Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Kamis, 09 Oktober 2025

Hak-Hak Anak Yang Wajib Ditunaikan Oleh Ayah Dan Ibu



Link pdf:
https://drive.google.com/file/d/1ykvkiLWkICwog9UDLX2QqwVwj10lJ9i3/view?usp=drivesdk

Jumat, 19 September 2025

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (22)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti


HUBUNGAN ANTARA DOA DAN PERENDAHAN DIRI DI HADAPAN ALLAH

Dan termasuk jenis ibadah yang tampak padanya perendahan diri dan ketundukan kepada Allah adalah doa. Allah ta'ala berfirman,

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗ

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut." Qs. Al-A'raf: 55

Allah ta'ala juga berfirman,

اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." Qs. Al-Anbiya: 90

Dan termasuk (jenis ibadah) yang tampak padanya perendahan diri adalah mengangkat kedua tangan (ketika berdoa). 

Telah shahih dari Nabi ﷺ kalau beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdoa pada berbagai keadaan. Terpentingnya ialah ketika shalat istisqa; beliau mengangkat kedua tangannya (begitu tinggi) hingga terlihat putihnya ketiak beliau.

Begitu juga beliau antusias mengangkat kedua tangan ketika (berdoa) pada siang hari arafah di Arafah. Imam Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma berkata, 

رأيت رسول الله ﷺ يدعو بعرفة و يداه إلى صدره كاستطعام المسكين

"Aku melihat Rasulullah ﷺ berdoa di Arafah dalam keadaan kedua tangannya ada di dadanya seperti orang miskin yang meminta makanan" (Hadits Dha'if)

Sebagian orang-orang yang takut kepada Allah dahulu mereka duduk di malam hari dengan diam, menundukkan kepalanya, dan mengangkat kedua tangannya seperti pengemis. Ini merupakan sifat paling tinggi dalam merendahkan diri di hadapan Allah, dan menampakkan rasa butuh kepada-Nya.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (21)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Isham bin Yusuf rahimahullah melewati Hatim Al-Asham yang saat itu sedang berceramah di dalam majelisnya. 

Isham berkata, "Wahai Hatim, apakah kamu sudah bagus dalam shalatmu?"

"Iya", jawab Hatim. 

Isham bertanya lagi, "Bagaimanakah ketika kamu melaksanakan shalat?"

Hatim menjawab, "Aku melaksanakannya karena perintah Allah, berjalan menujunya karena khasyyah, aku memulainya dengan niat, takbir dengan pengagungan, membaca (suratan) dengan tartil serta merenunginya, ruku' dengan khusyuk, sujud dengan merendahkan diri, duduk tasyahhud dengan sempurna, salam dengan niat, aku menutupnya dengan ikhlas karena Allah, kemudian aku kembali kepada diriku dengan perasaan khawatir bila tidak diterima shalatku lalu aku berupaya menjaga kesungguhanku sampai ajal tiba".

Isham berkata, "Silakan lanjutkan ceramahmu, sebab kamu telah bagus dalam shalatmu".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (20)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

KESEMPURNAAN KHUSYUK DI DALAM RUKU' DAN SUJUD

Termasuk kesempurnaan khusyuknya hamba kepada Allah, dan perendahan hatinya ketika ia sedang ruku' dan sujud ialah ketika ia merendahkan dirinya di hadapan Allah pada keadaan demikian dengan menyadari penuh sifat kemuliaan Allah, kebesaran-Nya, keagungan-Nya, dan ketinggian-Nya.

Seolah-olah ia sedang mengucapkan, "Rendah lagi tawadhu adalah sifatku, sedangkan tinggi, agung, lagi besar adalah sifat-Mu (ya Allah)".

Karena ini disyariatkan bagi hamba ketika ia ruku' untuk membaca,

سُبحَانَ رَبِّيَ العَظِيمُ

"Maha suci Rabbku, Yang Mahaagung", 

Dan ketika sujud untuk membaca,

سُبحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى

"Maha suci Rabbku, Yang Mahatinggi".

Dan Nabi ﷺ terkadang ketika sedang sujud membaca,

 سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَ اْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

"Mahasuci (Allah); Dzat yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan keagungan".

Dan diriwayatkan bahwasannya beliau ﷺ pada suatu malam membaca di dalam sujudnya,

أَقُولُ كَمَا قَالَ أَخِي دَاوُد عليه السلام؛ أُعَفِّرُ وجْهِي في التُّرَابِ لسَيِّدِي وحُقَّ لِسَيِّدِي أن تُعَفَّرَ الوُجُوهُ لَهُ

"Aku mengucapkan seperti yang diucapkan saudaraku, Dawud Alaihissalam; aku benamkan wajahku dalam debu (bersujud) untuk Tuhanku. Dan memanglah berhak bagi tuhan-Ku agar wajah-wajah itu dibenamkan untuk-Nya". (Hadits Dha'if).

