Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Kamis, 29 Agustus 2024

TRIK-TRIK DALAM MENJALANI HIDUP YANG BAHAGIA (4)

1️⃣ Sebab Utama Dalam Meraih Kebahagiaan Yang Haqiqi Yaitu KEIMANAN DAN BERAMAL SHALIH - bag. 3

....Ketika seorang hamba sekalipun mendapatkan kenikmatan yang lapang dan banyak, tetapi tidak menggunakan rasa syukurnya, hamba tersebut tetap akan di selimuti kekhawatiran. Kalau kenikmatan saja dia tidak bisa tenang, maka bayangkan ketika hamba tersebut mendapati kesulitan-kesulitan hidup, otomatis hidupnya akan dipenuhi dengan kesedihan, rasa takut, dan keluh kesah. Jangan ditanyakan bagaimana sempitnya hidup yang dia alami, pikirannya akan muncul berbagai macam penyakit demi penyakit yang melahirkan penyakit jasad, hamba yang demikian keadaannya tidak pernah lepas dari ketakutan yang membuat keadaannya semakin terpuruk, itu semua disebabkan karena hamba tadi memang tidak menginginkan pahala, dia tidak memiliki kesabaran yang bisa menjadi pelipur lara dan menjadikan beban hidup menjadi ringan.

Ini semua bisa disaksikan dalam kehidupan nyata, dilapangan kalau kita mau merenungkan, tidak ada yang luput dari keterangan Nabi ﷺ, akan ada perbedaan besar hidup seorang mukmin yang menjaga keimanannya dengan seorang mukmin yang tidak menjaga keimanannya, Agama Islam ini sangat menganjurkan pemeluknya untuk memelihara sifat qona'ah, merasa cukup dengan pemberian rizki dari Allah Azza wa Jalla, Islam selalu mengajarkan kepada pemeluknya untuk menumbuhkan qona'ah dengan melihat ragam kenikmatan yang Allah berikan kepada dia.

Setiap mukmin ketika diuji dengan apapun dari kesulitan dunia, baik itu sakit dan kemiskinan, atau semisalnya dari kesulitan-kesulitan hidup, maka dengan keimanan dan dengan apa yang disisinya dari sifat qona'ah serta keridhoan atas pembagian Allah untuknya, engkau akan melihat mukmin tadi sangat tenang menghadapi ujian tersebut, tidak gelisah, tidak guncang hatinya sedikitpun....

Kitab pdf halaman 10 dan 11

Channel:

TRIK-TRIK DALAM MENJALANI HIDUP YANG BAHAGIA (3)

1️⃣ Sebab Utama Dalam Meraih Kebahagiaan Yang Haqiqi Yaitu KEIMANAN DAN BERAMAL SHALIH - bag. 2

...cara yang seperti ini (yaitu beriman dan beramal shaleh sebagai sebab untuk mendapatkan kebahagiaan) juga diterangkan oleh Nabi ﷺ didalam hadits yang shahih, bahwasanya beliau ﷺ bersabda:

عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن

Artinya:
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, semua keadaannya mengandung kebaikan, ketika dia mendapatkan kemudahan mukmin tadi pandai bersyukur, maka syukurnya merupakan kebaikan baginya. Ketika mukmin tadi ditimpa kesulitan, mukmin yang baik akan bersabar, maka kesabarannya mendatangkan kebaikan untuknya. Kondisi yang semacam ini tidak didapatkan pada seluruh manusia di dunia ini kecuali pada seorang mukmin."
HR. Muslim dari sahabat Shuhaib bin Sinan Ar-Rumy radhiallahu'anhu

Dalam hadits ini Nabi ﷺ memberitakan, seorang mukmin itu justru bertambah kebaikannya, bertambah pahalanya setiap kali muncul ujian kesenangan ataupun ujian yang tidak disenangi.

Dari sini kita bisa melihat perbedaan yang sangat mencolok antara dua orang ketika diuji oleh Allah Azza wa Jalla, baik ujian kebaikan ataupun ujian kejelekan, itu semua tergantung tingkatan manusia dalam keimanan dan beramal shaleh.

