Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Rabu, 25 Juni 2025

PROSES PENCIPTAAN NABI ADAM - علبه السلام -

       🎗 Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- menyebutkan dalam kitab beliau "Qoshoshul Anbiya" tepatnya pada pasal yang ketiga tentang penyebutan proses penciptaan Nabi Adam -'alaihis Salam- khalifah pertama di muka bumi dari kalangan manusia.

        🎓 Al Imam Ahmad -rahimahullah- menyebutkan sanad hadits sampai pada Sahabat yang mulia Abu Musa Al 'Asy'ari -radliyallahu 'anhu- dari Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- Beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman yang Dia genggam dari semua jenis tanah. Maka Bani Adam pun terlahir berdasarkan keadaan tanah tersebut. Tanahnya ada yang putih, merah, hitam dan pertengahan itu yang jenisnya jelek maupun bagus yang halus maupun kasar dan pertengahan dari itu."
        🌍 Alhasil, dengan ini manusiapun terlahirkan dengan warna kulit yang bermacam-macam.
Walhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin...

        📖 Dan juga disebutkan dalam Al Qur'an :

{ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ إِنِّى خٰلِقٌۢ بَشَرًا مِّن طِينٍ }

"(Ingatlah) ketika Rabmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah."
[ QS. Shad: Ayat 71 ]

        🏆 Dan dengan tanah yang tercampur air, maka menjadi tanah liat yang kemudian mengeras. Allah Jalla wa 'Ala berfirman :

{ خَلَقَ الْإِنسٰنَ مِن صَلْصٰلٍ كَالْفَخَّارِ }

"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar."
[ QS. Ar-Rahman: Ayat 14 ]


📦 NABI ADAM -'ALAIHIS SALAM- DARI TANAH YANG SUCI dan🔥 IBLIS -LA'NATULLAH- DARI API YANG MENYALA-NYALA

        Di sebutkan dalam Shahih Muslim dari Ummul Mukminin 'Aisyah -radliyallahu 'anha- dari Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- Beliau bersabda :

( خلقت الملائكة من نور وخلق الجآن من مارج من نار ، وخلق آدم مما وصف لكم )

"Para Malaikat diciptakan dari cahaya dan bangsa jin diciptakan dari api yang menyala-nyala sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian(yakni:tanah)."

📘 [ Qoshoshul Anbiya libni Katsir, hal.21 ]


🌿 Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

{ وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ }

"dan Diab(Allah) menciptakan jin dari nyala api."
[ QS. Ar-Rahman : Ayat 15 ]

❄️ Disebutkan dalam tafsirnya :

" وخلق إبليس، وهو من الجن من لهب النار المختلط بعضه ببعض. "

"Dan Dia menciptakan iblis yang termasuk golongan jin dari gejolak api yang mana satu dan lainnya saling bertautan."

🌿 Dan juga firman Allah Ta'ala :

{ وَالْجَآنَّ خَلَقْنٰهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ }

"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."
[ QS. Al-Hijr : Ayat 27 ]


⚡️ PARA MALAIKAT DAN IBLISPUN TERKEJUT ⚡️
  
        🌷 Al Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata :

        🌿 Allah Ta'ala menciptakan Nabi Adam -'Alaihis Salam- dengan tangan-Nya agar tidak selayaknya bagi iblis -la'natullah- berlaku sombong padanya.
        Maka Allah ciptakan beliau (Nabi Adam) sebagai seorang manusia, dan saat itu, disaat jasad beliau masih berupa tanah selama empat puluh tahun yang tercipta pada hari jum'at.
        Kemudian, lewatlah sejumlah Malaikat maka merekapun terkejut tatkala melihatnya (Nabi Adam).
        Dan yang paling terkejut lagi adalah iblis -la'natullah- saat ia melewati jasad Nabi Adam, ia memukulnya. Akhirnya jasad Nabi Adam (yang masih berupa tanah) bersuara sebagaimana suara tembikar dari tanah yang dikeringkan. Maka demikianlah, ketika iblis berkata : "dari tanah kering seperti tembikar", dan iblispun berkata : "untuk urusan apa kau diciptakan ?"
        Dan akhirnya, iblis masuk (kedalam jasad Nabi Adam yang masih berupa tanah) dari arah mulut beliau sampai akhirnya keluar dari arah lubah bawah.
        Lalu iapun menyatakan kepada para Malaikat : "Janganlah kalian takut dari makhluk ini karena sesungguhnya Rabb kalian adalah Shomad (tempat bergantung) sedangkan makhluk ini memiliki celah (lubang). Sekiranya aku (iblis) bisa menguasainya (Nabi Adam) sungguh aku bisa mengalahkannya."

💥 Dari sinilah, iblis -la'natullah- muncul benih permusuhannya terhadap Ayah kita Nabi Adam -'alaihis salam-.

📘 [ Qoshoshul Anbiya Libni Katsir, hal.49 ]


🛰 DENGAN IZIN ALLAH TA'ALA, IBLIS -LA'NATULLAH 'ALAIH- MENGETAHUI KELEMAHAN NABI ADAM -'ALAIHIS SALAM- BESERTA KETURUNANNYA 🛰

🔰Al Imam Ahmad -rahimahullah- menyebutkan sebuah sanad sampai kepada Anas bin Malik -radliyallahu 'anhu- bahwasanya Nabi -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- bersabda :
"Di saat Allah menciptakan Adam, maka Dia (Allah) meninggalkannya dalam waktu yang dikendaki-Nya. Lalu mulailah iblis mengitarinya. Maka tatkala iblis melihatnya (Nabi Adam) berongga, barulah dia tahu bahwa Nabi Adam adalah makhluk yang tidak mampu menahan hawa nafsunya (La yatamalak)."

🖌 Makna La yatamalak :

لا يملك نفسه ويحبسها عن الشهوات.

"Tidak bisa menguasai jiwa dan menahan syahwat"
( Mukhtashar Talkhis Adz Dzahabi )

📉 Demikianlah kelemahan kita semua yang telah diketahui oleh iblis -la'natullah 'alaih- berikut bala tentaranya.

❗️Sehingga dengan 🎉 syahwat(hawa nafsu) kebanyakan manusia tersesat dari jalan ini.

❗️Dan banyak pula yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya -wal 'iyadzubillah- ,

Allah Ta'ala berfirman:

{ أَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُۥ هَوٰىهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلٰى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهِۦ غِشٰوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ }

"Maka tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?"
[ QS. Al Jatsiyyah : Ayat 23 ]

PERINTAH ALLAH TA'ALA KEPADA MALAIKAT DAN IBLIS UNTUK SUJUD KEPADA NABI ADAM -'ALAIHIS SALAM-

🔖 Allah Jalla wa 'Ala mengisahkan dalam Al Qur'an :

{ وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوٓا إِلَّآ إِبْلِيسَ  }

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis;"
[ QS. Al Baqarah : Ayat 34 ]


SUJUDNYA PARA MALAIKAT KEPADA NABI ADAM -'ALAIHIS SALAM- BUKANLAH MERUPAKAN BENTUK KESYIRIKAN

🏝 Ketika Allah Jalla wa 'Ala memerintahkan penduduk langit dari kalangan para Malaikat dan iblis ketika itu untuk sujud
kepada Nabi Adam, semuanya serentak sujud sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta'ala dalam rangka mememuliakan Nabi Adam dan mengakui keutamaan beliau -'alaihis salam-.
Hal ini nampak pada tafsir dari firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yakni pada firman-Nya :

{ وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوٓا إِلَّآ إِبْلِيسَ  }

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis;"
[ QS. Al Baqarah : Ayat 34 ]

⛵️ TAFSIR AYAT :

