Di tulis Oleh Al Ustadz Kharisman
(PENGHUNI SURGA DAN NERAKA)
Al-Muzani rahimahullah menyatakan:
ثُمَّ
خَلَقَ لِلْجَنَّةِ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَهْلاً فَهُمْ بِأَعْمَالِهَا
بِمَشِيْئَتِهِ عَامِلُوْنَ وَبِقُدْرَتِهِ وَبِإِرَادَتِهِ يَنْفُذُوْنَ
وَخَلَقَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ لِلنَّارِ أَهْلاً فَخَلَقَ لَهُمْ أَعْيُنًا
لاَ يُبْصِرُوْنَ بِهَا وَآذَانًا لاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا وَقُلُوْبًا لاَ
يَفْقَهُوْنَ بِهَا فَهُمْ بِذَلِكَ عَنِ الْهُدَى مَحْجُوْبُوْنَ
وَبِأَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ بِسَابِقِ قَدَرِهِ يَعْمَلُوْنَ
Kemudian Dia menciptakan penghuni
surga dari keturunan Adam. Orang-orang tersebut adalah para pelaku
amalan-amalan mereka sesuai kehendakNya. Mereka melaksanakan sesuai
dengan kekuasan dan kehendakNya. Dan Allah menciptakan penduduk neraka
dari keturunan Adam. Allah ciptakan untuk mereka mata yang tidak
digunakan untuk melihat (hal-hal yang diperintahkan), telinga yang tidak
digunakan untuk mendengar (perintah Allah), dan hati yang tidak
digunakan untuk memahami (firman Allah). Mereka dengan hal itu terhalang
dari petunjuk. Mereka mengamalkan perbuatan-perbuatan penduduk nereka
sesuai dengan takdir yang mendahului perbuatan tersebut.
PENJELASAN:
Allah Telah Ciptakan Penduduk untuk Surga dan Neraka
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي
أَصْلَابِ آبَائِهِمْ وَخَلَقَ لِلنَّارِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ
فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ
Sesungguhnya Allah telah menciptakan
penduduk untuk surga yang Dia ciptakan pada saat mereka masih di sulbi
ayah-ayah mereka. Dan Allah menciptakan penduduk untuk neraka yang Allah
ciptakan saat mereka masih di sulbi ayah-ayah mereka (H.R Muslim no
4805).
Suatu hari, selesai dari penguburan jenazah salah seorang Sahabat, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menyatakan:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ
Tidaklah ada seorangpun di antara
kalian kecuali telah ditulis (ditetapkan) tempat duduknya di neraka atau
tempat duduknya di surga.
Seorang Sahabat yang mendengar itu kemudian bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ
Wahai Rasulullah, apakah tidak
sebaiknya kita pasrah bersandar pada apa yang telah tertulis pada kitab
(taqdir) kita dan meninggalkan beramal (berbuat)?
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab:
اعْمَلُوا
فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ
السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ
كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
Beramal-lah, karena segala sesuatu
akan dimudahkan ke arah (takdir) penciptaannya. Barangsiapa yang
termasuk orang yang berbahagia (penduduk surga), akan dimudahkan untuk
berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk surga. Sedangkan yang
termasuk orang yang celaka (penduduk neraka), akan dimudahkan untuk
berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk neraka (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian Nabi membaca ayat:
فَأَمَّا
مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ
لِلْيُسْرَى وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
Adapun orang yang memberi, bertaqwa,
dan membenarkan al-husna (balasan kebaikan), maka Kami akan mudahkan ia
menuju kemudahan (surga). Sedangkan orang yang kikir, sombong, dan
mendustakan al-husna, akan Kami mudahkan pada kesulitan (neraka)(Q.S
al-Lail:5-10).
Dalam sebagian riwayat, setelah mendengar sabda Nabi tersebut, Sahabat Nabi Suroqoh bin Ju’syum menyatakan:
فَلَا أَكُونُ أَبَدًا أَشَدَّ اجْتِهَادًا فِي الْعَمَلِ مِنِّي الْآنَ
Tidak pernah aku merasa lebih
bersemangat untuk beramal (berbuat kebaikan) dibandingkan hari ini
(sejak mendengar sabda Nabi tersebut)(H.R Ibnu Hibban)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa
Allah sudah mengetahui siapa saja yang akan masuk surga dan siapa saja
yang akan masuk neraka. Ada Sahabat yang menanyakan kepada Nabi apakah
tidak sebaiknya kita pasrah saja karena semuanya sudah tertulis
takdirnya? Nabi menjawab: Beramal-lah, berbuatlah, karena segala
sesuatu akan dimudahkan pada takdir penciptaannya. Sahabat Nabi yang
mendengar sabda Nabi tersebut kemudian semakin bersemangat untuk
beramal. Akidah dan pemahaman yang benar tentang takdir akan mendorong
seseorang untuk giat beramal kebajikan, bukannya bermalas-malasan
kemudian beralasan dengan takdir.
Ciri-ciri dan Perbuatan Penduduk Neraka
Al-Muzani menyatakan: Allah ciptakan
untuk mereka mata yang tidak digunakan untuk melihat (hal-hal yang
diperintahkan), telinga yang tidak digunakan untuk mendengar (perintah
Allah), dan hati yang tidak digunakan untuk memahami (firman Allah)
Pada bagian ini al-Muzani menyebutkan
tentang ciri-ciri dan perbuatan penduduk neraka, yaitu penglihatan,
telinga, dan hatinya tidak digunakan untuk menjalankan ketaatan kepada
Allah.
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai (Q.S al-A’raaf:179).
Ketika sudah merasakan adzab di neraka mereka akan menyesal dan mengakui kesalahannya:
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata: “Sekiranya kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan Allah itu) niscaya tidaklah
kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala (Q.S al-Mulk:
10).
فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ
Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni- penghuni neraka yang menyala-nyala (Q.S al-Mulk:11).