Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Selasa, 21 April 2015

Penjelasan Syahussunnah Lil Muzani (Bag11)

sunriseIMG_0018

AJAL TIAP MAKHLUK SETELAH SEMPURNA REZEKI MEREKA
Di tulis Oleh Al Ustadz Abu Ustman Kharisman


Al-Muzani rahimahullah menyatakan:
وَالْخَلْقُ مَيِّتُوْنَ بِآجَالِهِمْ عِنْدَ نَفَادِ أَرْزَاقِهِمْ وَانْقِطَاعِ آثاَرِهِمْ
Dan para makhluk akan mati dengan ajal mereka, ketika telah habis (bagian) rezekinya dan terputus langkah hidupnya

PENJELASAN:

Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam pernyataan ini adalah:
1.   Setiap makhluk akan mati/ binasa saat telah tiba ajalnya.
2.   Tibanya ajal makhluk berarti telah sempurna rezeki untuknya.
3.   Terputusnya langkah kehidupan dengan kematian.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap jiwa pasti akan merasakan maut…(Q.S Aali Imran:185, al-Anbiyaa’:35, al-Ankabuut:57)
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Setiap umat akan tiba ajalnya. Jika ajalnya telah tiba, tidaklah bisa dimundurkan walau sesaat, tidak juga dimajukan (Q.S al-A’raaf:34)

Rekaman Kajian Menganti-Cerme Gresik CD-08



01. Kitab Tauhid (Macam2 Sihir) Ustad Agus Su'aidi As Sidawi
02. Kitab Tauhid (Dukun dan Peramal) Ustad Agus Su'aidi As Sidawi
03. Kitab Tauhid (Nusyrah dan Tathayyur) Ustad Agus Su'aidi As Sidawi
04. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 38-39 Ustad Abul Hasan As Sidawi
05. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 40 Ustad Abul Hasan As Sidawi
06. Al Minzhaar (Kesalahan2 dlm sholat) Ustad Muhammad Irfan
07. Al Minzhaar (Kesalahan2 dlm sholat)_2 Ustad Muhammad Irfan
08. Ushulus Sunnah (Hukum orang meninggalkan sholat) Ustad Abu Sufyan Al Musy
09. Ushulus Sunnah (Keutamaan Sahabat Nabi) Ustad Abu Sufyan Al Musy
10. Ushulus Sunnah (Taat kepada pemimpin negara yg sah) Ustad Abu Sufyan Al Musy
11. Riyadhus Shalihin (Keutamaan Ikhlas)_2 Ustad Abu Amr As Sidawi
12. Riyadhus Shalihin (Keutamaan Ikhlas)_3 Ustad Abu Amr As Sidawi
13. Riyadhus Shalihin (Keutamaan Ikhlas)_4 Ustad Abu Amr As Sidawi
14. Durusul Muhimmah (Wajib dan Sunnah Sholat) Ustad Abdul Latif
15. Durusul Muhimmah (Pembatal2 Sholat) Ustad Abdul Latif
16. Sujud Sahwi dan Sujud Tilawah Ustad Abdul Latif
17. Sujud Syukur & Hukum mengucapkan selamat pd hari raya orang kafir Ustad Abdul Latif
18. Durusul Muhimmah (Bab Wudhu) Ustad Abdul Latif
19. Durusul Muhimmah (Sunnah2 Wudhu) Ustad Abdul Latif
20. Durusul Muhimmah (Pembatal2 Wudhu) Ustad Abdul Latif
21. Durusul Muhimmah (Khusnul Khuluq) Ustad Abdul Latif
22. Durusul Muhimmah (Sifat Shidiq) Ustad Abdul Latif
23. Adabul Mufrod (Anak yg merugi) Ustad Abul Hasan As Sidawi
24. Fadhlul Islam (Keutamaan Islam)_1 Ustad Abul Hasan As Sidawi
25. Fadhlul Islam (Keutamaan Islam)_2 Ustad Abul Hasan As Sidawi
26. Manhajus Salikin (Bejana2) Ustad Abu Sufyan Al Musy
27. Manhajus Salikin (Adab2 buang air) Ustad Abu Sufyan Al Musy
28. Manhajus Salikin (Benda2 najis menurut syariat) Ustad Abu Sufyan Al Musy
29. Ushulus Tsalatsah (Muqaddimah) Ustad Abu Amr As Sidawi
30. Ushulus Tsalatsah (Bismillahirrahmaanirrahiim) Ustad Abu Amr As Sidawi
31. Ushulus Tsalatsah (Ma'rifatullah dan Ma'rifatunnabi) Ustad Abu Amr As Sidawi
32. Maj'muatuul Fariidah (Keutamaan Akhlaq yg baik) Ustad Abu Hanifah
33. Maj'muatuul Fariidah (Khusnul Khuluq adalah inti dakwah para nabi) Ustad Abu Hanifah
34. Sirah Nabi (Muqaddimah) Ustad Imam Cholis