  واذكر -أيها الرسول- للناس تكريم اللّه لآدم حين قال سبحانه للملائكة: اسجدوا لآدم إكرامًا له وإظهارًا لفضله، فأطاعوا جميعًا إلا إبليس

"Dan sebutkanlah -wahai Rasul- kepada manusia tentang pemuliaan Allah terhadap Adam disaat Dia (Allah) Subhanahu berkata kepada para Malaikat : "Sujudlah kalian semua kepada Adam dalam rangka memuliakannya dan mengakui keutamaanya." Maka semuanya pun taat kecuali iblis -la'natullah 'alaih-
[ At Tafsirul Muyassar ]

🌵  Dengan ini kita ketahui, bahwa sujudnya para Malaikat bukanlah sebagai bentuk kesyirikan, sebab :
1⃣ Itu adalah perintah Allah 'Azza wa Jalla, berarti bernilai ibadah
2⃣ Sujudnya bukan sebagai bentuk ta'zhim (pengagungan) sebagaimana hamba kapada Allah Al Khaliq (Sang Pencipta)
3⃣ Sujudnya hanya sebatas pemuliaan kepada Adam, mengakui keutamaannya dan taat kepada perintah Allah. Dengan demikian, jika Nabi Adam saja punya kemuliaan dan keutamaan lalu bagaimana Dzat Yang Menciptakan hamba tersebut ? Sudah tentu, para Malaikat lebih memuliakan lagi.

Allah Ta'ala berfirman:

{ وَلَهُۥ مَن فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَنْ عِندَهُۥ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِۦ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ }

"Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih."
[ QS. Al Anbiya : Ayat 19 ]

{ يُسَبِّحُونَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ }

"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya."
[ QS. Al Anbiya : Ayat 20 ]


EMPAT KEMULIAAN NABI ADAM 'ALAIHIS SALAM

🔖 Berkata Al Imam Ibnu Katsir -Rahimahullah- :
"Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :

{ فإذا سويته ونفخت فيه من روحي فقعوا له ساجدين }

"Maka disaat Aku telah menyempurnakan penciptaannya dan Aku tiup padanya dari Ruh ciptaanku, mereka (Para Malaikat)pun sujud kepadanya."
[ QS. Al Hijr : 29 ]

Maka ayat ini menunjukkan empat kemuliaan untuk Adam :
☆ Allah ciptakan dia dengan tangan-Nya Yang Mulia
☆ Allah tiupkan ruh untuknya
☆ Allah memerintahkan Para Malaikat agar sujud kepadanya
☆ Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama segala sesuatu."
[ Qoshoshul Anbiya, hal. 11 ]


PROSES PENIUPAN RUH NABI ADAM - عليه السلام -

⌛️ Maka tatkala telah mencapai waktu yang Allah 'Azza wa Jalla inginkan untuk meniupkan ruh padanya. Allah pun berkata kepada para Malaikat: "Apabila Aku tiupkan ruh untuknya, hendaknya kalian sujud padanya."
Disaat Allah meniupkan ruh padanya masih sampai pada kepala beliau, maka beliau bersin.
Malaikat pun berkata: "katakanlah, Alhamdulillah."
Nabi Adam pun berkata : "Alhamdulillah", maka Allah menjawab untuknya: "Rabb mu telah merahmatimu".
Akhirnya, disaat ruh sampai pada kedua matanya, beliau pun memandang kepada buah-buahan surga. Dan disaat ruh sampai pada kerongkongan beliau, beliau ingin makan. Dan akhirnya beliau melompat untuk meraih buah-buahan surga dengan segera sebelum ruh sampai pada kedua kaki beliau.
Dan oleh karenanya Allah Ta'ala berfirman :

{ خلق الإنسان من أجل }

"Manusia diciptakan karena tergesa-gesa terhadap sesuatu."
( QS. Al Anbiya : 37 )

"Maka semua Malaikat pun sujud, kecuali iblis ia enggan bersama (para Malaikat) yang sujud."
( QS. Al Hijr: 30-31 )

📘 Qoshoshul Anbiya libni Katsir, hal.49


ALLAH TA'ALA MENGAJARKAN NAMA SEGALA SESUATU

🌦 Allah Jalla wa 'Ala mengajarkan nama segala sesuatu kepada Nabi Adam 'Alaihis Salam, sebagaimana dalam firman-Nya :

{وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صٰدِقِينَ}

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, lalu Dia berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar !""
[ QS. Al Baqarah : Ayat 31 ]

📃 Nama apa sajakah yang diajarkan tersebut ?
Setelah melihat banyaknya pendapat yang berbeda  dikalangan Ahlul Ilmi (Para Ulama), maka Al Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menyatakan :

والصحيح أنه علمه أسماء الذوات وأفعالها مكبرها و مصغرها كما أشار إليه ابن عباس رضي الله عنهما 

"Dan yang shahih adalah bahwasanya Dia (Allah) mengajarkannya seluruh nama dzat yang ada beserta perbuatannya yanb besar maupun yang kecil, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Abbas - رضي الله عنه - ."

📘 [ Qoshoshul Anbiya Libni Katsir, hal.10 ]


ALLAH TA'ALA MENGETAHUI SEGALA PERKARA GAIB, BAIK YANG NAMPAK MAUPUN TERSEMBUNYI !

📃 Ketika Allah Ta'ala memerintahkan Para Malaikat agar menyebutkan seluruh nama-nama yang ada, maka Para Malaikat meminta udzur karena ketidak mampuan mereka.
Sebagaimana yang telah Allah Ta'ala firmankan :

{ قَالُوا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ }

"Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"."
[ QS. Al Baqarah : Ayat 32 ]

💡 Yakni, "Maha Suci Engkau dari adanya seseorang yang bisa meliputi ilmu-Mu dengan tanpa adanya pengajaran dari-Mu."
( Qoshoshul Anbiya libni Katsir, hal.10 )

⌛️ Setelah itu, Allah perintahkan Nabi Adam 'alaihis Salam untuk menyebutkan seluruh nama yang ada kepada Para Malaikat. Dengan demikian barulah Para Malaikat bertambah yakin bahwa Allah mengetahui semua perkara yang gaib di langit maupun di bumi, yang nampak maupun yang tersembunyi.

Allah Ta'ala kisahkan :

{ قَالَ يٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ }

"Allah berfirman: "Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui perkara gaib yang di langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan ?""
[ QS. Al Baqarah : Ayat 33 ]


والله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم


✍🏽 Abu Ishaq At Thubany
       -Ghofarallahu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

https://t.me/kisahparaNabi

Kamis, 19 Juni 2025

SEKILAS TENTANG IBLIS -LA'NATULLAH 'ALAIH-

Iblis -la'natullah 'alaih- disebut dalam Al Qur'an dengan konteks negatif, ia memiliki banyak titel kehinaan dari Allah 'Azza wa Jalla karena kesombongan dan kekufurannya.
💈 Inilah gelar yang disandang oleh Iblis -la'natullah 'alaih- :
         💨 SOMBONG, Sebagaimana firman Allah :
"Kecuali Iblis, ia sombong..." [QS. Shad : 74]

         🔮 KAFIR, dalilnya :
"...Dan ia termasuk makhluk yang kafir." [QS. Shad : 74]

         🎐 SESAT, dalilnya :
"(Iblis)berkata : Oleh karena Engkau(Ya Allah) telah menyesatkanku." [QS. Al A'raf : 16]

         ⚰  RENDAHAN, dalilnya :
"...Sesungguhnya kamu termasuk golongan yang rendah." [QS. Al A'raf : 13]

         💣 TERKUTUK, dalilnya :
"...Maka sesungguhnya kamu terkutuk." [QS. Shad : 77]

        💥  TERLAKNAT, dalilnya :
"Dan sesungguhnya laknat-Ku atasmu sampai hari kebangkitan." [QS. Shad : 78]

