Firman Allah Subhanahu wata'ala: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At Taubah: 100)

Sabtu, 11 November 2023

๐Ÿ’ก๐Ÿ•‹ QUNUT NAZILAH UNTUK SAUDARA DI PALESTINA

๐Ÿ“ Apa arti qunut nazilah?

Kita hidup di lingkungan yang sangat mengenal apa itu qunut subuh. Bahkan mungkin ada yang belum mendengar bahwa ada jenis qunut lain selain qunut subuh. Yaitu qunut nazilah.

• Nazilah sendiri adalah situasi ketika musuh menyerang umat Islam; atau ketika ada situasi sulit yang terjadi pada umat Islam atau sebagian umat Islam. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 121-122].

• Adanya qunut nazilah didasari dengan sejumlah dalil. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 123-209]. Ini adalah madzhab Syafi‘i dan Hanbali.

• Qunut nazilah adalah qunut yang dilakukan pada saat terjadi nazilah.

• Hukumnya adalah sunnah. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 236].

• Qunut nazilah dilaksanakan pada shalat lima waktu. Ini madzhab Syafi‘i dan satu riwayat dalam madzhab Hanbali. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 247].

• Qunut nazilah juga bisa dilakukan pada shalat Jum‘at. Sebab shalat Jum‘at juga shalat, maka hukum yang berlaku dalam shalat lainnya juga berlaku untuk shalat Jum‘at.

Ini madzhab Syafi‘i; dipilih juga oleh Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 254].

• Dilakukan pada rakaat terakhir, setelah bangkit dari rukuk.

• Dilakukan oleh orang yang shalat sendiri ataupun shalat berjamaah. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 249].

Merespon atas apa yang sedang terjadi pada saudara-saudara kita kaum muslimin di Palestina yang mengalami penderitaan akibat serangan Israel, melalui Surat Edaran Kementerian Agama Republik Indonesia, Nomor SE 12, tahun 2023, kita umat Islam di Indonesia diimbau untuk melaksanakan qunut nazilah.

Yaitu doa yang dilakukan untuk kebaikan saudara-saudara kita di Palestina dan mendoakan keburukan bagi musuh mereka.

๐Ÿ“ Bagaimana lafazh doa qunut nazilah?

Tidak ada lafazh khusus yang mengikat untuk qunut nazilah. Karena nazilah berkaitan dengan musibah yang terjadi pada suatu waktu tertentu, jadi lafazh doa qunutnya pun menyesuaikan keadaan di saat tersebut.

Maka bisa membaca doa ini dalam qunut nazilah,

ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ู†َุฌِّ ุฅِุฎْูˆَุงู†َู†َุง ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ุงู„ْู…ُุณْุชَุถْุนَูِูŠْู†َ ูِูŠ ูَู„َุณْุทِูŠْู†َ ูˆَูِูŠ ูƒُู„ِّ ู…َูƒَุงู†ٍ.

ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุงุดْุฏُุฏْ ูˆَุทْุฃَุชَูƒَ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆْุฏِ ุงู„ْุบَุงุตِุจِูŠْู†َ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَู…َู†ْ ุดَุงูŠَุนَู‡ُู…ْ ูˆَุฃَุนَุงู†َู‡ُู…ْ، ูŠَุง ุนَุฒِูŠْุฒُ ูŠَุง ุฌَุจَّุงุฑُ.

ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู‡َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุณِู†ِูŠْู†َ ูƒَุณِู†ِูŠِّ ูŠُูˆْุณُูَ.

“Ya Allah, selamatkanlah saudara-saudara kami kaum mukminin yang tertindas di Palestina dan di setiap tempat.

Ya Allah, timpakanlah azab keras-Mu terhadap kaum Yahudi penjajah yang zalim, serta siapa pun yang mendukung dan membantu mereka, wahai Yang Maha Perkasa dan Maha Mengalahkan.

Ya Allah, jadikanlah azab-Mu atas mereka berupa paceklik berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di masa Nabi Yusuf.”

Doa di atas diambil dari makna yang terdapat pada satu doa qunut nazilah dari Rasulullah ๏ทบ. [H.R. Al-Bukhari (4560) dan Muslim (675)].