Rekaman Kajian Menganti-Cerme Gresik CD-07



01. Kitab Tauhid (Sebagaian umat islam ada yg terjatuh dlm kesyirikan) Ustad Agus Su'aidi
02. Kitab Tauhid (Bab Sihir) Ustad Agus Su'aidi As Sidawi
03. Kitab Tauhid (Bab Sihir_2) Ustad Agus Su'aidi As Sidawi
04. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 34-36 Ustad Abul Hasan As Sidawi
05. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 36 Ustad Abul Hasan As Sidawi
06. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 37 Ustad Abul Hasan As Sidawi
07. Al Minzhaar (Kesalahan2 dlm sholat) Ustad Muhammad Irfan
08. Al Minzhaar (Kesalahan2 dlm thaharah dan sholat) Ustad Muhammad Irfan
09. Keutamaan 10 hari pertama bulan dzulhijjah Ustad Muhammad Irfan
10. Ushulus Sunnah (Turunnya Nabi Isa A'laihissalam) Ustad Abu Sufyan Al Musy
11. Ushulus Sunnah (Makna Iman) Ustad Abu Sufyan Al Musy
12. Adabul Mufrod (berbaik baik kepada ortu selama tdk maksiat)_1 Ustad Abul Hasan As Sidawi
13. Adabul Mufrod (berbaik baik kepada ortu selama tdk maksiat)_2 Ustad Abul Hasan As Sidawi
14. Adabul Mufrod (berbaik baik kepada ortu selama tdk maksiat)_3 Ustad Abul Hasan As Sidawi
15. Riyadhus Shalihin (Muqaddimah) Ustad Abu Amr As Sidawi
16. Manhajus Salikin (Bab Thaharah)_1 Ustad Abu Sufyan Al Musy
17. Manhajus Salikin (Bab Thaharah)_2 Ustad Abu Sufyan Al Musy
18. Manhajus Salikin Bab Thaharah (Air) Ustad Abu Sufyan Al Musy
19. Durusul Muhimmah (Pelajaran Tauhid) Ustad Abdul Latif
20. Durusul Muhimmah (Macam2 Syirik) Ustad Abdul Latif
21. Durusul Muhimmah (Macam2 Syirik)_2 Ustad Abdul Latif
22. Durusul Muhimmah (Fiqh Qurban) Ustad Abdul Latif
23. Durusul Muhimmah (Syarat sah shalat) Ustad Abdul Latif
24. Durusul Muhimmah (Syarat2 shalat) Ustad Abdul Latif
25. Durusul Muhimmah (Rukun2 Shalat) Ustad Abdul Latif
26. Pembahasan Hadits Qudsi Ustad Abdul Latif
27. Fadhlul Islam (Kesempurnaan Islam) Ustad Abul Hasan As Sidawi
28. Kenikmatan Seorang Muslim Ustad Abu Amr As Sidawi
29. Maj'muuatul Fariidah (Muqaddimah) Ustad Abu Hanifah
30. Khutbah Idhul Adha Masjid At Taqwa WSI Ustad Muhammad Irfan
31. Daurah Cerme Sesi_1 (Kekerasan Dalam Timbangan Syariat) Ustad Affifudin As Sidawi
32. Daurah Cerme Sesi_2 (Kekerasan Dalam Timbangan Syariat) Ustad Affifudin As Sidawi
33. Daurah Cerme Sesi_3 (Tanya Jawab) Ustad Affifudin As Sidawi

