Diantara cara menepis kekhawatiran menatap masa depan, kegelisahan akibat ketakutan-ketakutan dalam menghadapi dan menjalani kehidupan di dunia adalah dengan memusatkan fikiran untuk sungguh-Sungguh dalam memanfaatkan hari ini dalam kegiatan yang bermanfaat. Jangan tenggelam dalam ketakutan melihat masa depan, muslim yang baik tidak akan tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut menyesali apa yang sudah terjadi. Baginda Nabi ﷺ selalu berlindung kepada Allah Azza wa Jalla dari dua sifat (dari dua ketakutan), yang pertama al-ham (takut menghadapi esok hari), yang kedua al-hazn (menyesali yang sudah terjadi).
Penyesalan atas apa yang sudah terjadi ini tidak boleh seorang hamba berlarut-larut, karena tidak bisa dirubah apa yang sudah terjadi, kita tidak mungkin kembali ke masa lalu. Juga ketakutan menghadapi masa depan harus ditepis, kita harus sadar bahwa manusia itu hanya punya satu kesempatan (yaitu hari ini), maka seharusnya dia mengumpulkan semua tekad dan kemampuannya menjadikan hari ini sebagai hari terbaik dalam hidupnya. Ketika tekad diusahakan untuk penuh, akan membuahkan kesungguh-sungguhan dalam menjalankan aktivitas hidup, oleh karena itu hamba tersebut akan selamat dari ketakutan menghadapi masa depan, juga selamat dari penyesalan atas apa yang sudah terjadi.
Rasulullah ﷺ ketika mengajarkan sebuah doa, beliau ﷺ juga mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mewujudkan apa yang kita inginkan dalam doa tersebut, doa yang akan dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla adalah doa yang diiringi dengan usaha. Hamba yang baik selalu berusaha semaksimal mungkin menggapai sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunianya, kemudian sembari meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar apa yang dia inginkan terwujud, minta tolong kepada Allah agar diberi kemudahan, seperti dalam hadits Nabi ﷺ riwayat Imam Muslim:
احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ، وإنْ أَصَابَكَ شَيءٌ، فلا تَقُلْ: لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ؛ فإنَّ (لو) تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Semangatlah dalam menjalankan apa yang bermanfaat untuk dirimu, minta tolonglah kepada Allah, jangan loyo! Kalau terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan prediksimu, jangan pernah mengatakan: ‘seandainya saya begini pasti akan begini’, tapi katakan: ‘sudah taqdir Allah apapun yang Allah kehendaki pasti akan terjadi’, karena kalau kita berandai-andai syaitan akan masuk menyesatkan kita”
Dalam hadits ini Rasulullah ﷺ menggabungkan antara semangat yang tinggi mewujudkan kemanfaatan untuk diri kita dengan terus memohon bantuan kepada Allah Azza wa Jalla. Rasul ﷺ mengajarkan umatnya tidak pesimis, yang bisa membuahkan rasa malas yang membahayakan, untuk hal-hal yang sudah lalu serahkan kepada Allah Azza wa Jalla, pasrah dengan takdir-Nya.
Nabi ﷺ mengajarkan kepada umatnya, perkara yang ada di dunia ini itu ada 2 macam:
🔸Yang pertama: ada yang perkara-perkara yang dimampui oleh hamba, hamba juga bisa menghindari resiko-resiko dalam hidupnya, pada posisi pertama ini hamba diperintahkan berusaha semaksimal mungkin.
🔸Yang kedua: dalam kehidupan di dunia ini ada perkara-perkara diluar kemampuan hamba, pada posisi ini hamba harus pasrah tunduk kepada Allah Azza wa Jalla agar tenang hatinya.
Tidak diragukan lagi menjadikan hadits ini sebagai pedoman hidup akan menghasilkan ketentraman jiwa, akan hilang kekhawatiran menghadapi masa depan atau kekecewaan akan kesalahan dan kekurangan dimasa lalu.
Kitab pdf halaman 16 dan 17
Channel:
https://t.me/darsalwasailmufidah