Juga bisa menutup doa ini dengan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad ๏ทบ. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 437-449].

ูˆَุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َู‰ ุฎَูŠْุฑِ ุฎَู„ْู‚ِู‡ِ ู†َุจِูŠِّู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ.

๐Ÿ“ Apakah bacaan qunut nazilah dibaca dengan jahr (dikeraskan)? Atau cukup dengan sirr?

Qunut nazilah dibaca dengan jahr, walaupun pada shalat yang sirr.

Hal ini dapat dilihat dalam dalil-dalil tentang qunut nazilah.

Selain itu, tujuan qunut nazilah ialah agar makmum juga turut serta mendoakan dengan cara mengaminkan qunut imam. Dan itu hanya dapat terlaksana jika imam mengeraskan bacaan qunutnya. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 258-260].

๐Ÿ“ Apakah mengangkat tangan ketika melaksanakan qunut?

Doa qunut dilakukan dengan mengangkat tangan. 

Dalilnya ialah hadits Abdurrahman bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: demi Allah, aku akan benar-benar memperhatikan apa yang dilakukan Rasulullah ๏ทบ ketika gerhana matahari.

ูَุฃَุชَูŠْุชُู‡ُ ูˆَู‡ُูˆَ ู‚َุงุฆِู…ٌ ูِูŠ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ุฑَุงูِุนٌ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ูَุฌَุนَู„َ ูŠُุณَุจِّุญُ ูˆَูŠَุญْู…َุฏُ ูˆَูŠُู‡َู„ِّู„ُ ูˆَูŠُูƒَุจِّุฑُ ูˆَูŠَุฏْุนُูˆ ุญَุชَّู‰ ุญُุณِุฑَ ุนَู†ْู‡َุง.

“Lalu aku pun mendatangi beliau, dan ternyata beliau sedang berdiri untuk menunaikan shalat dengan mengangkat kedua tangannya. Beliau membaca tasbih, tahmid, tahlil dan takbir serta berdoa hingga matahari bersinar kembali.” [H.R. Muslim (913)]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil bagi ulama madzhab kami yang menyatakan bahwa doa qunut dilakukan dengan mengangkat kedua tangan.” 
Syarah Shahih Muslim (6/307); lihat pula: Raf‘u al-‘Anut, hlm. 369-378. 

Mengangkat tangan ketika qunut juga amalan sejumlah sahabat nabi, seperti Umar bin Khatthab dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 377-378].

Tangan langsung diturunkan ketika selesai dari qunut. Tidak perlu mengusap wajah setelahnya. Karena tidak ada riwayat shahih dari Nabi ๏ทบ ataupun para sahabatnya tentang mengusap wajah setelah berdoa. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 450-458].

๐Ÿ“ Berapa lama qunut nazilah dilaksanakan? 

Jika qunut nazilah dilakukan karena suatu musibah yang telah terjadi dan selesai, maka dilakukan selama beberapa waktu. Bisa juga satu bulan, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah ๏ทบ terkait tragedi terbunuhnya para penghafal Al-Qurสผan dalam jumlah yang banyak. 

Sedangkan jika musibah yang terjadi terus berlangsung, maka qunut nazilah terus dilakukan sampai Allah subhanahu wa ta‘ala menghilangkan musibah itu dari umat Islam. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Rasulullah ๏ทบ saat beliau melakukan qunut untuk keselamatan umat Islam yang tertindas di Makkah sampai Allah menyelamatkan mereka. [Raf‘u al-‘Anut, hlm. 225].

๐Ÿ“ Penutup

Qunut nazilah adalah salah satu sarana kita dalam mendoakan kebaikan untuk saudara-saudara kita yang saat ini sedang terjajah di negerinya sendiri. 

Namun, doa kebaikan tersebut tentu tidak khusus dalam qunut. Mari kita memperbanyak doa kebaikan bagi saudara-saudara kita muslimin seluruhnya, dan terkhusus saudara-saudara kita di Palestina, di tiap waktu doa yang mustajab. Di dalam sujud, setelah shalat, antara adzan dan iqamah, tatkala safar, dan sebagainya. 