Hubungan Antara Rakyat dan Pemerintah Dalam Pandangan Islam

penguasa,pemerintah,demonstrasi,kritik
Al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi
 Manusia terfitrah sebagai makhluk sosial. Hidup mereka saling bergantung satu dengan yang lainnya. Allah Subhanahu wata’alamenciptakan mereka dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lantas menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lakilaki dan perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kalian saling mengenal.” (al-Hujurat: 13)
Manakala menjalani kehidupannya dengan berbangsa-bangsa dan bersukusuku, secara sunnatullah manusia membutuhkan pemimpin yang dapat mengurusi berbagai problem yang mereka hadapi. Itulah manusia, makhluk Allah Subhanahu wata’alayang mendapatkan kepercayaan dari-Nya untuk memakmurkan bumi ini. Allah Subhanahu wata’ala mengaruniakan berbagai fasilitas kehidupan untuk mereka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami mengangkut mereka di daratan dan di lautan, Kami memberi mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami melebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan.” (al-Isra’: 70)

BAGAIMANA TUDUHAN MEREKA BAHWA SALAFY (YANG DIBERI GELAR WAHABI) ANTI NKRI (REPUBLIK INDONESIA)???

PETA-INDONESIA
BAGAIMANA TUDUHAN MEREKA BAHWA SALAFY WAHABI ANTI N-K-R-I (REPUBLIK INDONESIA)
Dijawab oleh:
Al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh hafizhahullahu
Tanya Jawab Kajian Islam Ilmiah ll Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, Ulama Umat yang Dizalimi ll Masjid Abu Bakr Ash Siddiq ll Ponpes Dhiyaus Sunnah ll Cirebon ll Jawa Barat ll Ahad ll 22 Jumadal Akhirah 1436 H ll 12 April 2015 M
Silahkan unduh di link:
http://goo.gl/FzH9un (476 KB)
********
WhatsApp Salafy Indonesia
http://forumsalafy.net
———-
Tanya Jawab diatas adalah rangkaian dari Kajian Islam Ilmiah di Kota Tegal
Bersama :  Al Ustadz Luqman Ba’abduh حفظه الله
Tema : Ada Apa Dengan Wahabi? Kenapa Harus Dizhalimi? [Upaya Menjatuhkan Dakwah Tauhid yang Mulia]
Sesi 1 ~ Download Audio di Sini
Sesi 2 ~ Download Audio di Sini

Siapakah Wahhabi?

siapa-wahabi-copy
oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc.

Dakwah salafiyyah yang berusaha mengajak umat ini kepada tauhid dan sunnah dicap sebagai Wahhabiyah. Julukan seperti ini diberikan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan dakwah kepada tauhidullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tentunya dengan maksud untuk menjauhkan umat darinya.

Selubung Makar di Balik Julukan Wahhabi
Di negeri kita bahkan hampir di seluruh dunia Islam, ada sebuah fenomena ‘timpang’ dan penilaian ‘miring’ terhadap dakwah tauhid yang dilakukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi An-Najdi rahimahullahu[1]. Julukan Wahhabi pun dimunculkan, tak lain tujuannya adalah untuk menjauhkan umat darinya. Dari manakah julukan itu? Siapa pelopornya? Dan apa rahasia di balik itu semua …?
Para pembaca, dakwah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan dakwah pembaharuan terhadap agama umat manusia. Pembaharuan, dari syirik menuju tauhid dan dari bid’ah menuju As-Sunnah. Demikianlah misi para pembaharu sejati dari masa ke masa, yang menapak titian jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabatnya. Fenomena ini membuat gelisah musuh-musuh Islam, sehingga berbagai macam cara pun ditempuh demi hancurnya dakwah tauhid yang diemban Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Musuh-musuh tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.     Di Najd dan sekitarnya:
 –   Para ulama suu` yang memandang al-haq sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai al-haq.
 – Orang-orang yang dikenal sebagai ulama namun tidak mengerti tentang hakekat Asy-Syaikh  Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya.
  Orang-orang yang takut kehilangan kedudukan dan jabatannya. (Lihat Tash-hihu Khatha`in Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah, karya Dr. Muhammad bin Sa’ad Asy-Syuwai’ir hal. 90-91, ringkasan keterangan Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz)