        💢  FASIQ (keluar dari ketaatan), dalilnya :
"...Lalu ia(iblis) fasiq terhadap perintah Rabnya." [QS. Al kahfi : 50]

        🌪  MUSUH BEBUYUTAN, dalilnya :
"Sungguh syaithan (iblis) adalah musuh yang nyata bagi manusia." [QS. Al-Isra': 53] **rev

        🔥  Abadi di neraka, dalilnya :
"Sungguh Aku(Allah) akan penuhi jahannam dari golonganmu..." [QS. Shad : 85]

💭 Namun dengan seabrek titel rendahan ini, mengapa Iblis -la'natullah 'alaih- bisa berada di kerajaan langit di Jannah Allah 'Azza wa Jalla

❗️Hal ini dijawab oleh Al Imam Ibnu Katsir dalam kitab Beliau "Qoshoshul Anbiya" halaman 12, cet.Darul Kutub :
"Berkata Syahr bin Hausyab -rahimahullah- :

كان من الجن فلما أفسدوا في الأرض بعث الله إليهم جندا من الملائكة فقتلوهم وأجلوهم إلى جزائر البحار وكان إبليس ممن أسر فأخذوه معهم إلى السماء كان هناك ،...

"Ia iblis termasuk bangsa jin. Tatkala mereka melakukan pengrusakan di muka bumi maka Allah utus bala tentara dari kalangan para Malaikat, lalu berhasil memerangi dan mengusir mereka ke lautan. Dan iblis, termasuk yang ditawan lalu ia diambil oleh para Malaikat, dibawa ke langit sehingga ia tinggal disana(saat itu)."

🔳  Demikian ya Ikhwah asal muasalnya.

📎 Dan dengan ini kita ketahui, bahwa : 
🌍 Sebelum manusia menempati bumi, maka yang terlebih dahulu menempatinya adalah bangsa jin. Lalu mereka pun diperangi karena kenikmatan Allah yang selayaknya dibalas dengan syukur namun mereka suburkan dengan kemaksiatan mereka.

📜 Dari 'Abdullah bin 'Amr رضي الله عنه :
-----------------------------------------
"Dulu, sebelum penciptaan Adam -'Alaihis Salam- Jin hidup (di bumi) selama 1000 tahun lalu saling menumpahkan darah (sesama mereka). Maka Allah utus kepada mereka tentara-Nya dari kalangan Para Malaikat yang akhirnya mereka tercampakkan sampai ke lautan."
[ Tuhfatun Nubala min Qoshoshil Anbiya : 106, karya Al Hafizh Ibnu Hajar Al 'Asqolany رحمه الله ]


KERAJAAN IBLIS -لعنة الله عليه- ADA DI ATAS LAUT

🔘 Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah -radliyallahu 'anhu- berkata : Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- bersabda :

"إن إبليس يضع عرشه على الماء ثم يبعث سراياه، فأدناهم منه منزلة أعظمهم فتنة."

"Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, lalu mengutus pasukannya. Maka yang mendapatkan kedudukan paling dekat dengan iblis diantara mereka adalah yang paling besar fitnahnya (dalam menggoda bani Adam)."

 "وعند أحمد : "عرش إبليس على البحر يبعث سراياه في كل يوم يفتنون الناس، فأعظمهم عنده منزلة أفتنهم للناس."

Dan (disebutkan) dalam riwayat Imam Ahmad : 
"Singgasana iblis di atas laut, ia mengutus pasukannya pada setiap harinya untuk memfitnah manusia. Maka diantara mereka(pasukannya) yang paling besar kedudukannya di sisi Iblis adalah yang paling besar pengaruhnya dalam memfitnah manusia."


و الله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم


✍🏽 Abu Ishaq atThubany
      -Ghofarollahu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📚 https://t.me/kisahparaNabi

Rabu, 18 Juni 2025

9️⃣ Sebab Kesembilan Meraih Kebahagiaan Hidup Adalah Berdoa Kepada Allah ‎صبحانه وتعالى

Termasuk perkara pendukung supaya kita tidak overthinking tentang masa depan, banyak-banyak berdoa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

اللهم أصلح لي ديني الذي هو عصمةُ أمري، وأصلح لي دنياي التي فيها معاشي، وأصلح لي آخرتي التي فيها معادي، واجعل الحياة زيادةً لي في كلِّ خيرٍ، واجعل الموت راحةً لي من كل شرٍّ

"Ya Allah perbaikilah agamaku yang menjadi modal keselamatanmu, perbaikilah duniaku yang saat ini aku hidup didalamnya, perbaikilah akhiratku yang kelak aku menuju ke negeri akhirat, jadikan hidupku sebagai kesempatan menambah kebaikan di setiap waktu, dan jadikan kematianku pintu penutup dari segala kejelekan"
HR. Muslim No. 2720

Termasuk doa yang dianjurkan, dari sahabat Abu Bakrah radhiallahu'anhu, Nabi ﷺ bersabda:

اللَّهمَّ رحمتَك أَرجو فلا تَكِلني إلى نَفسِي طرفةَ عينٍ، وأصلِح لي شَأني كلَّه لا إلَه إلَّا أنتَ

"Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, jangan biarkan aku dengan kemampuan diriku sekejap mata, perbaikilah seluruh keadaanku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali hanya Engkau"
HR. Abu Daud No. 5090

Apabila seorang hamba betul-betul membaca doa ini, yang mana doa ini mengandung kebaikan agama dan dunianya untuk masa mendatang, dengan syarat ketika membaca doanya hatinya ikut hadir, jujur niatnya, setelah itu dia berusaha mewujudkan apa yang dia minta dalam doanya, pasti Allah akan kabulkan permintaannya. Hamba yang membiasakan doa ini akan diperlapang hidupnya oleh Allah subhanahuwata'ala dan menjadi hamba yang dipenuhi oleh kebahagiaan.

Kitab pdf halaman 21

Channel:‎
https://t.me/darsalwasailmufidah

8️⃣ Sebab Kedelapan: Diantara cara meraih kebahagiaan dan menghindarkan segala kekhawatiran dalam hidup (adalah) menghindari segala sesuatu yang membuat hati kita khawatir dan gelisah.

Berusaha melakukan segala sesuatu yang bisa mendatangkan kebahagiaan, hal yang seperti ini bisa membantu kita melupakan pengalaman-pengalaman pahit yang tidak bisa dirubah di masa lalu. Kalau terjerumus dengan pengalaman pahit di masa lalu, ini yang menyebabkan gangguan kebahagiaan, bahkan bisa menggangu mental seseorang. Setiap muslim harus bisa mengenyahkan pikiran-pikiran kelam di masa lalu, termasuk yang perlu diperhatikan jangan terlalu mengkhawatirkan masa depan.

Jangan terlalu mengkhawatirkan tentang kefakiran atau sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang, seorang mukmin harus meyakini perkara masa depan itu misteri tidak ada yang tahu apakah esok hari berupa kejadian yang menyenangkan atau justru kejadian yang menakutkan, harus diyakini bahwasanya masa depan itu murni ketentuan dan milik Allah, hamba tidak memiliki kuasa sedikitpun untuk masa depannya. Hamba hanya diberi pilihin memperbaiki waktu sekarang untuk mendapatkan kebaikan diwaktu mendatang, terhindar dari kejelekan di masa mendatang pula.

Setiap hamba siapapun dia, ketika dijaga pola pikirnya, terkhusus dalam menyikapi masa depan, ia serahkan masa depannya kepada Allah subhanahuwata'ala, dia fokus memperbaiki dan melakukan hal yang bermaslahat untuk hari ini, adapun sisanya semua di Tangan Allah subhanahuwata'ala, makan dijamin hamba tersebut akan selalu tenang jiwanya, segala urusannya tertata dengan sempurna dan tidak akan ada kekhawatiran atau ketakutan yang menjebak hamba tersebut.