Sesungguhnya ini adalah tanda kesempurnaan iman seseorang. Di saat ia turut merasa sakit atas derita yang dirasakan oleh saudaranya muslim yang lain di mana pun berada. 

‎✍ https://t.me/nasehatetam/8509

Kamis, 02 November 2023

Palestina Saksi Keangkuhan Bani Israil



PALESTINA SAKSI KEANGKUHAN BANI ISRAIL

Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

Lembaran sejarah tak pernah sepi dari kesombongan Bani lsrail. Sejarah mereka demikian kelam. Pembunuhan, pembantaian, kezaliman, dan berbagai penodaan Bani lsrail terhadap norma kehidupan terus mengalir melintasi sejarah kehidupan anak manusia. 

Bukan hanya cerita-cerita masa lalu. Hari ini pun mata dunia menyaksikan kekejian mereka, terlebih kepada kaum muslimin. Bahkan saat anda membaca tulisan ini, tangan-tangan Bani lsrail masih berlumuran dengan darah segar kaum muslimin. Baitul Maqdis masih dalam teror Yahudi. Muslimin palestina masih terus dihujani timah-timah panas serdadu syaithan. Hasbunallahu wa ni’mal wakil.

Saat ini kita dalam keamanan, namun seringkali kita lupa nikmat tersebut, lupa nasib saudara kita yang terus dihantui rasa takut, derai air mata kesedihan pun terus meliputi hari-hari mereka, bersama darah-darah pengorbanan mereka yang tersimbah di Bumi Allah.

Wahai jiwa...., manakah doamu di tengah malam untuk saudara-saudaramu? Wahai jiwa..., manakah uluran tanganmu?

Memang mengherankan perkara Bani lsrail. Banyak anugerah nikmat kepada mereka. Allah banyak mengutus Nabi dan Rasul dari kalangan Bani lsrail, demikian pula kekuasaan dunia. Nabi Musa pernah mengingatkan nikmat-nikmat itu: 

ูˆَุฅِุฐْ ู‚َุงู„َ ู…ُูˆุณَู‰ٰ ู„ِู‚َูˆْู…ِู‡ِ ูŠَุง ู‚َูˆْู…ِ ุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ู†ِุนْู…َุฉَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฅِุฐْ ุฌَุนَู„َ ูِูŠูƒُู…ْ ุฃَู†ْุจِูŠَุงุกَ ูˆَุฌَุนَู„َูƒُู…ْ ู…ُู„ُูˆูƒًุง ูˆَุขุชَุงูƒُู…ْ ู…َุง ู„َู…ْ ูŠُุคْุชِ ุฃَุญَุฏًุง ู…ِู†َ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian, dan menjadikan kalian orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepada kalian apa yang belum pernah Dia berikan kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain." [Q.S. AI-Maidah: 20].

Mereka bukan kaum yang pandai bersyukur. Nikmat-nikmat itu justru dibalas dengan kedurhakaan dan kesombongan.

Saudaraku, jangan kau tanya tentang kesombongan mereka kepada manusia! Jangan kau heran mereka membusungkan dada di hadapan dunia! Di hadapan Allah, Rabbul 'alamin saja, mereka menyombongkan diri. Ayat-ayat Allah mereka rubah, mereka pelintirkan. Syariat Allah mereka sembunyikan. Perintah-perintah Allah mereka olok-olok. Nabi-nabi Allah mereka bunuhi. Padahal kenikmatan demikian banyak Allah limpahkan.

Sebelum diutusnya nabi terakhir -  Muhammad bin Abdillah ๏ทบ- mereka menyangka nabi itu dari Bani lsrail, keturunan Ya’qub bin lshaq bin Ibrahim ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…. Namun, ketika kebenaran terang di hadapan mereka, bahwa Nabi terakhir adalah dari bangsa Arab, keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…, hasad meliputi relung qalbu mereka. Kesombongan menyeruak dalam benak dan tingkah Iaku mereka. Mereka kufuri Khatamul Anbiya wal Mursalin, Muhammad ๏ทบ penutup para nabi dan rasul. 