Rabu, 01 April 2015

SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku… (Seri ke 14)

Bersama: DR. Muhammad bin Umar Bazemul حفظه الله تعالى
Agamaku mengajariku:  Bahwa bagi setiap muslim ada kepemimpinan yang akan dipertanggungjawabkan darinya, maka seorang muslim tidaklah memikul tanggung jawab orang lain, dan mengambil janji untuk tidak mencabut ketaatan dari ahlinya; dari Ibnu ‘Umar dari Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bahwasanya beliau bersabda:
« ألا كلُّكم راعٍ وكلُّكم مسؤولٌ عن رعيَّتِه فالأميرُ الَّذي على النَّاسِ راعٍ عليهم وهو مسؤولٌ عنهم والرَّجلُ راعي أهلِ بيتِه وهو مسؤولٌ عنهم والمرأةُ راعيةٌ على بيتِ بَعْلِها وولدِه وهي مسؤولةٌ عنهم وعبدُ الرَّجلِ راعٍ على مالِ سيِّدِه وهو مسؤولٌ عنه فكلُّكم راعٍ، كلُّكم مسؤولٌ عن رعيّتِه»
“Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dipertanggungjawabkan atas kepemimpinannya; maka seorang penguasa yang membawahi manusia adalah pemimpin dan dia akan dipertanggungjawabkan atas kepemimpinannya, dan seorang lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan dipertanggungjawabkan dari mereka, dan seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anaknya dan dia akan dipertanggungjawabkan dari mereka, dan seorang budak adalah pemimpin atas harta majikannya dan dia akan dipertanggungjawabkan darinya, maka ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dipertanggungjawabkan atas kepemimpinannya”. [1]
Dan sebagian orang menuntut dari orang lain agar menegakkan apa yang menjadi kewajiban-kewajiban selain mereka, sehingga dia menjerumuskan bagi Islam dan muslimin kerusakan, dan diantara contohnya: bahwa urusan-urusan kenegaraan dan apa yang ada padanya dari hal-hal yang terkait dari urusan penguasa, dan bantahan atas segala tuduhan di antara negara termasuk haknya penguasa, maka serahkan urusannya kepada penguasa dan jangan ikut campur di dalamnya, adapun masyarakat umum membikin bantahan maka ini termasuk dari mencabut sumpah dari ahlinya, hendaknya kita berhubungan dengan penguasa menyampaikan apa yang kita inginkan dan merekalah yang bertindak bukan kita; (disebutkan) dari ‘Ubadah Ibnus Shomit -rodhiallohu ‘anhu-:
«بايعْنا رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ على السمعِ والطاعةِ . في العُسرِ واليُسرِ . والمَنشطِ والمَكرهِ . وعلى أَثَرةٍ علينا . وعلى أن لا ننازعَ الأمرَ أهلَه . وعلى أن نقولَ بالحقِّ أينما كنّا . لا نخافُ في اللهِ لومةَ لائمٍ»
“Kami membaiat (bersumpah setia) Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- untuk dengar dan taat dalam keadaan susah maupun senang, semangat maupun tidak suka, dan atas kejelekan yang menimpa kami, dan untuk tidak melepaskan sumpah dari ahlinya, dan agar kita berkata dengan kebenaran dimanapun kita berada, kita tidak takut karena Alloh dari cercaan orang yang mencerca”. [2]
❃ ❃ ❃
Silsilah ‘allamani dieni Hal. 20-21
Catatan Kaki:
⑴ Dikeluarkan oleh Bukhori-Muslim.
⑵ Dikeluarkan oleh Bukhori-Muslim.

SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku… (Seri ke 13)

Silsilah - Agamaku Mengajarkanku-Seri 13
Bersama: DR. Muhammad bin Umar Bazemul حفظه الله تعالى
Agamaku mengajarkanku: Bahwa para utusan raja-raja tidak dibunuh sekalipun di waktu terjadinya perang maka apa pendapat Anda di waktu terjadinya perjanjian!
Para utusan raja-raja: mereka adalah orang-orang yang diutus oleh negara-negara mereka ke negeri-negeri muslimin guna menyampaikan sebuah surat atau suatu urusan dari urusan-urusan (kenegaraan) bersama pemerintahan muslim, dan mereka pada hari ini dinamakan dengan para duta-duta besar kenegeraan dan para konsulat; sedangkan dalil atas haramnya membunuh para utusan kerajaan ialah apa yang diriwayatkan dari Salamah bin Nu’aim bin Mas’ud al-Asyja’i dari ayahnya, Nu’aim, berkata: aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada keduanya ketika membaca tulisan Musailimah:
«مَا تَقُولانِ أنتُما؟»
“Apa yang kalian berdua akan katakan?”
[Yakni: beliau mengatakan kepada kedua utusan musailimah tentang diri musailimah]
Mereka berdua berkata: kami akan mengatakan seperti apa yang dikatakannya.
Maka Nabi bersabda:
«أَمَا وَاللَّهِ لَوْلا أَنَّ الرُّسُلَ لا تُقْتَلُ لَضَرَبْتُ أَعْنَاقَكُمَا»
“Ketahuilah, demi Alloh jikalah bukan karena para utusan tidak boleh dibunuh sungguh aku sudah memenggal leher kalian berdua”.
[Dikeluarkan oleh Ahmad di dalam musnadnya (3/487), dan Abu Daud di dalam kitabul jihad, bab: para utusan, hadits nomer (2761), dan al-Hakim di dalam Mustadroknya (Mushthofa ‘Atho 2/155), (Musthofa ‘Atho 3/54), dan beliau katakan: “Ini adalah hadits yang shahih atas syarat Muslim dan
keduanya tidak mengeluarkannya”. Seleaai. Dan hadits sanadnya hasan.
❃ ❃ ❃
Silsilah ‘Allamani Dieniy, DR. Muhammad Umar Bazemul hal. 19

SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku… (Seri ke 12)