Kitab pdf hal 20

Channel:
https://t.me/darsalwasailmufidah

7️⃣ Sebab Ketujuh Meraih Kebahagiaan Hidup Dengan Mengamalkan Hadits Nabi ‎ﷺ

Dari Sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi ‎ﷺ‎ bersabda:‎

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هو أَسفَل مِنْكُمْ وَلا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوقَكُم؛ فهُوَ أَجْدَرُ أَن لا تَزْدَرُوا نعمةَ اللَّه عَلَيْكُمْ‏

‎“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah keadaan dunianya daripada kita, jangan melihat kepada ‎orang yang lebih banyak bagian dunianya daripada kita, karena yang demikian lebih bisa menjaga hati ‎kita supaya tidak meremehkan dan mengganggap kecil nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita”‎
HR. Al-Bukhari dan Muslim

Siapapun dari hamba Allah ketika mengamalkan hadist yang mulia ini, dipastikan hamba tersebut akan ‎dijumpai menjadi hamba yang paling tenang, paling bahagia hidupnya. Bahkan kesehatan mental dan ‎jasmaninya juga terjaga karena mindsetnya baik. (Hamba tersebut) mudah sekali menepis kesedihan, ‎kekhawatiran, bahkan ketakutan menghadapi masa depan, dia terlihat senantiasa gembira seolah-olah ‎tidak ada beban hidup.‎

Sebaliknya kalau (konsep) ini tidak dipakai orang akan sulit menemukan kebahagiaan dan ketenangan ‎dalam hidup.‎

Kitab pdf halaman 19‎

Channel:‎
https://t.me/darsalwasailmufidah

6️⃣ Sebab Keenam Meraih Kebahagiaan Hidup Adalah banyak Mengingat Nikmat Allah ‎صبحانه وتعالى

Termasuk upaya meraih kebahagiaan hidup adalah banyak mengingat nikmat Allah ‎subhanahuwata’ala, baik nikmat dhohir maupun nikmat batin. Dengan mengenal berbagai nikmat Allah ‎kemudian merenungkan nikmat tadi pola hidup semacam ini bisa mengusir al-ghom (kekhawatiran ‎akan apa yang akan terjadi di masa depan) dan al-ham (kesedihan atas apa yang terjadi di masa lalu).‎

Dengan mengenal nikmat Allah kemudian meresapinya dan menceritakan nikmat Allah bisa ‎meningkatkan derajat hamba sampai pada tingkat bersyukur ketika mendapatkan musibah, sampai ‎ketika seorang hamba di uji dengan kefakiran atau sakit atau musibah apapun yang dibenci oleh ‎manusia (tetap bersyukur).‎

Ketika seorang hamba membandingkan nikmat yang banyak yang sudah dia rasakan dengan kadar musibah yang sedang dia alami, maka musibah tersebut itu tidak ada nilainya dengan banyaknya nikmat yang sudah Allah berikan.

Setiap keadaan yang dibenci, bahkan musibah yang selalu dihindari, ketika Allah subhanahuwata'ala mentaqdirkan seorang hamba harus merasakan hal itu, kemudian hamba tadi menerima ketentuan Allah dengan penuh kesabaran, dengan penuh ridho, dengan penuh ketundukan dengan taqdir Allah, (taqdir tersebut) ringan untuk dijalankan, mudah untuk dipikul.

Cara untuk merubah keadaan yang semestinya pahit terasa manis, musibah ternyata jadi ladang pahala adalah meniatkan pada setiap keadaan yang dia hadapi peluang meraih ridho Allah subhanahuwata'ala.

Kitab pdf halaman 18 dan 19

Channel:‎
https://t.me/darsalwasailmufidah

5️⃣ Sebab Kelima Meraih Kebahagiaan Hidup Ialah Perbanyak Mengingat Allah Azza wa Jalla

Diantara sebab terbesar untuk melapangkan dada dan mendapatkan ketenangan hati ialah perbanyak mengingat Allah subhanahuwata'ala, dalam dzikir kepada Allah subhanahuwata'ala terdapat pengaruh yang luar biasa menakjubkan, menghasilkan kelapangan hati dan ketenangan jiwa, bahkan mampu menghilangkan, mengusir kesedihan, kegelisahan dan kekhawatiran dalam hidup. 

Allah Ta'ala berfirman:

{ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَىِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ }

Artinya:
"Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah hati manusia akan mendapatkan ketenangan"
[Surat Ar-Ra'd: 28]

Dzikir mengingat Allah subhanahuwata'ala pengaruhnya sangat besar, khususnya untuk mewujudkan kebahagiaan dalam hidup, bahkan pahala yang diincar oleh setiap mukmin bisa diraih dengan mudah melalui dzikir kepada Allah subhanahuwata'ala.

Kitab pdf halaman 18

Channel:‎
https://t.me/darsalwasailmufidah

4️⃣ Sebab Keempat Meraih Kebahagiaan Hidup Adalah Dengan Memusatkan Fikiran Untuk Sungguh-‎Sungguh Dalam Memanfaatkan Hari Ini.‎

‎Diantara cara menepis kekhawatiran menatap masa depan, kegelisahan akibat ketakutan-ketakutan ‎dalam menghadapi dan menjalani kehidupan di dunia adalah dengan memusatkan fikiran untuk ‎sungguh-Sungguh dalam memanfaatkan hari ini dalam kegiatan yang bermanfaat. Jangan tenggelam ‎dalam ketakutan melihat masa depan, muslim yang baik tidak akan tenggelam dalam kesedihan yang ‎berlarut-larut menyesali apa yang sudah terjadi. Baginda Nabi ‎ﷺ‎ selalu berlindung kepada Allah Azza ‎wa Jalla dari dua sifat (dari dua ketakutan), yang pertama al-ham (takut menghadapi esok hari), yang ‎kedua al-hazn (menyesali yang sudah terjadi). ‎

Penyesalan atas apa yang sudah terjadi ini tidak boleh seorang hamba berlarut-larut, karena tidak bisa ‎dirubah apa yang sudah terjadi, kita tidak mungkin kembali ke masa lalu. Juga ketakutan menghadapi ‎masa depan harus ditepis, kita harus sadar bahwa manusia itu hanya punya satu kesempatan (yaitu ‎hari ini), maka seharusnya dia mengumpulkan semua tekad dan kemampuannya menjadikan hari ini ‎sebagai hari terbaik dalam hidupnya. Ketika tekad diusahakan untuk penuh, akan membuahkan ‎kesungguh-sungguhan dalam menjalankan aktivitas hidup, oleh karena itu hamba tersebut akan ‎selamat dari ketakutan menghadapi masa depan, juga selamat dari penyesalan atas apa yang sudah ‎terjadi.‎

Rasulullah ‎ﷺ‎ ketika mengajarkan sebuah doa, beliau ‎ﷺ‎ juga mengajarkan kepada umatnya untuk ‎berusaha mewujudkan apa yang kita inginkan dalam doa tersebut, doa yang akan dikabulkan oleh ‎Allah Azza wa Jalla adalah doa yang diiringi dengan usaha. Hamba yang baik selalu berusaha semaksimal ‎mungkin menggapai sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunianya, kemudian sembari ‎meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar apa yang dia inginkan terwujud, minta tolong kepada Allah ‎agar diberi kemudahan, seperti dalam hadits Nabi ‎ﷺ‎ riwayat Imam Muslim:‎

احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ، وإنْ أَصَابَكَ شَيءٌ، فلا تَقُلْ: لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا ‏وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ؛ فإنَّ (لو) تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

‎“Semangatlah dalam menjalankan apa yang bermanfaat untuk dirimu, minta tolonglah kepada Allah, ‎jangan loyo! Kalau terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan prediksimu, jangan pernah mengatakan: ‌‎‘seandainya saya begini pasti akan begini’, tapi katakan: ‘sudah taqdir Allah apapun yang Allah ‎kehendaki pasti akan terjadi’, karena kalau kita berandai-andai syaitan akan masuk menyesatkan kita”‎

Dalam hadits ini Rasulullah ﷺ menggabungkan antara semangat yang tinggi mewujudkan kemanfaatan untuk diri kita dengan terus memohon bantuan kepada Allah Azza wa Jalla. Rasul ﷺ mengajarkan umatnya tidak pesimis, yang bisa membuahkan rasa malas yang membahayakan, untuk hal-hal yang sudah lalu serahkan kepada Allah Azza wa Jalla, pasrah dengan takdir-Nya.