Pembaca Qudwah yang saya cintai fillah, dalam surat Al Baqarah dan Al A'raf ada sepenggal peristiwa. Peristiwa yang juga bukti kesombongan Bani lsrail. Allah kisahkan agar dijadikan ibrah. Pada majelis ini, mari kita baca kisah tersebut dengan seksama. Semoga Allah merahmati dan memberkahi kita. Amin, Ya Mujibas Saailin.

Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ berfirman:

ูˆَุฅِุฐْ ู‚ُู„ْู†َุง ุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ู‡َٰุฐِู‡ِ ุงู„ْู‚َุฑْูŠَุฉَ ูَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู†ْู‡َุง ุญَูŠْุซُ ุดِุฆْุชُู…ْ ุฑَุบَุฏًุง ูˆَุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุจَ ุณُุฌَّุฏًุง ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง ุญِุทَّุฉٌ ู†َุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฎَุทَุงูŠَุงูƒُู…ْ  ูˆَุณَู†َุฒِูŠุฏُ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ (ูฅูจ) ูَุจَุฏَّู„َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ู‚َูˆْู„ًุง ุบَูŠْุฑَ ุงู„َّุฐِูŠ ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ْ ูَุฃَู†ุฒَู„ْู†َุง ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ุฑِุฌْุฒًุง ู…ِّู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَูْุณُู‚ُูˆู†َ (ูฅูฉ) 

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, 'Masuklah kalian (yakni Bani Israil-pen) ke negeri ini (Baitul maqdis), dan makanlah dari hasil buminya yang banyak lagi enak, di mana yang kalian sukai. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud (kepada Allah), dan katakanlah, 'Bebaskanlah kami dari dosa', niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kalian.

Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik’. Lalu orang-orang yang lalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang lalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.

[Q.S. Al-Baqarah: 58-59].

Kisah ini juga Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ firmankan dalam surat Al-A’raf: 

ูˆَุฅِุฐْ ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ُ ุงุณْูƒُู†ُูˆุง ู‡َٰุฐِู‡ِ ุงู„ْู‚َุฑْูŠَุฉَ ูˆَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู†ْู‡َุง ุญَูŠْุซُ ุดِุฆْุชُู…ْ ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง ุญِุทَّุฉٌ ูˆَุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุจَ ุณُุฌَّุฏًุง ู†َุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฎَุทِูŠุฆَุงุชِูƒُู…ْ  ุณَู†َุฒِูŠุฏُ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ (ูกูฆูก) ูَุจَุฏَّู„َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู‚َูˆْู„ًุง ุบَูŠْุฑَ ุงู„َّุฐِูŠ ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ْ ูَุฃَุฑْุณَู„ْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุฑِุฌْุฒًุง ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَุธْู„ِู…ُูˆู†َ (ูกูฆูข)

"Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani lsrail), ’Diamlah di negeri ini saja (Baitulmaqdis) dan makanlah dari (hasil bumi) nya di mana saja kalian kehendaki.' Dan katakanlah, ’Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kalian.‘ Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik.

Maka orang-orang yang lalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kelaliman mereka.

[Q.S. AI-A'raf: 161-162].

Untuk lebih memahami kisah dalam ayat-ayat di atas, sejenak kita menengok kembali ke beIakang, merunut sejarah Bani lsrail sebelum terjadinya peristiwa dalam ayat ini. 

BANI ISRAIL DI ZAMAN MUSA DAN HARUN

Bani Israil adalah kaum yang sangat tertindas di bawah cengkeraman Fir'aun. Mereka tertekan dalam kurun waktu yang cukup lama. Kepedihan hidup mereka banyak dikisahkan dalam ayat AI-Quran. Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ berfirman: 

ุฅِู†َّ ูِุฑْุนَูˆْู†َ ุนَู„َุง ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَุฌَุนَู„َ ุฃَู‡ْู„َู‡َุง ุดِูŠَุนًุง ูŠَุณْุชَุถْุนِูُ ุทَุงุฆِูَุฉً ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูŠُุฐَุจِّุญُ ุฃَุจْู†َุงุกَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَุณْุชَุญْูŠِูŠ ู†ِุณَุงุกَู‡ُู…ْ  ุฅِู†َّู‡ُ ูƒَุงู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُูْุณِุฏِูŠู†َ

Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka,  menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

[Q.S. Al-Qashshash: 4].

