Judul Asli: الخشوع فى الصلاة | Al-Khusyū'u Fish Shalāti
✍️ Karya: Al-Hafizh Al-Imam Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab Al-Hanbaliy Rahimahullah
KESEMPURNAAN KHUSYUK DI DALAM RUKU' DAN SUJUD
Termasuk kesempurnaan khusyuknya hamba kepada Allah, dan perendahan hatinya ketika ia sedang ruku' dan sujud ialah ketika ia merendahkan dirinya di hadapan Allah pada keadaan demikian dengan menyadari penuh sifat kemuliaan Allah, kebesaran-Nya, keagungan-Nya, dan ketinggian-Nya.
Seolah-olah ia sedang mengucapkan, "Rendah lagi tawadhu adalah sifatku, sedangkan tinggi, agung, lagi besar adalah sifat-Mu (ya Allah)".
Karena ini disyariatkan bagi hamba ketika ia ruku' untuk membaca,
سُبحَانَ رَبِّيَ العَظِيمُ
"Maha suci Rabbku, Yang Mahaagung",
Dan ketika sujud untuk membaca,
سُبحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى
"Maha suci Rabbku, Yang Mahatinggi".
Dan Nabi ﷺ terkadang ketika sedang sujud membaca,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَ اْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
"Mahasuci (Allah); Dzat yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan keagungan".
Dan diriwayatkan bahwasannya beliau ﷺ pada suatu malam membaca di dalam sujudnya,
أَقُولُ كَمَا قَالَ أَخِي دَاوُد عليه السلام؛ أُعَفِّرُ وجْهِي في التُّرَابِ لسَيِّدِي وحُقَّ لِسَيِّدِي أن تُعَفَّرَ الوُجُوهُ لَهُ
"Aku mengucapkan seperti yang diucapkan saudaraku, Dawud Alaihissalam; aku benamkan wajahku dalam debu (bersujud) untuk Tuhanku. Dan memanglah berhak bagi tuhan-Ku agar wajah-wajah itu dibenamkan untuk-Nya". (Hadits Dha'if).
Berkata Al-Hasan (Al-Bashriy) rahimahullah, "Apabila kamu berdiri shalat maka berdirilah dengan ketundukan sebagaimana yang Allah perintahkan. Hindarilah olehmu sikap lalai dan menoleh. Hati-hatilah bilamana Allah sedang melihatmu namun kamu malahan melihat kepada selain-Nya. Kamu memohon kepada Allah surga, dan berlindung kepadanya dari neraka, namun hatimu lalai; tidak mengetahui apa yang diucapkan oleh lisanmu?!" Diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr Al-Maruzi rahimahullah.
Dan diriwayatkan dengan sanadnya dari Utsman bin Abi Dahrasy, beliau berkata, "Telah sampai berita kepadaku bahwasannya Rasulullah ﷺ suatu ketika mengerjakan salah satu shalat jahr (shalat yang mengeraskan bacaan padanya). Ketika telah selesai, beliau bertanya, "Apakah aku melewatkan sesuatu dari surat yang tadi kubaca?"
Para shahabat menjawab, "Tidak tahu". Namun Ubay bin Ka'ab radhiyallahu'anhu berkata, "Iya. Yaitu ayat yang demikian..".
Maka Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا بَالُ أَقْوَامٍ يُتْلَى عَلَيْهِمْ كِتَابُ اللَّهِ فَلَا يَدْرُونَ مَا يُتْلَى مِنْهُ مِمَّا تُرِكَ؟ هَكَذَا خَرَجَتْ عَظَمَةُ اللَّهِ مِنْ قُلُوبِ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَشَهِدَتْ أَبْدَانُهُمْ وَغَابَتْ قُلُوبُهُمْ، وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْ عَبْدٍ عَمَلًا حَتَّى يَشْهَدَ بِقَلْبِهِ مَعَ بَدَنِهِ
"Ada apa dengan suatu kaum?! Dibacakan kepada mereka kitabullah namun mereka tidak mengetahui jikalau yang dibaca itu ada yang terlewatkan. Beginilah yang menjadi sebab sikap pengagungan kepada Allah hilang dari hati-hari bani israil. Badan mereka hadir, namun hatinya ghaib. Allah tidaklah menerima dari hamba amalannya sampai hatinya hadir bersama badannya". (Hadits Dha'if).
Dan atsar/riwayat yang semakna dengan ini banyak sekali.
#Fawaid_Ibnu_Rajab
#TERJEMAH KITAB
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
https://t.me/RaudhatulAnwar1