Nabi ﷺ mengajarkan kepada umatnya, perkara yang ada di dunia ini itu ada 2 macam:
🔸Yang pertama: ada yang perkara-perkara yang dimampui oleh hamba, hamba juga bisa menghindari resiko-resiko dalam hidupnya, pada posisi pertama ini hamba diperintahkan berusaha semaksimal mungkin.
🔸Yang kedua: dalam kehidupan di dunia ini ada perkara-perkara diluar kemampuan hamba, pada posisi ini hamba harus pasrah tunduk kepada Allah Azza wa Jalla agar tenang hatinya. 

Tidak diragukan lagi menjadikan hadits ini sebagai pedoman hidup akan menghasilkan ketentraman jiwa, akan hilang kekhawatiran menghadapi masa depan atau kekecewaan akan kesalahan dan kekurangan dimasa lalu.

Kitab pdf halaman 16 dan 17‎

Channel:‎
https://t.me/darsalwasailmufidah

3️⃣ Sebab Ketiga Untuk Meraih Kebahagiaan Hidup Adalah Dengan Menyibukkan Diri Dalam Perkara Yang Bermanfaat

Diantara sebab untuk menghilangkan kesedihan pada diri seorang mukmin akibat ujian yang terus-menerus datang silih berganti, menjadikan hatinya jatuh dalam kesedihan karena ujiannya bertubi-tubi adalah dengan menyibukkan diri dalam aktifitas yang bermanfaat, bisa pula dengan menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat, dengan kegiatan semacam ini hati manusia akan teralihkan untuk terus memikirkan perkara-perkara yang menyebabkan sedih dan gundah gulana. 

Seringkalinya ketika seorang hamba fokus memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dia sampai pada level melupakan kesedihan, sampai lupa cara untuk bersedih, kalau cara ketiga ini dilakukan dengan benar, hidup kita penuh dengan kebahagiaan, dan semangat mengisi kebaikan dengan kebaikan.

Ini bisa dilakukan baik oleh seorang mukmin bahkan oleh non-mukmin sekalipun, bedanya kalau seorang mukmin dia mendapatkan kelebihan dari sisi keimanannya, keikhlasannya, niatannya dalam kesibukan-kesibukan yang bermanfaat tadi dengan ilmu yang dia pelajari atau ilmu yang dia ajarkan, dia juga menjalankan kebaikan seperti yang dia ajarkan kepada orang lain, kalau kesibukannya berupa ibadah maka bernilai ibadah disisi Allah, ketika kesibukan tadi adalah aktifitas duniawi atau rutinitas, dia diniatkan untuk membantu ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla

Cara yang ketiga ini pengaruhnya sudah terbukti untuk menghilangkan segala bentuk kekhawatiran, kesedihan, dan kegelisahan, berapa banyak orang yang tenggelam dalam kesedihan justru dia menambah masalah baru, muncul penyakit-penyakit karena kesedihan yang dia selami, obatnya dilupakan musibah tadi, sibukkan dengan perkara-perkara yang bermanfaat, baik duniawiah apalagi perkara ibadah.

Kitab pdf halaman 15 dan 16

Channel:
https://t.me/darsalwasailmufidah

KISAH NABI ADAM عليه السلام

KEHENDAK DAN MAKSUD ALLAH 'AZZA WA JALLA DALAM PENCIPTAAN NABI ADAM 'ALAIHIS SALAM


📓 Allah Jalla wa 'Ala berfirman :

{ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ  }

"Ingatlah ketika Rabmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
[QS. Al-Baqarah: Ayat 30]

📔 Disebutkan tafsirnya dalam At Tafsirul Muyassar terkait firman Allah diatas pada lafazh "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi", dengan penafsiran :

إني جاعل في الأرض قوما يخلف بعضهم بعضا لعمارتها

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di muka bumi sebuah kaum yang sebagian mereka menggantikan sebagian yang lain untuk memimpin mereka."


🌿 RESPON PARA MALAIKAT -'Alaihimus Salam- ATAS PENCIPTAAN NABI ADAM -'Alaihis Salam-


📓 Ketika Allah Ta'ala menyatakan dihadapan Para Malaikat :

{ إني جاعل في الأرض خليفة }

"Sesungguhnya Aku akan menjadikan dimuka bumi seorang khalifah."
[ QS. Al Baqarah : 30 ]

💭 Maka Para Malaikat merespon, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firman-Nya :

{ قَالُوٓا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ  }

Mereka berkata: "Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
[QS. Al-Baqarah: Ayat 30]

❗️Jika kita melihat pada konteks firman Allah tersebut, maka seakan dipahami bahwa Para Malaikat protes kepada Allah, tidak terima atas kehendak Allah dan banyak lagi tuduhan lainnya yang akan tersimpulkan bahwa Para Malaikat adalah makhluk yang hasad terhadap Nabi Adam -'alaihis Salam-.

📡 Hal ini terbantah dengan beberapa penjelasan Para Ulama, diantaranya :
1) Penjelasan Al Hafizh Abul Fida Ibnu Katsir -rahimahullah- :

فقالت الملائكة سائلين على وجه الاستكشاف والاستعلام عن وجه الحكمة لا على وجه الاعتراض والتنقص لبني آدم والحسد لهم كما قد يتوهمه بعض جهلة المفسرين

"Maka Para Malaikat tersebut merespon, bertanya dalam rangka meminta penjelasan dan pengetahuan tentang hikmah penciptaannya, 
❗️BUKAN DALAM RANGKA MENENTANG
❗️DAN MEREMEHKAN BANI ADAM 
❗️SERTA HASAD KEPADA MEREKA SEBAGAIMANA YANG DIPAHAMI OLEH SEBAGIAN AHLI TAFSIR YANG JAHIL."
[Qoshoshul Anbiya, Lil Imam Ibni Katsir -rahimahullah- hal.9]

2) Para Malaikat memiliki sifat yang senantiasa taat dan patuh kepada Allah dan tidak pernah membangkang sama sekali. Sebagaimana firman-Nya :

ٌ { لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ }

"(Para Malaikat) tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang telah Dia perintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
[ QS. At-Tahrim: Ayat 6 ]

3) Jika kita merujuk pada tafsir Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 30 tersebut, kita akan temui dari penjelasan Ahli Tafsir yang menunjukkan bahwa responnya para Malaikat adalah bersifat positif yakni meminta penjelasan kepada Allah tentang hikmahnya.
Berikut penjelasan dalam Tafsir Muyassar :

قالت : ياربنا علمنا وأرشدنا ما الحكمة في خلق هؤلاء مع أن من شأنهم الإفساد في الأرض وإراقة الدماء ظلما وعدوانا ونحن طوع أمرك ننزهك التنزيه اللائق بحمدك وجلالك ونمجدك بكل صفات الكمال والجلال

"(Para Malaikat) berkata : "Wahai Rabb kami, ajarilah kami dan bimbinglah kami apakah hikmah pada penciptaan mereka (bani Adam) yang bersamaan dengan itu mereka melakukan pengrusakan di muka bumi dan menumpahkan darah secara zhalim dengan penuh permusuhan sementara kami (para Malaikat) senantiasa taat pada perintah-Mu, kami senantiasa mensucikan-Mu sesuai kemuliaan dan keagungan-Mu dan kami senantiasa mensucikanmu dengan semua sifat kesempurnaan dan kemulian-Mu."