Tidak lama kemudian, diutuslah Musa, sebuah anugerah besar mereka rasakan. Allah selamatkan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun. Kisah Musa dan Fir'aun banyak Allah sebutkan dalam Al-Quran. Sejak kelahiran Musa, hingga Allah utus beliau menjadi salah satu ulul azmi dari rasul-rasuI-Nya. 

Laut merah terbelah, jalan terbentang di tengah ombak yang menjulang seperti gunung besar di antara sekian nikmat yang Allah berikan kepada Bani Israil. 

ูَุฃَูˆْุญَูŠْู†َุง ุฅِู„َู‰ٰ ู…ُูˆุณَู‰ٰ ุฃَู†ِ ุงุถْุฑِุจْ ุจِุนَุตَุงูƒَ ุงู„ْุจَุญْุฑَ  ูَุงู†ْูَู„َู‚َ ูَูƒَุงู†َ ูƒُู„ُّ ูِุฑْู‚ٍ ูƒَุงู„ุทَّูˆْุฏِ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ِ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." 

[Q.S. Asy-Syu’ara: 63].

Mereka selamat..., merdeka dari kezaliman Fir'aun. Adapun Fir’aun dan bala tentaranya, Allah tenggelamkan dengan sangat hina di Iaut merah. Nikmat ini Allah ingatkan dalam firman-Nya:

ูˆَุฅِุฐْ ู†َุฌَّูŠْู†َุงูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุขู„ِ ูِุฑْุนَูˆْู†َ ูŠَุณُูˆู…ُูˆู†َูƒُู…ْ ุณُูˆุกَ ุงู„ْุนَุฐَุงุจِ ูŠُุฐَุจِّุญُูˆู†َ ุฃَุจْู†َุงุกَูƒُู…ْ ูˆَูŠَุณْุชَุญْูŠُูˆู†َ ู†ِุณَุงุกَูƒُู…ْ  ูˆَูِูŠ ุฐَٰู„ِูƒُู…ْ ุจَู„َุงุกٌ ู…ِู†ْ ุฑَุจِّูƒُู…ْ ุนَุธِูŠู…ٌ (ูคูฉ) ูˆَุฅِุฐْ ูَุฑَู‚ْู†َุง ุจِูƒُู…ُ ุงู„ْุจَุญْุฑَ ูَุฃَู†ْุฌَูŠْู†َุงูƒُู…ْ ูˆَุฃَุบْุฑَู‚ْู†َุง ุขู„َ ูِุฑْุนَูˆْู†َ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ุชَู†ْุธُุฑُูˆู†َ (.ูฅ)

Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kalian dari (Fira'un) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepada kalian siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anak kalian yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak kalian yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhan kalian. Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untuk kalian, lalu Kami selamatkan kalian dan Kami tenggelamkan (Fira’un) dan pengikut-penglkutnya sedang kalian sendiri menyaksikan.” 

[Q.S. AI-Baqarah: 49-50].

PERINTAH MEMASUKI BAITUL MAQDIS

Setelah keselamatan itu, Allah perintahkan Bani Israil untuk memasuki Baitul Maqdis, sebagai sebab untuk meraih kemenangan yang Allah janjikan. Nabi Musa berseru:

ูŠَุง ู‚َูˆْู…ِ ุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุฃَุฑْุถَ ุงู„ْู…ُู‚َุฏَّุณَุฉَ ุงู„َّุชِูŠ ูƒَุชَุจَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุชَุฑْุชَุฏُّูˆุง ุนَู„َู‰ٰ ุฃَุฏْุจَุงุฑِูƒُู…ْ ูَุชَู†ْู‚َู„ِุจُูˆุง ุฎَุงุณِุฑِูŠู†َ

"Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian menjadi orang-orang yang merugi." 

[Q.S. Al-Maidah: 21].