Berkata Al-Hasan (Al-Bashriy) rahimahullah, "Apabila kamu berdiri shalat maka berdirilah dengan ketundukan sebagaimana yang Allah perintahkan. Hindarilah olehmu sikap lalai dan menoleh. Hati-hatilah bilamana Allah sedang melihatmu namun kamu malahan melihat kepada selain-Nya. Kamu memohon kepada Allah surga, dan berlindung kepadanya dari neraka, namun hatimu lalai; tidak mengetahui apa yang diucapkan oleh lisanmu?!" Diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr Al-Maruzi rahimahullah.

Dan diriwayatkan dengan sanadnya dari Utsman bin Abi Dahrasy, beliau berkata, "Telah sampai berita kepadaku bahwasannya Rasulullah ﷺ suatu ketika mengerjakan salah satu shalat jahr (shalat yang mengeraskan bacaan padanya). Ketika telah selesai, beliau bertanya, "Apakah aku melewatkan sesuatu dari surat yang tadi kubaca?" 

Para shahabat menjawab, "Tidak tahu". Namun Ubay bin Ka'ab radhiyallahu'anhu berkata, "Iya. Yaitu ayat yang demikian..".

Maka Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا بَالُ أَقْوَامٍ يُتْلَى عَلَيْهِمْ كِتَابُ اللَّهِ فَلَا يَدْرُونَ مَا يُتْلَى مِنْهُ مِمَّا تُرِكَ؟ هَكَذَا خَرَجَتْ عَظَمَةُ اللَّهِ مِنْ قُلُوبِ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَشَهِدَتْ أَبْدَانُهُمْ وَغَابَتْ قُلُوبُهُمْ، وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْ عَبْدٍ عَمَلًا حَتَّى يَشْهَدَ بِقَلْبِهِ مَعَ بَدَنِهِ

"Ada apa dengan suatu kaum?! Dibacakan kepada mereka kitabullah namun mereka tidak mengetahui jikalau yang dibaca itu ada yang terlewatkan. Beginilah yang menjadi sebab sikap pengagungan kepada Allah hilang dari hati-hari bani israil. Badan mereka hadir, namun hatinya ghaib. Allah tidaklah menerima dari hamba amalannya sampai hatinya hadir bersama badannya". (Hadits Dha'if).

Dan atsar/riwayat yang semakna dengan ini banyak sekali.

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (19)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

HUBUNGAN ANTARA SUJUD DENGAN KHUSYUK

Termasuk perkara yang tampak padanya khusyuk adalah sujud. Itu merupakan perkara paling besar yang tampak padanya perendahan diri hamba di hadapan Rabbnya.

Dikarenakan ia menjadikan anggota tubuh yang paling mulia dan paling tinggi, yang sejatinya ia mampu meletakkannya tetap pada posisi tinggi, namun ia meletakkannya di tanah yang berdebu, lalu diikuti dengan sikap ketundukan hati, tawadhu, dan khusyuk kepada Allah.

Karena ini, balasan seorang mukmin apabila melakukan hal tersebut, niscaya Allah akan mendekatkan ia kepada-Nya. Maka sungguh keadaan terdekatnya hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sujud. 

Sebagaimana hal itu shahih dari Nabi ﷺ. Allah juga berfirman,

وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

"Dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)". Qs. Al-'Alaq: 19.

Sujud juga termasuk perkara yang kaum musyrikin dan orang-orang yang sombong dari mengibadahi Allah mereka sangat antipati melakukannya. Sebagian mereka mengatakan, "Aku tidak menyukai sujud, karena dengan itu bagian pantatku lebih tinggi daripada diriku". Sebagian mereka ada yang mengambil segenggam tanah lalu mengangkatnya ke dahinya, ia mencukupkan sujud dengan seperti itu.

Iblis itu diusir oleh Allah hanyalah ketika ia sombong untuk sujud kepada orang yang Allah perintahkan kepada iblis untuk sujud penghormatan kepadanya.

Karena ini ia menangis bilamana ada seorang mukmin yang sujud. Ia berkata, "Anak Adam (manusia) diperintahkan untuk sujud dan ia mau melakukannya maka ia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk sujud namun aku menolak, maka aku pun dimasukkan neraka".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (18)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

HUBUNGAN ANTARA RUKU' DENGAN KHUSYUK

Termasuk perkara yang tampak padanya khusyuk adalah ruku'. Itu secara lahiriah bentuk merendah diri. Karenanya, bangsa Arab dahulu enggan untuk melakukannya, sampai-sampai sebagian mereka membaiat Nabi ﷺ agar tidak bersungkur kecuali dengan berdiri. Maksudnya, (hanya mau) sujud tanpa melakukan ruku'.