🌕 Demikianlah hendaknya kita bersikap terhadap para Malaikat, dalam rangka beriman kepada Para Malaikat sesuai yang Allah inginkan.


⏳ HIKMAH PENCIPTAAN NABI ADAM YANG TIDAK DIKETAHUI MALAIKAT

🌷 Ikhwaniy fillah -rahimakumullah-
💺 Penjelasan para Ulama, diantaranya Al Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- terkait respon para Malaikat terhadap pernyataan Allah, hal itu telah membuat kita semua tenang dengan penjelasan para Ulama tersebut.
Karena jika semata-mata mengembalikan makna kepada terjemahan, niscaya bisa saja kita tergelincir dalam memahaminya.
Walhamdulillah, Allah Tabāroka wa Ta'ālā bimbing kita semua.

🌐 Setelah para Malaikat merespon keinginan Allah untuk menciptakan Nabi Adam -'alaihis Salam-, maka Allah pun menjelaskan jawabannya di dalam surat Al Baqarah : 30,

{ قال إني أعلم مالا تعلمون }

"(Dia Allah) berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa saja yang tidak kalian(-para Malaikat-) ketahui."
🗞 Maknanya adalah :
" إني أعلم مالا تعلمون من المصلحة الراجحة في خلقهم "

"Sesungguhnya Aku mengetahui sesuatu yang tidak kalian ketahui berupa kemaslahatan yang dominan pada penciptaan mereka(Bani Adam)."
[ at Tafsir al Muyassar ]

Adapun Al Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- menyebutkan makna dari firman Allah tersebut : 

" أي أعلم من المصلحة الراجحة في خلق هؤلاء ما لا تعلمون، أي سيوجد منهم الأنبياء والمرسلون والصديقون والشهداء و الصالحون "  

"Yakni Aku mengetahui dari maslahat yang paling dominan dalam penciptaan mereka, sesuatu yang tidak kalian ketahui, yakni akan didapati terlahir dari mereka (Bani Adam) Para Nabi, Para Rasul, Orang-orang yang jujur keimanannya dan Para Syuhada serta Orang-orang yang Sholih."
[ Qoshoshul Anbiya lil Imam Ibni Katsir, hal.10 ]

📌 Dengan mengetahui keterangan para Ulama di atas, hendaknya kita banyak bersyukur kepada Allah akan nikmat-Nya yang tiada tara dengan adanya orang-orang pilihan Allah dan Allah ridhoi dari kalangan para Nabi, Rasul, Shiddiqun, Syuhada dan Sholihun.
Semoga Allah kumpulkan kita semua dengan mereka dengan sebab keikhlasan dan ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, Aamiin.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

{ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّۦنَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولٰٓئِكَ رَفِيقًا }

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
[QS. An-Nisa': Ayat 69]

والله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم



✍🏽 Abu Ishaq At Thubany
       -Ghofarollahu lahu-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Senin, 16 Juni 2025

PRINSIP TAZKIYATUN NUFUS

TAKHLIYAH DAN TAHLIYAH

Takhliyah dan tahliyah; artinya adalah menanggalkan dan menghiasi. Inilah dua prinsip utama dalam tazkiyatun nufus.

💎 Takhliyah ialah menanggalkan segala hal yang menyimpang dari syariat Allah subhanahu wa ta’ala apabila hal itu ada pada diri kita, dengan cara menjauhi segala maksiat, dari yang terbesar—yaitu syirik kepada Allah subhanahu wa ta’ala—, yang di bawahnya, sampai kepada hal-hal yang makruh. Apabila hal-hal tersebut tidak ada pada kita, caranya adalah dengan kita berusaha senantiasa menjaga diri dari maksiat.

✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ

Katakan kepada kaum mukmin agar mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka itu lebih suci bagi mereka….” (an-Nur: 30)

✅ Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,

جَنَّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّىٰ

Surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itu adalah balasan bagi orang yang membersihkan diri.” (Thaha: 76)

✔️ Maksudnya, menyucikan diri dari syirik, kekafiran, kefasikan, dan maksiat, dengan tidak melakukannya sama sekali, atau bertobat dari dosa-dosa tersebut yang pernah dilakukannya. Selain itu, ia menyucikan diri dan menumbuhkannya dengan iman dan amal saleh. Demikian ungkap Syaikh as-Sa’di rahimahullah.

💎 Adapun tahliyah ialah menghiasi diri dengan banyak amal saleh; dari yang terbesar, yaitu menauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala sampai yang terkecil, yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan.

✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨

Kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan dirinya.” (al-Lail: 17—18)


ALLAH-LAH YANG MENYUCIKAN JIWA

✔️ Ketika kita mengetahui bahwa tazkiyah diwujudkan dengan amal saleh dan menjauhi maksiat, kita pun menyadari bahwa semua itu tidak dapat kita lakukan selain dengan taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semua.

💡Bagaimana tidak, Nabi shallallahu alaihi wa sallam sendiri mengatakan,

وَاللهِ، لَوْلاَ اللهُ مَا اهْتَدَيْنَا وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا، فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبِّتِ الْأَقْدَامَ إِنْ لاَقَيْنَا

Demi Allah, kalau bukan karena Allah, kami tidak mendapat petunjuk, kami tidak bisa shalat, dan kami tidak dapat memberi sedekah. Oleh karena itu, (ya Allah), turunkanlah kepada kami ketenteraman jiwa dan kokohkanlah kaki-kaki kami apabila kami bertemu musuh.” (Sahih, HR. al-Bukhari)

✅ Allah subhanahu wa ta’ala pulalah yang menerangkan segala sarana dan fasilitas menuju kesucian jiwa. Kalaulah tidak Dia terangkan, niscaya kita akan buta terhadap segala sarana tersebut. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (an-Nur: 21)

📝 Maksudnya, tidak ada seorang pun yang bersih dari mengikuti langkah-langkah setan. Sebab, setan dan bala tentaranya selalu berusaha mengajak kepada langkah-langkahnya dan menampilkannya dengan gambaran yang indah. 

❗️Lebih-lebih lagi, jiwa itu condong kepadanya, bahkan memerintahkan untuk mengikutinya. Kekurangan pun menguasai hamba dari segala sisi. Iman pun tidak kuat.

Apabila segala faktor pendorong ini dibiarkan (tanpa mendapat rahmat Allah subhanahu wa ta’ala –pen.), niscaya tidak seorang pun bersih dari dosa dan kejelekan. Dia pun tidak akan berkembang dengan melakukan kebaikan. 

Akan tetapi, karunia Allah subhanahu wa ta’ala dan rahmat-Nya menghendaki kesucian sebagian dari kalian. (Taisir al-Karimir Rahman, dengan sedikit diringkas)

📝 Oleh karena itu, hendaknya seseorang banyak berdoa dan memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi taufik untuk menyucikan jiwanya. 

💡Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan dengan sebuah doa yang beliau panjatkan,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ، اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat penakut, sifat pelit, pikun, dan azab kubur. Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya dan sucikanlah ia. Engkaulah sebaik-baik Dzat Yang menyucikan, Engkaulah walinya dan maulanya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, kalbu yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak merasa puas, dan doa yang tidak terkabul.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari kejelekan jiwa sebagaimana telah diterangkan pada pembahasan sebelumnya.