Dalam ayat ini, dengan tegas Allah menjanjikan kemenangan. Ya, Allah janjikan kemenangan jika mereka mau memasuki Baitul Maqdis, berjihad. Dan sungguh janji Allah tidak akan luput. Tetapi, janji itu tidak mereka sambut. Mereka enggan menunaikan perintah jihad. Bahkan dengan seenaknya mereka suruh Nabi Musa untuk berjihad sendiri. Dan Iebih lancang lagi mereka perintah Allah juga untuk berperang!

Allahu Akbar..., di mana akal Bani lsrail? Betapa keji kalimat yang keluar dari mulut  mereka! Bayangkan, Allah memerintahkan mereka berjihad, namun justru perintah itu mereka kembalikan kepada Allah. Perhatikan ucapan mereka sebagaimana Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ kisahkan: 

ู‚َุงู„ُูˆุง ูŠَุง ู…ُูˆุณَู‰ٰ ุฅِู†َّุง ู„َู†ْ ู†َุฏْุฎُู„َู‡َุง ุฃَุจَุฏًุง ู…َุง ุฏَุงู…ُูˆุง ูِูŠู‡َุง  ูَุงุฐْู‡َุจْ ุฃَู†ْุชَ ูˆَุฑَุจُّูƒَ ูَู‚َุงุชِู„َุง ุฅِู†َّุง ู‡َุงู‡ُู†َุง ู‚َุงุนِุฏُูˆู†َ

"Mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua (yakni Engkau dan Allah - pen), sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja."

[Q.S. Al Maidah: 24].

Kasar dan sombong! Itulah mereka. Dengan sebab dosa inilah, Allah hukum mereka selama 40 tahun, terlantar di muka bumi.

ู‚َุงู„َ ูَุฅِู†َّู‡َุง ู…ُุญَุฑَّู…َุฉٌ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ  ุฃَุฑْุจَุนِูŠู†َ ุณَู†َุฉً  ูŠَุชِูŠู‡ُูˆู†َ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ  ูَู„َุง ุชَุฃْุณَ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู‚َูˆْู…ِ ุงู„ْูَุงุณِู‚ِูŠู†َ

"Allah berfirman, '(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." [Q.S. Al Maidah: 26]

PERINTAH BERJIHAD UNTUK MEMBUKA BAITUL MAQDIS TERULANG SEPENINGGAL MUSA

Dimasa Nabi Yusya‘ bin Nun, datang perintah kembali untuk berjihad membuka Baitul Maqdis. Perang berlangsung, di akhir hari Jum'at Allah limpahkan kemenangan atas Bani Israil. Bahkan dalam peperangan itu, Allah tahan Matahari untuk tenggelam di waktunya. Hingga kemenangan diraih Nabi Yusya' bersama Bani Israil.¹

Kemudian Allah perintahkan mereka memasuki Baitul Maqdis dengan tawadhu' kepada Allah, masuk dalam keadaan sujud kepada Allah, dan memohon ampun atas kedurhakaan mereka meninggalkan jihad di zaman Musa.

ูˆَุฅِุฐْ ู‚ُู„ْู†َุง ุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ู‡َٰุฐِู‡ِ ุงู„ْู‚َุฑْูŠَุฉَ ูَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู†ْู‡َุง ุญَูŠْุซُ ุดِุฆْุชُู…ْ ุฑَุบَุฏًุง ูˆَุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุจَ ุณُุฌَّุฏًุง ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง ุญِุทَّุฉٌ ู†َุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฎَุทَุงูŠَุงูƒُู…ْ  ูˆَุณَู†َุฒِูŠุฏُ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ

"Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masuklah kalian ke negeri ini (Baitulmaqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak, di mana yang kalian sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud (kepada Allah), dan katakanlah, 'Bebaskanlah kami dari dosa‘, niscaya Kami ampuni kesalahan- kesalahan kalian. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik.

[Q.S. Al Baqarah: 58]

Masuklah mereka ke Baitul Maqdis. Namun, rupanya di antara mereka ada kaum yang zalim, yang justru merubah firman Allah. Itulah yang Allah kisahkan dalam firman-Nya:

ูَุจَุฏَّู„َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ู‚َูˆْู„ًุง ุบَูŠْุฑَ ุงู„َّุฐِูŠ ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ْ ูَุฃَู†ْุฒَู„ْู†َุง ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุธَู„َู…ُูˆุง ุฑِุฌْุฒًุง ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَูْุณُู‚ُูˆู†َ

"Lalu orang-orang yang lalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang lalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.