Demikian penafsiran dari Imam Ahmad dan para ulama yang kompeten pada firman Allah ta'ala,

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Rukuklah," mereka tidak mau rukuk". Qs. Al-Mursalat: 48

Sempurnanya ketundukan di dalam ruku' ialah bila hati tunduk kepada Allah dan merendah untuk-Nya. Karena ini, dahulu Nabi ﷺ ketika ruku' membaca,

خشع لك سمعي و بصري و مخي و عظمي و استقلت به قدمي

"Khusyuk kepada-Mu pendengaranku, penglihatanku, pikiranku, tulangku, dan apa saja yang ditopang oleh kedua kakiku". 

Mengisyaratkan bahwa ketundukan beliau ketika ruku' itu terwujud pada seluruh anggota tubuhnya. Dan paling besarnya adalah hati yang itu merupakan rajanya seluruh anggota tubuh. Apabila ia khusyuk, maka seluruh anggota tubuh akan khusyuk mengikutinya.

#TERJEMAH KITAB
#Fawaid_Ibnu_Rajab 

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1

BIMBINGAN KHUSYUK DI DALAM SHALAT (17)

Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti

✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah

LARANGAN DARI MENOLEH KETIKA SHALAT

Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasai meriwayatkan hadits dari Abu Dzar radhiyallahu'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda,

لا يَزَالُ الله مُقْبِلًا على العَبْدِ فى صَلَاتِه ما لم يَلْتَفِتْ، فإذا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عنه

"Allah akan senantiasa menghadap kepada hamba ketika dia shalat selama ia tidak menoleh. Apabila hamba menoleh, maka Allah berpaling darinya".

Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Al-Harits Al-Asy'ariy radhiyallahu'anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda,

إنَّ اللَّهَ أمرَ يحيى بنَ زَكَريَّا بخمسِ كلماتٍ أن يعملَ بِهنَّ، - و ذكر منها - و أمركم بالصَّلاة، فإنَّ اللهَ يَنصُبُ وجهَه لوجهِ عبدِه في صلاتِه ما لم يَلتفِتْ، فإذا صَلَّيتُم فلا تَلتَفِتوا.

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Yahya bin Zakaria 'alaihimassalam dengan lima kalimat supaya ia mengerjakannya" beliau menyebut di antaranya, "Dan Allah memerintahkan kalian untuk shalat. Dan sesungguhnya Allah akan menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama ia tidak menoleh. Maka apabila kalian shalat, janganlah menoleh".

Dan ada beberapa hadits yang semakna dengan hadits ini.

Berkata Atha rahimahullah, "Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, 

إذَا صَلَّى أَحَدُكُم فلا يَلْتَفِتْ فإنه يُنَاجِي رَبَّه، إنَّ رَبَّه أَمَامَه فَإِنَّه يُنَاجِيهِ فلا يَلْتَفِتَْفِتْ

"Apabila salah satu kalian shalat maka janganlah menoleh, sebab ia sedang bermunajat dengan Rabbnya. Sungguh, Rabbnya itu ada di depannya, dan ia sedang bermunajat dengan-Nya, maka janganlah menoleh".

Berkata Atha rahimahullah, "Telah sampai kepadaku bahwasannya Allah azza wa jalla berfirman, 


 يا ابْنَ آدَمَ إِلَى مَنْ تَلْتَفِت ؟ أَنَا خَير لك مِمَّنْ تَلْتَفِت إليه 

"Wahai anak Adam, kepada siapa kamu menoleh? Padahal, Aku lebih baik bagimu daripada siapa yang kamu menoleh kepadanya itu". Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar secara marfu', namun yang secara mauquf itu lebih shahih.

Berkata Abu Imran Al-Juwani rahimahullah

أَوْحَى الله عز و جل إلى مُوسَى عليه السلام إذا وَقَعتَ بين يَدَيَّ فَقُمْ مَقَامَ العَبْدِ الحَقِيرِ الذَّلِيل و ذُمَّ نَفْسَكَ فَهِيَ أَولى بالذَّمِّ، و نَاجِنِي بِقَلبٍ وَجِلٍ و لِسَانٍ صَادِقٍِقٍ

"Allah azza wa jalla mewahyukan kepada Musa alaihissalam, "Apabila kamu berdiri di hadapan-Ku, maka berdirilah selayaknya hamba yang merendah lagi menghinakan diri. Cela-lah dirimu sendiri, sebab ia memang pantas mendapat celaan. Lalu bermunajatlah kepada-Ku dengan hati yang takut dan lisan yang jujur".

#Fawaid_Ibnu_Rajab 
#TERJEMAH KITAB

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1