ITTIBA' (MENGIKUTI) NABI MUHAMMAD 

✔️ Mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah satu-satunya jalan untuk meraih tazkiyatun nufus (kesucian jiwa). Sebab, memang salah satu tujuan pengutusan beliau adalah untuk tazkiyah (penyucian), menyucikan jiwa manusia yang sebelumnya telah terkotori oleh noda-noda jahiliah.

✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولًا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164)

✔️ Ini adalah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Bahkan, ia adalah pangkal segala nikmat, yaitu pemberian karunia kepada mereka dengan datangnya Rasul shallallahu alaihi wa sallam yang mulia. Dengan nikmat ini, Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan mereka dari kesesatan dan melindungi mereka dari kebinasaan. 

✅ Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولًا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ

Ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri.

💎 Maksudnya, mereka mengenal nasab, perangai, dan tutur katanya. Rasul itu berasal dari kaum dan suku mereka. Ia adalah seorang yang beritikad baik untuk kaumnya, belas kasih terhadap mereka, membacakan ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala kepada mereka, mengajari mereka lafaz-lafaz dan makna-maknanya, dan (menyucikan mereka) dari kesyirikan, maksiat, berbagai kerendahan, dan seluruh akhlak tercela. (Tafsir as­-Sa’di)

📝 Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala hanya akan menerima tazkiyah yang dilakukan sesuai dengan cara yang Dia syariatkan melalui Rasul-Nya. 

💡Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa mengada-adakan sesuatu yang baru dalam urusan agama ini, amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. Muslim)

✔️ Allah subhanahu wa ta’ala telah mencanangkan tujuan, yaitu tazkiyah. Allah subhanahu wa ta’ala pun telah memberikan sarananya melalui keterangan Rasul-Nya. Maka dari itu, siapa saja yang hanya ingin mencapai tujuan tanpa sarana yang digariskan, ia tidak akan sampai ke tujuan.


TIDAK MENGKLAIM DIRI TELAH SUCI

❌ Ghurur, terkecoh oleh kondisi diri sendiri. Itulah kata yang tepat bagi seseorang yang telah menganggap dirinya suci. Sesungguhnya, kesucian diri kita belum terjamin. Yang kita lakukan hanya sebatas usaha dan tentu hasilnya secara pasti baru akan diketahui di akhirat kelak. Allah subhanahu wa ta’ala lah yang paling mengetahui kondisi diri kita.

✅ Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (an-Najm: 32)

❗️Allah subhanahu wa ta’ala mencela mereka yang menganggap suci diri mereka padahal hakikatnya tidak demikian.

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنفُسَهُمۚ بَلِ ٱللَّهُ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَلَا يُظۡلَمُونَ فَتِيلًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak teraniaya sedikit pun.” (an-Nisa: 49)

📝 Atas dasar itulah, ketika ada seorang sahabiyah bernama Barrah, yang artinya orang yang baik, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menegurnya dan menggantinya dengan nama Zainab. Sahabiyah tersebut kemudian menjadi salah seorang istri beliau shallallahu alaihi wa sallam.

💡Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan cerita Zainab radhiallahu anha,

سُمِّيتُ بَرَّةَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ. فَقَالُوا: بِمَ نُسَمِّيهَا؟ قَالَ: سَمُّوهَا زَيْنَبَ.

Aku diberi nama Barrah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Janganlah kalian menganggap suci diri kalian, Allah lebih tahu orang yang baik di antara kalian.” Mereka mengatakan, “Dengan apa kami memberi nama dia?” Beliau menjawab, “Berilah nama Zainab.

Bahkan, sampai dalam hal memuji pun, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyuruh kita berhati-hati agar tidak terjerumus dalam larangan ini. 

💡Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ لاَ مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ: أَحْسِبُ فُلاَنًا، وَاللهُ حَسِيبُهُ، وَلاَ أُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَدًا، أَحْسِبُهُ كَذَا وَكَذَا-إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَلِكَ مِنْهُ

Siapa saja di antara kalian yang mau tidak mau memuji saudaranya, hendaknya mengatakan, “Perkiraanku Fulan (demikian), dan Allah lah yang lebih mengetahui tentangnya. Aku tidak mendahului Allah dalam menganggap suci seseorang secara pasti. Menurut saya demikian dan demikian—apabila dia mengetahui hal itu darinya.” (Muttafaqun ‘alaih)

✅ Oleh karena itu, para sahabat dahulu adalah orang-orang yang sangat jauh dari sifat merasa suci. Mereka justru khawatir kalau diri mereka ternyata masih kotor. 

💎 Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah mengatakan,

أَدْرَكْتُ ثَلاَثِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّهُمْ يَخَافُ النِّفَاقَ عَلَى نَفْسِهِ

“Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, semuanya khawatir terhadap kemunafikan atas diri mereka.”

💎 Ibrahim at-Taimi rahimahullah mengatakan,

مَا عَرَضْتُ قَوْلِي عَلَى عَمَلِي إِلاَّ خَشِيتُ أَنْ أَكُونَ مُكَذَّبًا

“Tidaklah kubandingkan ucapanku dengan amalanku melainkan aku khawatir aku khawatir nanti menjadi orang yang didustakan.”

💎 Disebutkan pula bahwa al-Hasan al-Bashri rahimahullah dahulu mengatakan,

مَا خَافَهُ إِلاَّ مُؤْمِنٌ، وَلاَ أَمِنَهُ إِلاَّ مُنَافِقٌ

“Tidaklah seseorang khawatir (dari kemunafikan) melainkan dia seorang mukmin, dan tidaklah merasa aman (dari kemunafikan) melainkan dia adalah munafik.”

📝 Ketiga riwayat di atas dikeluarkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam “Bab Khauful Mu’min an Yuhbatha ‘Amaluhu….” 


Sumber:

MUQADDIMAH KISAH PARA NABI

📔 FAWAID YANG BISA DIAMBIL DARI MEMPELAJARI KISAH PARA NABI عليهم الصلاة و السلام :

1) Kisah para Nabi 'alaihimus sholatu was salam adalah sebaik-baik kisah
2) Kisah para Nabi yang Allah sebutkan semuanya baik
3) Kisah para Nabi merupakan kisah yang paling jujur sumbernya, paling mencakup faedahnya dan paling bermanfaat untuk hamba-hamba-Nya
4) Diantara manfaat mempelajari kisah para Nabi :
    - Sarana penyempurna iman kita terhadap para Nabi
5) Pada kisah para Nabi terdapat penegasan wajibnya iman kepada Allah, mengEsakan-Nya, Ikhlas dan beramal untuk-Nya, iman terhadap hari Akhir, penjelasan bahwa betapa jeleknya kesyirikan yang merupakan sebab kehancuran di dunia dan akhirat
6) Kisah para Nabi sebagai pelajaran penting bagi kaum mukminin
7) Agama para Nabi itu satu yakni Islam
8) Pada kisah para Nabi terdapat faedah fikih, hukum-hukum syari'at
9) Dalam kisah para Nabi terdapat nasehat, peringatan, harapan, perkara yang harus dihindari, contoh jalan keluar setelah sempit, kemudahan datang setelah kesusahan, akibat yang baik yang bisa disaksikan didunia ini
10) Kisah para Nabi sebagai bekal tambahan bagi orang yang bertakwa, kegembiraan bagi Ahli ibadah, hiburan bagi orang yang sedih dan nasehat bagi kaum mukminin.