[Q.S. Al-Baqarah: 59].


Dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 59 yang artinya, ”Lalu orang-orang yang Ialim mengganti perintah", dan firman-Nya dalam surat AI A'raf ayat 162 yang artinya, ”Maka orang-orang yang Ialim di antara mereka”, difahami bahwa tidak semua Bani Israil mengingkari perintah Allah itu. Masih ada di antara mereka yang shalih dan menetapi perintah-Nya:

ูˆَู…ِู†ْ ู‚َูˆْู…ِ ู…ُูˆุณَู‰ٰ ุฃُู…َّุฉٌ ูŠَู‡ْุฏُูˆู†َ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ูˆَุจِู‡ِ ูŠَุนْุฏِู„ُูˆู†َ

"Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan.

[Q.S. Al-A'raf: 159].

Adapun kaum yang zalim, mereka ubah perintah Allah. Sebagaimana Rasulullah ๏ทบ kisahkan dalam sabda beliau dari shahabat Abu Hurairah ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡:

ู‚ِูŠู„َ ู„ِุจَู†ِูŠ ุฅِุณْุฑَุงุฆِูŠู„َ ุงุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุจَ ุณُุฌَّุฏًุง ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง ุญِุทَّุฉٌ ูŠُุบْูَุฑْ ู„َูƒُู…ْ ุฎَุทَุงูŠَุง ูƒُู…ْ ูَุจَุฏَّู„ُูˆุง ูَุฏَุฎَู„ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุจَ ูŠَุฒْุญَูُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุฃَุณْุชَุงฺพِู‡ِู…ْ ูˆَู‚َุงู„ُูˆุงุญَุจَّุฉٌ ูِูŠ ุดَุนَุฑَุฉٍ

"Datang perintah Allah kepada Bani Israil, ’Masuklah kalian (ke dalam Baitul Maqdis) melalui pintu gerbangnya, sambil bersujud (kepada Allah), dan katakanlah, ’Bebaskanlah kami dari dosa’, pasti Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahan kalian,' (Al Baqarah: 58). Namun mereka memasukinya dengan merangkak menghadapkan pantat-pantat mereka seraya berkata, ’Habbah Fi Sya’rah’." [Muttafaqun ‘Alaihi].

Mereka diperintahkan untuk bersujud, tetapi mereka malah memberikan pantat mereka. Mereka diperintah untuk memohon ampun kepada Allah (dengan lafazh ’hiththah' sebagaimana dalam ayat), tetapi mereka merubah lafazh tersebut dengan 'Habbah Fi Sya'rah' atau dalam sebagian riwayat 'Hinthah' yang maknanya adalah biji gandum.

Tidak lama kemudian turunlah Azab Allah dari langit menimpa kaum yang zalim. Azab yang pedih. 

Mengenai jenis azab, banyak pendapat di kalangan ulama. Sebagian ahli tafsir berkata bahwa azab tersebut adalah kemurkaan dari Allah. lni adalah pendapat Abul Aliyah Ar-Riyahi ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡. Sebagian Iain mengatakan bahwa azab tersebut adalah penyakit Tha'un atau dingin yang sangat. Demikian kata Asy-Sya'bi 'Amir bin Syarahil, berdalil dengan sabda Rasulullah ๏ทบ dalam riwayat Imam Muslim dari shahabat Usamah bin Zaid ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง:

ุฅِู†َّ ฺพَุฐَุง ุงู„ْูˆَุฌَุนَ ุฑِุฌْุฒٌ ุฃَูˆْ ุนَุฐَุงุจْ ุฃَูˆْูŠَู‚ِูŠَّุฉُ ุนَุฐَุงุจٍ ุนุฐِّ ุจَ ุจِู‡ِ ุฃُู†َุงุณٌ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒُู…ْ

"Sesungguhnya penyakit ini -yakni Tha'un- adalah hukuman atau sisa dari azab yang Allah siksa dengan azab tersebut manusia sebelum kalian.