Orang yang memiliki kesempurnaan iman ketika diuji dengan kebaikan pandai bersyukur, diuji dengan kejelekan mudah bersabar, sehingga hari-harinya dipenuhi dengan kesenangan tidak galau dan tidak risau, tidak gelisah dan tidak sempit dadanya, sempurna baginya kehidupan yang baik di dunia.

Pihak yang lain ketika diuji dengan kesenangan malah melampaui batas, sikapnya seperti hewan ternak tidak bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, dan bersamaan dengan hal tersebut hatinya tidak tenang, dia diliputi ketakutan dan kekhawatiran, dia dihantui perasaan takut harta yang dia miliki saat ini tiba-tiba hilang, takut adanya saingan, belum lagi dirinya tersiksa dengan ambisi yang tidak pernah terpuaskan, selalu hasratnya menggiring dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginan dunia yang lain, ambisinya tadi secara kenyataan ada yang terpenuhi ada yang tidak berhasil terpenuhi....

Kitab pdf halaman 9 dan 10

Channel:

TRIK-TRIK DALAM MENJALANI HIDUP YANG BAHAGIA (2)

1️⃣ Sebab Utama Dalam Meraih Kebahagiaan Yang Haqiqi Yaitu KEIMANAN DAN BERAMAL SHALIH 

Allah Ta'ala berfirman:

{ مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ }

Artinya: 
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." [QS. An-Nahl: 97]

Allah Ta'ala mengabarkan juga menjanjikan siapa saja yang bisa menggabungkan iman dan amal sholeh akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia kemudian pahala kebaikan saat masih di dunia, serta balasan yang jauh lebih baik ketika di negeri akhirat.

Keimanan menjadi sebab kebahagiaan yang jelas, seorang hamba yang benar imannya kepada Allah Azza wa Jalla yaitu yang semangat dalam beramal shaleh, suci hatinya, dan berakhlak mulia, serta bisa menjaga dengan baik urusan dunianya dan urusan akhiratnya. Hamba-hamba yang seperti ini keadaannya memiliki manajemen hati yang sempurna, saat menghadapi berbagai macam kondisi hidup, baik kondisi senang dan lapang, begitu pula pada situasi sedih, gelisah dan penuh musibah.

Saat diuji dengan kesenangan mereka pandai bersyukur, digunakan rizki yang dimiliki pada hal yang bermanfaat, ketika mereka berhasil mensyukuri sebuah nikmat maka akan membuahkan ketenangan jiwa dan sangat diharapkan kebaikan tersebut akan permanen dia miliki dipenuhi dengan barokah, dia diharapkan mendapatkan pahala orang-orang yang pandai bersyukur, dibalik rasa syukur yang baik semacam ini ada kejutan-kejutan indah dari Allah Azza wa Jalla hasil dari barokah syukur hamba tersebut.

Ketika pada kondisi sulit, hamba-hamba yang beriman bisa menepis kegelisahan dan kekhawatiran yang mampu ditepis, bisa meringankan situasi genting sesuai dengan kemampuan, itu semua dihadapi dengan kesabaran yang indah (sabar tanpa keluh kesah). Dengan sabar yang indah mereka bisa melewati kondisi sulit dengan sikap yang elegan, semakin terasah kedewasaan dan mentalnya. Dengan kesabaran dan mengharap pahala di sisi Allah Azza wa Jalla serta menginginkan agar dihapus dosa-dosanya ketika musibah, menjadikan kondisi sesulit apapun akan terasa ringan, yang tadinya menakutkan situasinya berubah menjadi indah dan lega karena mengharapkan kebaikan dari musibah tersebut.....