🍋 BERIMAN KEPADA PARA RASUL
---------------------------------------

Beriman kepada para Rasul mencakup empat perkara, jika satu saja diingkari atau tidak ada pada seseorang maka tidak sempurna keimanannya atau bahkan bisa murtad -wal 'iyadzu billah- 

🌴 Empat perkara tersebut adalah :

1) Mengimani bahwa Risalah yang mereka -'alaihis shalatu was salam- bawa adalah benar dan berasal dari Allah Ta'ala.
Maka barangsiapa yang mengingkari risalah satu Nabi saja dari mereka maka teranggap mengingkari seluruh para Nabi.
Dalilnya :

{ كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ }

"Kaum Nuh telah mendustakan para rasul."
[QS. Asy-Syu'ara': Ayat 105]

2) Mengimani para Nabi yang kita ketahui nama-namanya, adapun yang tidak kita ketahui maka kita imani secara global.
Dalilnya :

{ وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّۦنَ مِيثٰقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرٰهِيمَ وَمُوسٰى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثٰقًا غَلِيظًا }

"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."
[QS. Al-Ahzab: Ayat 7]

{ شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصّٰى بِهِۦ نُوحًا وَالَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرٰهِيمَ وَمُوسٰى وَعِيسٰىٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ }

"Dia telah mensyari'atkan bagi kalian tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)."
[QS. Asy-Syura: Ayat 13]


{ وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِىَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ فَإِذَا جَآءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِىَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ}

"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil."
[QS. Ghafir: Ayat 78]

3) Membenarkan berita yang shahih dari mereka (para Nabi).

4) Mengamalkan syari'at Nabi kita Muhammad -Shallallahu 'alaihi wa sallam-
Dalilnya :

{ فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتّٰى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا }

"Maka demi Rabmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
[QS. An-Nisa': Ayat 65]


🌵 FAEDAH MENGIMANI PARA RASUL
------------------------------------------

🌴 Mengimani para Rasul bukanlah sekedar kewajiban yang harus diimani setiap Muslim. Namun dibalik itu banyak faedah yang bisa mereka petik.
🍋 Diantara faedah yang bisa dipetik dari mengimani para Nabi -'alaihimus shalatu was salam- adalah :

1) Seorang hamba akan mengetahui akan Rahmat Allah Ta'ala dan penjagaan-Nya kepada para hamba-Nya dari sisi Allah mengutus para Rasul kepada mereka untuk menunjukkan mereka ke jalan Allah Ta'ala dan menjelaskan kepada mereka bagaimana cara mereka beribadah kepada Allah karena akal manusia tidak mampu mencerna hal itu.

2) Memunculkan rasa syukur kepada Allah Ta'ala atas nikmat yang besar ini (yakni berupa diutusnya para Rasul ).

3) Akan menumbuhkan kecintaan kepada para Rasul -'alaihimus sholatu was salam- dan pengagungan kepada mereka serta memuji mereka sebatas hal yang layak bagi mereka karena mereka utusan Allah, melaksanakan ibadah kepada-Nya, menyampaikan risalah-Nya dan menasehati hamba-hamba-Nya.


DIUTUSNYA NABI KITA MUHAMMAD -Shallallahu 'alaihi wa Sallam- MERUPAKAN NIKMAT TERBESAR UNTUK UMAT INI

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

🔖 Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah -rahimahullah- berkata,

فَمِنْ أَعْظَمِ نِعَمِ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَأَشْرَفِ مِنَّةٍ عَلَيْهِمْ: أَنْ أَرْسَلَ إلَيْهِمْ رُسُلَهُ؛ وَأَنْزَلَ عَلَيْهِمْ كُتُبَهُ؛ وَبَيَّنَ لَهُمْ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. وَلَوْلَا ذَلِكَ لَكَانُوا بِمَنْزِلَةِ الْأَنْعَامِ وَالْبَهَائِمِ بَلْ أَشَرَّ حَالًا مِنْهَا فَمَنْ قَبِلَ رِسَالَةَ اللَّهِ وَاسْتَقَامَ عَلَيْهَا فَهُوَ مِنْ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ وَمَنْ رَدَّهَا وَخَرَجَ عَنْهَا فَهُوَ مِنْ شَرِّ الْبَرِيَّةِ وَأَسْوَأُ حَالًا مِنْ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْحَيَوَانِ الْبَهِيمِ " انتهى من "مجموع الفتاوى" (19/100) 

"Maka termasuk nikmat Allah dan kemuliaan terbesar dari anugerah-Nya kepada para hamba-Nya adalah diutusnya para Rasul kepada mereka dan diturunkannya kitab-kitab-Nya kepada mereka serta menjelaskan untuk mereka jalan yang lurus.
Kalau tidak demikian niscaya manusia setara dengan hewan ternak bahkan keadaannya bisa lebih jelek darinya.
Barang siapa yang menerima risalah Allah dan istiqomah diatasnya maka ia termasuk sebaik-baik makhluk.
Dan barang siapa yang menolaknya serta keluar dari keistiqomahan maka ia termasuk sejelek-jelek makhluk dan bisa lebih jelek daripada anjing, babi serta hewan ternak."
-Selesai-.
📔 Sumber : Majmu' al Fatawa : 19/100

🌿 Dan dalil yang menunjukkan atas besarnya nikmat ini adalah firman Allah Jalla wa 'Ala :

{ لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍ }

"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
QS. Ali 'Imran: Ayat 164

🔘 PERBEDAAN ANTARA NABI dan RASUL ______________ 🌍
--------------------------------------------------------------

🌳 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahullah,
dalam kitab An Nubuwwat juz 1 hal.184 :

فالنبي: هو الذي ينبئه الله وهو ينبئ بما أنبأ الله به فإن أرسل مع ذلك الى من خالف أمر الله ليبلغه رسالة من الله اليه فهو رسول وأما اذا كان انما يعمل بالشريعة قبله ولم يرسل هو الى أحد يبلغه عن الله رسالة فهو نبي وليس برسول ...

"Nabi adalah orang yang Allah beri wahyu.
Dan bersamaan dengan itu jika ia diutus kepada orang yang menyelisihi perintah Allah yang telah sampai perintah tersebut kepada orang yang menyelisihiya maka ia Rasul.
Adapun jika yang diberi wahyu tersebut semata-mata mengamalkan syariat Nabi sebelumnya dan tidak diutus kepada kaum yang telah sampai padanya risalah-Nya, maka ia Nabi bukan Rasul."

🖌 Dengan ini bisa kita simpulkan terkait perbedaan keduanya :
      🔹 Nabi adalah laki-laki yang diberi wahyu mengamalkan syariat Nabi sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain.
      🔸 Rasul kriterianya seperti Nabi hanya saja ia diutus kepada kaum yang menyelisishi perintah Allah.

🔇 Adapun jika ada yang berpendapat bahwa Nabi tidak diperintahakan untuk menyampaikan apa yang telah Allah wahyukan, MAKA INI BATIL !!!!
Berdasarkan firman Allah Jalla wa 'Ala :

{ قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِى وَلَا بِرَأْسِىٓ ۖ إِنِّى خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِىٓ إِسْرٰٓئيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِى }

"Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku"."
[QS. Ta Ha: Ayat 94]

{ وَوَهَبْنَا لَهُۥ مِن رَّحْمَتِنَآ أَخَاهُ هٰرُونَ نَبِيًّا }

"Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi."
[QS. Maryam: Ayat 53]

⬆️ Harun 'alaihis salam sebagai Nabi tetap diminta untuk menyampaikan risalah Allah.

📮 Demikian pula disebutkan dalam hadits yang shahih riwayat Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin 'Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu bahwa seorang Nabi masih diperintahkan untuk menyampaikan risalah yang ia ketahui kepada umat dan dilarang menyembunyikan ilmu.

"إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ"

Artinya :
"Sesungguhnya tidaklah seorang sebelumku melainkan wajib atasnya untuk menunjukkan umat kepada kebaikan yang ia ketahui untuk mereka dan memperingatkan mereka terhadap kejelekan yang ia ketahui untuk mereka."

و الله أعلم بالصواب
بارك الله فيكم

 

✍🏽 Akhukum fillah Abu Ishaq at Thubany
                   - Ghafarallahu lahu -

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