Apapun pendapat ahli Tafsir, tidak diragukan bahwa azab tersebut sangat pedih, setimpal dengan kekejian dan besarnya dosa yang mereka lakukan. Adapun jenis azab tersebut secara pasti hanya Allah yang mengetahui. Allahua'lam bishshawab.

RENUNGAN BEBERAPA FAEDAH KISAH 

1. Kerusakan di muka bumi termasuk berbagai macam penyakit, di antara sebabnya adalah dosa-dosa manusia. Seperti azab yang menimpa Bani lsrail ketika mereka merubah syariat Allah. Sebagaimana pula ditunjukkan dalam sabda Rasulullah ๏ทบ dalam riwayat Muslim tentang penyakit tha'un yang sebagian ulama mengaitkannya dengan kisah Bani lsrail. Allah ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ berfirman: 

ุธَู‡َุฑَ ุงู„ْูَุณَุงุฏُ ูِูŠ ุงู„ْุจَุฑِّ ูˆَุงู„ْุจَุญْุฑِ ุจِู…َุง ูƒَุณَุจَุชْ ุฃَูŠْุฏِูŠ ุงู„ู†َّุงุณِ ู„ِูŠُุฐِูŠู‚َู‡ُู…ْ ุจَุนْุถَ ุงู„َّุฐِูŠ ุนَู…ِู„ُูˆุง ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุฌِุนُูˆู†َ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [Q.S. Ar-Ruum: 41].

2. Di antara sifat buruk Bani lsrail, mereka adalah kaum yang berani dan suka merubah kalam Allah dan syariat-Nya. 

3. Besarnya dosa orang yang berani merubah kalam Allah, dan akibat buruk atas perbuatan tersebut berupa azab yang pedih. 

4. Kisah ini menunjukkan wajibnya merendahkan diri kepada Allah. Terlebih di saat memperoleh keberhasilan atau kemenangan dalam jihad fi sabilillah. Seringkali seorang ujub terhadap usaha yang dilakukan di saat keberhasilan dan kemenangan menyapa. Dalam kisah di atas, Allah perintahkan Bani Israil untuk memasuki Baitul Maqdis di saat datang kemenangan, dengan sujud kepada Allah dan memohon ampunan. Inilah hakikat ketundukan dan ketawadhuan kepada Allah.

Hal serupa juga Allah perintahkan kepada Nabi-Nya Muhammad ๏ทบ, Allah berfirman dalam Surat An-Nashr (yang maknanya), ”Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu Iihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat." 

[Q.S. An-Nashr: 1-3].

Inilah Rasulullah ๏ทบ, saat kota makkah beliau kuasai, beliau memasukinya dalam keadaan merendahkan diri di hadapan Allah. Tidak seperti layaknya hamba dunia yang memasuki negeri yang dikuasainya dengan kesombongan, memasuki negeri yang ditakIukkan dengan kepala menengadah dan dada yang terbusung. Rasul masuk dengan menundukkan kepala, merendahkan diri di hadapan Allah sampai hampir-hampir dagu beliau menyentuh pelana, seraya berdzikir, membaca kalam ilahi.

5. Dalam ayat-ayat di atas disebutkan beberapa sifat buruk Bani Israil selain merubah kalam Allah dan syariat-Nya. Yaitu, sombong kepada Allah, tidak beradab kepada nabi-nabi Allah, dan enggan untuk berjihad dan mengamalkan ilmu.

6. Apakah ghanimah (harta rampasan perang) halal bagi Bani Israil❓Sebagaimana dimaklumi, Rasulullah ๏ทบ mengabarkan bahwa ghanimah hanya dihalalkan untuk ummat Rasulullah ๏ทบ. Adapun apa yang disebutkan dalam kisah di atas, yang dihalalkan untuk Bani Israil saat menguasai Baitul Maqdis adalah sebagian dari ghanimah berupa makanan. Adapun emas, perak, senjata, dan semisalnya Allah haramkan atas umat terdahulu. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala utus api besar untuk membakar ghanimah tersebut setelah dikumpulkan.

Sumber || Majalah Qudwah Edisi 07 || t.me/majalah_qudwah || https://t.me/atsarid/2507