A'raf : Ayat 17 ]


💢 IBLIS LA'ANAHULLAH MAENGGODA BANI ADAM DARI EMPAT ARAH
______________________________________________________________


📂 Setelah disebutkan pada pembahasan sebelumnya, bagaimanakah pernyataan iblis la'anahullah dihadapan Allah Jalla wa 'Ala.
📃 Maka yang dimaksud dengan pernyataan iblis berikut ini :

{ ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شٰكِرِينَ }

"kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
[ QS. Al A'raf : Ayat 17 ]

🌪 Adalah bahwasanya ia mendatangi bani Adam,
🕸 Dari arah depan yakni untuk menghalangi mereka dari kebenaran
🔙 Dari arah belakang yakni mengemas kebatilan menjadi kebenaran kepada mereka
↗️ Dari arah kanan yakni supaya mereka berambisi terhadap dunia
↖️ Dari arah kiri yakni agar mereka ragu terhadap akhirat

⚫️ Sehingga kebanyakan manusia tidak mensyukuri nikmat Allah Ta'ala -wal 'iyadzu billah-

✒️ Sebagaimana disebutkan dalam tafsir surat Al A'raf ayat 17 tersebut :

"ثم لآتينَّهم من جميع الجهات والجوانب، فأصدهم عن الحق، وأُحسِّن لهم الباطل، وأرغبهم في الدنيا، وأشككهم في الآخرة، ولا تجد أكثر بني آدم شاكرين لك نعمتك"

"Kemudian, aku akan datangi mereka dari seluruh arah dan penjuru. Maka aku akan halangi mereka dari Al Haq dan aku akan membuat kebatilan terasa indah bagi mereka, lalu aku goda agar mereka tamak dengan dunia serta ragu terhadap akhirat."

📔 (AT TAFSIR AL MUYASSAR )

☝️🏼KIRA-KIRA KITA MASUK KATEGORI YANG MANA ❓

🌻 SEMOGA ALLAH TA'ALA MELINDUNGI KITA SEMUA DARI SELURUH GODAAN IBLIS LA'NATULLAH, ALLAHUMMA AMIN !


🌷 HANYA DENGAN SEBAB KEIKHLASAN YANG TIDAK DIMAMPUI IBLIS -LA'ANAHULLAH-  
--------------------------------------------------------------

📄 Disebutkan dalam tafsir surat Al Hijr ayat ke 39 :

قال إبليس: ربِّ بسبب ما أغويتني وأضللتني لأحسِّنَنَّ لذرية آدم معاصيك في الأرض، ولأضلنهم أجمعين عن طريق الهدى، 

"Iblis berkata :"Wahai Rabku, dengan sebab Engkau menghukumku dan menyesatkanku maka sungguh aku akan membuat nampak indah kemaksiatan kepada-Mu kepada keturunan Adam di bumi. Dan aku akan menyesatkan mereka semuanya dari jalan petunjuk-Mu."
( At Tafsir Al Muyassar )

🏳 Namun setelah itu iblis -la'anahullah- menyatakan ketidak sanggupannya dalam menggoda Bani Adam yang senantiasa mengikhlaskan agama ini lillahi Ta'ala.
Allah Ta'ala menceritakan perkataan iblis :

{ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ }

"Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka"
[ QS. Al Hijr: Ayat 40 ]

Yakni :

إلا عبادك الذين هديتهم فأخلصوا لك العبادة وحدك دون سائر خلقك

"Kecuali hamba-hamba-Mu yang Engkau bimbing mereka sehingga mereka mengikhlaskan ibadah yang ada untuk-Mu saja bukan untuk seluruh makhluk-Mu."
( At Tafsir Al Muyassar )

☝️🏼 Dengan ini kita ketahui bahwasanya amalan keikhlasan merupakan amalan yang paling ampuh dalam membendung segala bentuk makar iblis la'natullah 'alaih.


💎 ALLAH AL HAKIM MENGUSIR IBLIS AL MAL'UN DARI JANNAH-NYA
--------------------------------------------------------------

🖌 Disebutkan dalam surat Shad, bahwasanya setelah iblis membantah Allah Ta'ala dengan kiyas batilnya bahwa ia yang terbuat dari api lebih baik daripada Nabi Adam yang terbuat dari tanah, maka Allah usir dia sebagaimana dalam firman-Nya :

{ قال فاخرج منها فإنك رجيم }

"(Allah) berfirman; "Keluarlah kamu dari Surga karena sesunghuhnya kamu terkutuk"."
[ QS. Shad : 77 ]

⚡️ Pengusiran tersebut diiringi kutukan dan juga laknat, sebagaimana pada lanjutan ayatnya :

{ وإن عليك لعنتي إلى يوم الدين }

"Dan sesungguhnya bagimu laknat-Ku sampai hari kiamat."
[ QS. Shad : 78 ]

☄ Dan juga dalam surat yang lain disebutkan, bahwa kehinaan ada bersama pengusiran tersebut;

{ قال اخرج منها مذءوما مدحورا }

"(Allah) berfirman; "Keluarlah kamu darinya dalam keadaan hina lagi terusir"
[ QS. Al A'raf : 18 ]

⬆️➡️ Sebagaimana ditegaskan dalam tafsir At Tafsir Al Muyassar :

قال اللّه تعالى لإبليس : اخرج من الجنة ممقوتًا مطرودًا،
 
"Allah Ta'ala berkata kepada iblis : "Keluarlah kamu dari Jannah dalam keadaan dibenci lagi terusir"."

☝️🏻❗️ Sungguh malang nasibmu Ya iblis -la'anallah 'alaik- !
Adakah kemuliaan disaat Allah telah menghinakanmu tuk selamanya ❓❗️
☝️🏻 Na'udzubillah minas syaithonir rojim.


و الله أعلم بالصواب


✍🏽 Abu Ishaq At Thubany

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚 https://t.me/kisahparaNabi