Silsilah bagian12
Bersama: DR. Muhammad bin Umar Bazemul حفظه الله تعالى
Agamaku mengajarkanku: Bahwa orang kafir mu’ahad (yang terikat dalam perjanjian, pent) tidak boleh dibunuh dan tidak boleh diganggu; penjelasannya ialah: bahwa orang kafir yang selain harbiy maka tidak akan keluar kondisinya dari seorang kafir dzimmiy yaitu seorang kafir mu’ahad dari kalangan yahudi dan nashrani serta selain mereka dari orang-orang kafir yang tinggal di negeri Islam, dan mereka tetap bertahan dengan kekufuran mereka dengan syarat menunaikan jizyah (pembayaran) dan harus mengikuti hukum-hukum Islam secara duniawiyah (al-mawsu’ah al-fiqhiyyah al-kuwaitiyyah (7/120-121,141)).
Atau dia seorang musta’man (pemohon suaka, pent), yaitu orang yang meminta kepada kita keamanan (suaka) agar dapat masuk ke negeri kita untuk suatu keperluan yang dia butuhkan, maka apabila penguasa memberikan suaka kepadanya jadilah dia musta’man, sekalipun antara kita dengan negerinya sedang terjadi peperangan, atau dia seorang mu’ahad yaitu orang yang antara kita dengan negerinya sedang berlangsungnya perjanjian, perdamaian dan gencatan senjata, dan di sana ada orang kafir yang antara kita dengannya ada dakwah yang belum sampai sebelumnya hingga terjadinya peperangan, Alloh Ta’ala berfirman:
(وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ) [سورة التوبة : 6]
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” [Qs. At-Taubah: 6]
Dan dakwah kepada Islam ini sebelum (dikobarkannya) jihad; dimana didakwahkan kepada Islam atau jizyah dan jika menolak itu semua maka kita perangi dia, atau dia termasuk dari utusan para raja, maka mereka tidak dibunuh, telah shahih yang demikian dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Dan dalil atas haramnya darah seorang mu’ahad dan dzimmiy serta musta’man ialah riwayat yang berasal dari Abdulloh bin ‘Amr rodhiallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
«مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا»
“Barangsiapa membunuh seorang mu’ahad maka dia tidak akan mencium aroma surga, dan sesungguhnya aroma surga dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun”. [1]
Dari Shofwan bin Sulaim dari beberapa orang dari putra sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dari ayah-ayah mereka dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
«أَلآ مَنْ ظَلَمَ مُعَاهَدًا أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيْبِ نَفْسٍ -فَأَنَا حَجِيْجُهُ يَومَ القِيَامَةِ»
“Ketahuilah, barangsiapa berbuat aniaya kepada seorang mu’ahad atau mengurangi (hak) nya, atau membebaninya (dengan jizyah, pent) di luar kadar kemampuannya, atau mengambil darinya sesuatu tanpa kelapangan hati -maka aku adalah lawan debatnya di hari kiamat (nanti). “ [2]
~~~~~❃❃❃~~~~~
Catatan Kaki:
[1]  Dikeluarkan oleh Bukhori di dalam kitab al-jizyah, bab: dosa atas orang yang membunuh mu’ahad tanpa kejahatan, hadits nomer: (3166).
[2]  Dikeluarkan oleh Abu Daud di dalam kitab: al-Khoroj wal imaroh wal fai, bab tentang sikap dengan ahli dzimmah apabila berselisih dalam jual beli, hadits nomer:    (3052). Dan jahalah (tidak dikenal) yang ada di dalam sanad tidak merusak (nilai hadits), adapun jahalah pada sahabat maka jelas (yakni tidak berpengaruh, pent) adapun jahalah pada anak-anak sahabat maka mereka sekumpulan orang (banyak), dan periwayatan majhul (orang yang tdk dikenal) apabila jumlahnya banyak maka menjadi kuat, dan mereka adalah para putra sahabat maka ini lebih kuat lagi dalam masalah ‘adalah (keotentikan) mereka, sehingga hadits tersebut Hasan insya Alloh.
❃ ❃ ❃
Silsilah ‘Allamani Dieniy, DR. Muhammad Umar Bazemul hal. 16-18

SILSILAH: Agamaku Mengajarkanku… (Seri ke 11)

Bersama: DR. Muhammad bin Umar Bazemul حفظه الله تعالى
Bagian ke 11:
Agamaku Mengajarkanku: Menjaga pendapat orang banyak dalam perkara yang tidak menyelisihi syari’at Alloh Ta’ala; tidakkah Anda lihat kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang telah meninggalkan memerangi kaum munafikin dan menerima prilaku lahiriah mereka, sehingga tidak dikatakan: Muhammad telah memerangi para sahabatnya. Dari Jabir rodhiallohu ‘anhu beliau mengatakan: “Kami berperang bersama nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang telah berkumpul bersamanya dari kalangan Muhajirin hingga mereka menjadi banyak dan dikala itu dari kalangan Muhajirin ada seseorang yang suka bercanda, kemudian dia pun mengusir seorang dari kaum Anshor, maka Anshor itu pun marah dengan kemarahan yang hebat hingga mereka saling memanggil, dan berkatalah Anshor: wahai kaum Anshor  dan berkata pula Muhajir tersebut: wahai kaum Muhajirin. Maka keluar lah nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dan bersabda:
مَا بَالُ دَعْوَى أَهْلِ الجَاهِلِيَّةِ. ثم قال: مَا شَأْنُهُمْ؟
Mengapa kalian memanggil dengan panggilan jahiliyah. Kemudian beliau bertanya: ada apa dengan mereka?
Maka beliau pun diberitakan dengan kejadian pengusiran atas seorang Muhajir yang dilakukan oleh seorang Anshor, Jabir mengatakan: maka nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَعُوهَا؛ فَإِنَّهَا خَبِيثَةٌ.
Tinggalkan panggilan seperti itu; karena panggilan seperti itu adalah buruk.
Dan berkatalah Abdulloh bin ubay bin salul:
Bukankah kalian sudah mengajak bertikai dengan kami, sungguh jika kami telah kembali ke kota Madinah tentulah orang-orang yang mulia akan mengusir orang-orang yang rendah! Maka Umar pun berkata: apakah tidak kita bunuh wahai Rosululloh si busuk ini -kepada Abdulloh-? Maka Nabi shollallohu ‘alihi wa sallam bersabda:
لا يتحدث الناس أنه كان يقتل أصحابه.
“Jangan, nanti orang-orang akan mengatakan bahwa dia (Nabi) membunuh sahabatnya”. [HR. Bukhori di dalam kitab al-manaqib, bab: larangan dari seruan jahiliyah hadits nomer: (351), Muslim di dalam kitab al-Birr was shilah wal adab, bab: menolong saudara baik yang menganiaya maupun yang dianiaya, hadits nomer: (2584)]
Dan hukum munafik ialah dibunuh; karena Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam membenarkan (sikap) Umar Ibnul Khotthob rodhiallohu ‘anhu akan tetapi Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam (memilih) meninggalkan membunuh munafik ini; karena mengkhawatirkan madhorot dari perbuatan tersebut, dan menerima darinya apa yang ditampakkannya, dan ini merupakan siasat yang mengandung keridhoan dengan mengambil perkara yang teringan dari dua madhorot.
DAN PADA KEJADIAN INI ADA SUATU HAL YANG PENTINGyaitu menjaga pendapat keumuman orang, maka apa pendapat Anda tentang dunia yang di hari ini sudah menjadi seperti sebuah dusun kecil, dan apa yang dihasilkan oleh sebagian perbuatan kaum muslimin dari perbuatan yang mencoreng akan gambaran Islam dan muslimin!
❃ ❃ ❃
Kitab Silsilah ‘Allamani Dieniy, DR. Muhammad Umar Bazemul. Hal. 14-16

Rekaman Kajian Menganti-Cerme Gresik CD-06



01. Kitab Tauhid (Rasulullah menyayangi umatnya) Ustad Agus Su'aidi Assidawy
02. Kitab Tauhid (Sebagian umat ada yg terjatuh dalam kesyirikan) Ustad Agus Su'aidi
03. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 29 Ustad Abul Hasan Assidawy
04. Tafsir QS. Al Baqarah ayat 30-33 Ustad Abul Hasan Assidawy
05. Al Minzhaar (Qosidah2 Syirik) Ustad Abul Hasan Assidawy
06. Al Minzhaar (Larangan membangun kuburan) Ustad Muhammad Irfan Jombang
07. Al Minzhaar (Kesalahan2 dalam thaharah) Ustad Muhammad Irfan Jombang
08. Ushulus Sunnah (Iman dg adanya adzab kubur) Ustad Abu Sufyan Al Musy
09. Ushulus Sunnah (Iman dg adanya syafaat)Ustad Abu Sufyan Al Musy
10. Ushulus Sunnah (Iman dg adanya dajjal) Ustad Abu Sufyan Al Musy
11. Adabul Mufrod (Durhaka kepada kedua orang tua) Ustad Abul Hasan Assidawy
12. Adabul Mufrod (Durhaka kepada kedua orang tua)_2 Ustad Abul Hasan Assidawy
13. Adabul Muford (Durhaka kepada kedua orang tua)_3 Ustad Abul Hasan Assidawy
14. Minhajus Salikin (Bab Nafkah) Ustad Abu Sufyan Al Musy
15. Minhajus Salikin (Hak asuh anak) Ustad Abu Sufyan Al Musy
16. Minhajus Salikin (Kitab puasa) Ustad Abu Sufyan Al Musy
17. Durusul Muhimmah (Iman dg kitab2 Allah) Ustad Abdul Latif Surabaya
18. Durusul Muhimmah (Iman kepada Rasul2 Allah) Ustad Abdul Latif Surabaya
19. Durusul Muhimmah (Iman kepada Hari Akhir) Ustad Abdul Latif Surabaya
20. Durusul Muhimmah (Iman kpd Takdir)_01 Ustad Abdul Latif Surabaya
21. Durusul Muhimmah (Iman kpd Takdir)_02 Ustad Abdul Latif Surabaya
22. Tausyiah Jelang Ramadhan Ustad Abu Amr Assidawy
23. Tausyiah Ramadhan Ustad Abu Amr Assidawy