Kitab pdf halaman 8 dan 9

Channel:
https://t.me/darsalwasailmufidah

TRIK-TRIK DALAM MENJALANI HIDUP YANG BAHAGIA

TRIK-TRIK DALAM MENJALANI HIDUP YANG BAHAGIA 

Judul Asli: الوسائل المفيدة للحياة السعيدة | Al-Wasail Mufidah Lilhayatis Sa'idah

Karya: Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah

MUQADDIMAH PENULIS

Segala Puji bagi Allah yang segala pujian hanya untuk-Nya, aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang di ibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya, semoga sholawat dan salam tercurah kepadanya dan juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Adapun setelah itu:
Ketenangan hati dan kebahagiaan, kemudian hilangnya rasa takut dan trauma adalah tujuan hidup setiap insan, jika dua hal ini terwujud maka terciptalah hidup yang bahagia. Kebahagiaan akan menyelimuti hidup seorang hamba yang mendapatkan dua hal tersebut, dan untuk mewujudkannya ada tiga poin yang harus diperhatikan: 
1️⃣ Faktor Diniyah, 
2️⃣ Faktor Alamiyah, 
3️⃣ Faktor Amaliyah
Yang ternyata ketiga faktor tadi hanya bisa diraih oleh kaum mukminin, adapun selain mereka seandainya berhasil mendapatkan kebahagiaan, maka kebahagiaan tersebut bersifat semu meskipun sudah diupayakan oleh cendekiawan dikalangan mereka.

Dan saya akan berusaha menyebutkan dalam risalah ini sebab-sebab yang bisa saya sebutkan untuk mewujudkan tujuan hidup yang utama ini, yang diidamkan oleh setiap pihak.

Ada diantara umat manusia yang berhasil mengamalkan semua sebab yang saya sebutkan, maka hidup hamba tersebut menjadi hidup yang penuh kenikmatan, dia menjalani kehidupan yang penuh keindahan.
Adapula diantara umat manusia sama sekali tidak berhasil menjalankan sebab-sebab yang disebutkan, sehingga dia menjalani kehidupan yang penuh kesengsaraan dan kepedihan, tidak ada kebahagiaan yang dia rasakan.
Adapula diantara mereka yang terkadang menjalankan terkadang meninggalkan, sehingga kebahagiaannya tidak sepenuhnya, itu semua tergantung taufik dari Allah Azza wa Jalla, Dialah Allah Dzat yang maha memberikan taufik dan pertolongan untuk mendapatkan semua kebaikan dan terhindar dari semua bentuk kejelekan.

Kitab pdf halaman 7

Channel:
https://t.me/darsalwasailmufidah

Rabu, 21 Agustus 2024

💊 Terapi Pengobatan Penyakit 'Ain 💊

💥Bila penyakit ain telah memakan korban maka apa yang bisa kita upayakan untuk menyembuhkannya ❓

📜Berikut ini kami sebutkan beberapa cara yang dibimbingkan oleh islam untuk menyembuhkannya :

1⃣ Apabila pihak yang menyebabkan penyakit 'ain tersebut diketahui maka diminta untuk berwudhu kemudian air bekas wudhunya disiramkan pada orang yang sakit.

Hal ini berdasarkan hadits berikut ini :

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، قَالَ : مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ : لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ ، وَلاَ جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ ، فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ : أَدْرِكْ سَهْلاً صَرِيعًا ، قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ ، قَالَ : عَلاَمَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ ، إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ ، فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ، وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ
قَالَ سُفْيَانُ : قَالَ مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ : وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ


“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: 'Aku tidak melihat seperti hari ini, kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit.", maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi ﷺ, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau ﷺ bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau ﷺ bersabda: “Mengapa seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.”, kemudian beliau ﷺ meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi ﷺ memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.”
Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau ﷺ memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.
Shahih Ibni Majah: 2828

Berkata Ibnul Qoyyim Rohimahullah:
“Cara pengobatan ini tidak akan dapat mengambil manfaatnya orang yang mengingkarinya, orang yang memperolok-oloknya, orang yang meragukannya atau yang melakukannya sekedar coba-coba tanpa meyakini.”
[Fathul Baari. 10/205]

2⃣. Bila yang menyebabkan penyakit 'ain tidak diketahui maka pihak yang sakit diruqyah dengan ruqyah syar'iyah.

Dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة

Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa.” 
HR. Al-Bukhari dan Muslim 


Sumber:
t.me/uimusy/120